SIKAPI PENGHAPUSAN TENAGA HONORER
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Balikpapan akan menghapuskan tenaga honorer. Beberapa langkah tengah diambil sebelum penetapan pada 28 November 2023.
Kepala BKPSDM Balikpapan Sri Wahyuningsih mengatakan, sesuai surat dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Kemenpan-RB), pegawai di ruang lingkup pemerintah hanya ada pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) dan PNS.
“Terhitung 28 November 2023, sudah tidak ada lagi tenaga honorer atau biasa disebut naban. Sejak saat ini, kami telah menempuh berbagai langkah, mulai dari perekrutkan PPPK,” katanya.
Ia menyebutkan, saat ini pekerja honorer di lingkungan Pemkot Balikpapan berjumlah 6.000 orang. Namun, yang bisa ikut PPPK dan PNS sekitar 4.000 orang.
“Mereka yang tidak bisa ikut atau di luar dari 4.000 orang ini, tidak masuk kriteria atau kualifikasinya tidak sesuai dengan aturan Kemenpan-RB,” tuturnya.
Adapun, dari total 6.000 orang mayoritas tenaga guru, kemudian tenaga kesehatan.
Dengan kebijakan tersebut, maka tidak ada lagi istilahnya pegawai pemerintah kota non-PNS. Tapi, yang ada adalah pegawai pihak ketiga yang dipekerjakan di lingkungan pemerintah daerah. Mereka yang tidak masuk kualifikasi akan diarahkan ke pihak ketiga.
“Pola seperti ini sejatinya sudah diterapkan di beberapa pemerintahan. Seperti Pemkot Balikpapan, tenaga security dan cleaning service sudah lewat pihak ketiga,” bebernya.
Perempuan yang akrab disapa Yuyun ini menyampaikan, proses pendataan terhadap keberadaan tenaga honorer yang ada di lingkungannya masih dilakukan. Namun ia menegaskan, bahwa pendataan itu bukan mengangkat para tenaga honorer yang ada menjadi PPPK atau PNS.
“Deadline-nya itu tanggal 28 November 2023 kami sudah harus bisa menyelesaikan,” katanya.
Kalau mereka tidak lolos dalam proses seleksi tersebut maka akan tetap dipekerjakan sebagai tenaga outsourcing.
“Saat ini, sedang berlangsung seleksi PPPK untuk tenaga guru dan kesehatan. Pengumuman sudah kami sebar. Untuk itu kita mendapatkan formasi sebanyak 800-an, dan untuk guru sendiri itu 700-an,” tutupnya. (*)