Leisure
5 Destinasi Favorit Pelancong
5 Tourist’s Favourite Destination
Memiliki luas kawasan paling kecil di Provinsi Kalimantan Timur, Balikpapan dikenal dengan kekayaan alam yang memikat. Hutan mangrove, rimba tropis dengan penghuni yang eksotis, hingga pesisir pantai nan landai. Para pencari kesenangan menyukai kota ini karena koneksi yang mudah dengan akomodasi komplit. Dari sekian destinasi di Balikpapan, apa yang paling digandrungi wisawatan?
Balikpapan is known for its enchanting natural wealth, though having the smallest area. There are mangrove forest, tropical jungle, and sloping shore. Pleasure seekers love this city for it is easy to reach and comprehensive accomodation. Among all destinations in Balikpapan, which one is favored by tourists?
Pantai Manggar Segara Sari mungkin menempati urutan teratas daftar tempat wisata versi masyarakat Balikpapan. Pantai seluas 13 ribu meter persegi dengan hiasan pohon pinus di sepanjang tepinya, memang sangat dikenal oleh warga di empat wilayah. Selain Balikpapan, warga di Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara, sering menghabiskan libur mereka di kawasan ini.
Tentu saja mereka punya alasan untuk menyebut pantai di bagian timur itu menjadi salah satu favorit. Alasannya ini: Manggar mudah dijangkau, pasir putih yang lembut, ombak sedang, areal bermain luas, dan sederet keunikan sebuah pantai — plus, fasilitas cukup lengkap dan ramah kantong. Wajar jika pada hari-hari libur jumlah pengunjung Pantai Manggar bisa mencapai 20 ribu orang dalam sehari.
Selama tahun 2014, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Balikpapan mencapai 2,05 juta orang, atau rata-rata 166 ribu dalam sebulan. Dari angka itu, tercatat wisatawan mancanegara sebanyak 29 ribu orang. Jumlah itu tidak bisa dibilang kecil mengingat Balikpapan bukan termasuk daerah dengan kategori kota wisata nasional.
Segara Sari Manggar Beach has reached top list according to Balikpapan citizen. This 13.000 m2 beach is popular to citizen’s of Balikpapan, Samarinda, Kutai Kartanegara and Penajam Paser Utara. they are used to visit here.
There are many reasons why people love to visit here, such as it is easy to reach, soft white sands, modest waves, vast playing ground, plus complete facilities as well as affordable prices. That is the reason why its visitor can reach up to 20.000 persons per day.
In 2014, it is recorded that BÃ likpapan visitor reached 2.05 million or 166 thousand visitor per month. among them, there are 29thousand visitors from abroad. This is a large number, considering Balikpapan is not considered as national tourism destination.
Angka kunjungan yang mencapai tiga kali jumlah penduduk Balikpapan tersebut diperoleh dari penghitungan tiket retribusi masuk lokasi wisata, jumlah transaksi, dan metode lain yang bersesuaian.
Satu fakta mengejutkan diungkap Dinas Pariwisata Balikpapan. Manggar bukanlah tempat paling ramai dikunjungi wisatawan yang baru mengenal kota paling dicintai ini.
Dalam survei tahunan yang berlangsung sejak lima tahun lalu, Manggar hanya menempati posisi kedua. Lantas dimanakah lokasi wisata paling digandrungi wisatawan yang datang ke Balikpapan?
Berikut lima lokasi wisata favorit wisatawan versi Dinas Pariwisata selama tahun 2014, yang didasarkan pada jumlah pengunjung tahunan.
This data came from the ticket sales, transaction volumes and other appropriate methods.
Though, the tourism board stated something interesting, that manggar is not the most favourable place to visit.
From the latest yearly survey since 5 years ago, Manggar has only rank the second. then, which place rank the first?
These are the five favourites of tourist according to Tourism Boad in 2014, based on the number of tourists.
HUTAN MANGROVE
Wisata alam masih menjadi magnet bagi pelancong yang mengunjungi pemilik 52 persen wilayah untuk kawasan konservasi ini. Dari 2,05 juta wisawatan yang berkunjung tahun lalu, lebih dari 150 ribu orang menyaksikan keragaman di kawasan mangrove. Ada dua lokasi hutan mangrove yang menjadi tujuan wisata, yakni Mangrove Margomulyo di Kecamatan Balikpapan Barat dan Mangrove Center di Kecamatan Balikpapan Utara.
Masing-masing lokasi memiliki keunikan tersendiri. Mangrove Margomulyo dekat dengan pusat kota, mudah dijangkau dan bisa dinikmati tanpa transportasi air. Kawasan ini juga dilengkapi dengan gazebo untuk beristirahat, serta menara pengawas yang memperlihatkan seluruh kawasan.
Kawasan ini dilengkapi dengan jembatan kayu yang membelah hutan mangrove. Sejuk, segar dan alami. Jembatan yang membentuk trek sepanjang kurang lebih satu kilometer disediakan untuk pengunjung yang ingin mengetahui lebih dekat tentang tanaman mangrove, ataupun sekadar menikmati rerimbunan pohon dan ekosistem di dalamnya.
Mangrove Forest
Visiting mangrove conservation area has been a favourable activity to do. Here in mangrove conservation area, we had over 150 thousand people visiting this place. There are two conservation centers, which are Margomulyo Region in western Balikpapan and Mangrove Center in Nothern Balikpapan.
Each place has their own selling points. Margomulyo Mangrove Center is located by the downtown, easier to reach and we don’t need water transportation to reach it. It also has several gazebos as well as surveillance towers to monitor throughout the area.
It has a wooden pathway throughout the area. The one kilometer pathway is provided to visitors to see mangrove better, whether to understand deeper about mangrove or just enjoying the soothe, fresh feeling of Mangrove.
Jika cukup beruntung, kita bisa menyaksikan bekantan ataupun monyet yang tengah mencari buah mangrove. Belakangan hewan ini jarang dijumpai lantaran semakin ramainya pengunjung. Apalagi, banyak yang memanfaatkan keindahan mangrove untuk pemotretan prewedding.
Sementara di Mangrove Center, pengunjung tak akan menemukan trek sepanjang Margomulyo. Jembatan kayu hanya digunakan sebagai penghubung wisatawan menuju perahu bermuatan delapan orang. Memang, untuk menyusuri kawasan seluas hampir 150 hektare ini, harus menggunakan kendaraan air.
Mangrove center punya koleksi belasan jenis mangrove, tempat hidup bekantan dan monyet, juga burung yang hidup di hutan hujan tropis. Di sepanjang sungai juga masih hidup buaya muara, serta biawak. Dari sekian banyak penghuni kawasan ini, menunggu kehadiran pesut merupakan kegiatan paling menyenangkan sekaligus menegangkan.
Pesut atau lumba-lumba air tawar yang menjadi ikon provinsi Kalimantan Timur adalah hewan langka yang hampir punah. Namun berdasarkan laporan organisasi Mongabay, ikan ini masih bisa dijumpai di teluk Balikpapan, khususnya sepanjang aliran Sungai Wain menuju Magrove Center. Jumlahnya terus menyusut sebagai dampak pemanfaatan DAS untuk pembangunan.
Bagi masyarakat Jakarta, atau mereka yang pernah berkunjung ke Dunia Fantasi (Dufan) tentu tak asing dengan maskotnya. Nah, di sinilah kita bisa menyimak, bagaimana bekantan, yang menjadi maskot Dufan, mencari dan memberi makan anak-anaknya. Dengan keunikan dan keragaman yang ditawarkan, kawasan mangrove di Balikpapan menempati urutan kelima dari tempat wisata paling digemari.
Should we be lucky enough,we may see monkeys or bekantans in search of mangrove fruits, though it seems to be very rare since the increasing number of visitors to mangrove center. And sometimes, there are some people who take prewedding pictures here.
Meanwhile, in Mangrove Center in Nothern Balikpapan, there is a wooden bridge to take visitors to an 8-person-boat. We use the boat to cross this 150-ha area.
Mangrove Center has several types of mangrove, where bekantans, monkeys and birds live in. The river also inhabits crocodile and biawak. Among all inhabitants in Mangrove Center, pesut is the one animal visitor has been waiting to see.
Pesut, or freshwater dolphin is an animal reaching to extinction. It has been the mascot of Kalimantan Timur province. Citing from Mongabay organization reports, Pesut can only be found in Balikpapan Bay, along Wain River to Mangrove Center. The number of Pesut has been decreasing by years.
To Jakarta citizen or those who have visited Dunia Fantasi, they will recognize that bekantan is their mascot. In here, we can see them live. We will the life of bekantan, such as feeding their children. These uniqueness and diversity shall place mangrove in the fifth place of favourite tourism spot, won’t they?
KEBUN RAYA BALIKPAPAN | BALIKPAPAN BOTANICAL GARDEN
Kebun raya (botanical garden) ini terletak 15 kilometer arah utara Kota Balikpapan. Baru diresmikan tahun lalu, namun telah dikunjungi lebih dari 200 ribu orang dalam setahun. Kebun Raya Balikpapan mulai dibangun pada akhir 2005. Di awali dengan Pencanangan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Pusat Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya Bogor. Kawasan seluas 309,22 hektare ini ditetapkan sebagai Hutan Penelitian, Pengembangan, Pendidikan dan Latihan, bagian dari Hutan Lindung Sungai Wain.
Kebun Raya merupakan tempat di mana tumbuhan tumbuh dan dipertunjukan terutama untuk tujuan ilmiah dan pendidikan. Lokasi ini memiliki koleksi tumbuhan di alam terbuka dan rumah kaca. Ada juga fasilitas ruang belajar, laboratorium, perpustakaan, museum, dan tanaman percobaan (esiklopedia encarta). Jika ingin menyaksikan keragaman flora khas Kalimantan, Kebun Raya Balikpapan tempat yang dituju.
Sebagai pusat pendidikan dan pengenalan lingkungan, pengunjung kebun raya didominasi pelajar. Namun, jika Anda punya rencana untuk melakukan kamping, outbond atau kegiatan pembentukan karakter melakukan kegiatan outing, kawasan ini juga bisa menjadi pilihan.
Dinas Pariwisata Balikpapan menempatkan Kebun Raya Balikpapan pada posisi ke empat, lokasi wisata yang paling banyak dikunjungi.
Balikpapan Botanical Garden (BBG) is located 15kms from downtown. It was inaugurated last year, and has served 200 thousand visitors in 1 year. This botanical garden was built on late 2005, promoted by LIPI and government of Bogor. This garden was set as the forest of research, development, education and training as part of Sungai Wain Botanical Garden.
Botanical Garden is a place where plants grow and put into exhibition, purposedly for science and glass house. They have study room, lab, library, museum and encyclopedia Encarta. Should you be interested in seeing the diversity of Kalimantan vegetation, this is the place to go.
This place doesn’t only serve students to study here, but also, camps, outbound and character building activities.
Balikpapan Tourism Board has place Balikpapan Botanical Garden in the fourth place of favored tourism spot.
Pantai Melawai | Melawai Beach
SURPRISE! Pantai Melawai yang berada di pusat Kota Balikpapan adalah salah satu tujuan wisata paling disukai berdasarkan data Dinas Pariwisata. Pantai ini menawarkan keindahan matahari terbenam, wisata kuliner pedagang kaki lima dengan makanan khas dan nusantara, keramaian Pelabuhan Semayang, serta Pulau Tukung.
Jika Bali punya Tanah Lot, Pulau Tukung adalah versi paling sederhana. Pulau (atau karang) yang hanya ditumbuhi beberapa pepohonan ini adalah lokasi istimewa untuk obyek fotografi. Berjarak puluhan meter dari daratan, Pulau Tukung hanya bisa dinikmati beberapa jam saja, terutama ketika air laut sedang surut.
Waktu yang paling tepat mengunjungi Pulau Tukung adalah siang hingga sore. Sekitar jam 3 sore, air kembali naik, sehingga berbahaya untuk mendatangi lokasi. Ketika matahari mulai condong ke barat, saatnya Anda menyaksikan keajaiban alam. Matahari yang terbenam menuju horizon meninggalkan keindahan di sepanjang pantai.
Menjelang malam, saatnya menikmati kuliner melawai. Mulai dari kudapan lokal seperti pisang gapit, atau makanan berat layaknya seafood. Satu tips untuk Anda, jika mengunjungi tempat ini ada baiknya menyiapkan uang kecil untuk pengamen dan juru parkir.
It is a surprise to know that Melawai Beach gets in the list. The beach serves beautiful sunset, delicious local meals, the hustle bustle of Semayang Port as well as Tukung Island.
Tukung Island is the simpler version of Tanah Lot in Bali. The island is a special spot to take pictures. Located only a few meters from land, Tukung island is available for a few hours, especially when the waves subside.
The best time to visit Tukung Island is at noon and afternoon. It is because, in 3pm, the waves start to tide. When the sun reaches toward west, we need to prepare ourselves for the beautiful scene.
The sunset reaches horizon, leaving beauty throughout the beach. When night comes, it is time to enjoy its meals. We can have pisang gapit for snack, or directly have seafood for meal. We have to note to bring along small changes to give to parking man or street artists coming to us while dining.
Pantai Manggar | Manggar Beach
Tidak mengherankan jika pantai yang berada 20 kilometer timur Balikpapan ini menjadi salah satu destinasi paling disukai wisatawan. Kawasan Pantai Manggar telah dikenal sejak lebih dari 70 tahun silam. Sejarah merekam pantai ini menjadi basisi pertahanan utama Balikpapan pada era Perang Pasifik antara Jepang dan Sekutu.
It is fore-known if Manggar Beach is one of the favored destinations in Balikpapan. This area, 20km to eastern Balikpapan, has been known for more than 70 years. History stated that the beach was the main defence base for Balikpapan in Pasific War between Japan and Alliance forces.
Jepang menempatkan artileri berat dan benteng-benteng pertahanan untuk menghalau pendaratan tentara Australia. Sampai saat ini, beberapa peniggalan perang masih tersisa di beberapa lokasi, seperti meriam dan bunker-bunker pertahanan.
Saat ini Pantai Manggar lebih dikenal sebagai kawasan wisata keluarga. Dengan ombak yang sedikit lebih besar, banyak pengunjung memanfaatkan untuk olahraga air. Untuk melindungi mereka, ditempatkan penjaga pantai yang menyiapkan parameter. Keberadaan penjaga inilah yang juga membedakan Manggar dengan pantai-pantai lain di Balikpapan.
Pengunjung bisa menikmati permainan banana boat dengan membayar Rp25 ribu, atau kapal dengan kapasitas 8 orang cukup membayar Rp15 ribu. Motoris akan membawa kita mengelilingi pantai dengan pengamanan berlapis. Atau ingin menjajal adrenalin dengan paramotor? Cukup siapkan nyali dan uang sebesar Rp 250 ribu.
Bagi pengunjung yang lebih senang menikmati semilir angin sambil menatap pemandangan pantai, deretan pedagang kaki lima telah menyiapkan bangku dan tikar, lengkap dengan menu makanan. Sambil bersantai di bawah pohon pinus, kita bisa menyantap kuliner yang disajikan dengan harga mulai Rp10 ribu. Harga ini, sama dengan tikar yang Anda sewa.
Pantai Manggar berada di urutan kedua lokasi paling disukai. Bagaimana dengan Anda?
Japan landed heavy artilleries and defense fortress to expel Australian’s forces away from land. Up until now, there are several remains such as cannons and bunkers.
Nowadays, Manggar Beach is known as family vacation spot. Having modest waves, many people play water sports. To protect them, there are coast guard watching over them.
Visitors can enjoy banana boat by paying IDR25 K or taking a small boat of 8 person for IDR 15K each. Should you dare to challenge paramotor, prepare your guts and IDR 250K.
To those who wants to enjoy the wind breeze and the scenery, we can choose the spot, the carpet and the meal we want. All meals and carpetstarts form IDR 10K.
Manggar Beach has reached the second place, what about the first?
PASAR KEBUN SAYUR
And here we go! Bukan mal, bukan pantai dan bukan hutan belantara. Tempat wisata paling disukai dan paling terkenal di Balikpapan versi Dinas Pariwisata adalah pasar kerajinan Kebun Sayur. “Data ini memang mengejutkan, tetapi kenyataanya, selama bertahun-tahun Pasar Kebun Sayur adalah lokasi wisata yang paling disukai wisatawan, utamanya dari luar daerah,” kata Kepala Dinas Pariwisata, Oemy Facessly dalam perbincangan dengan Discover.
Ya, siapa tak kenal Kebun Sayur. Pasar tradisional yang terletak di Kecamatan Balikpapan Barat ini menjadi tujuan utama pejabat, pesohor, hingga wisatawan luar daerah. Mantan Ibu Negara, Ani Yudhoyono adalah salah satu pelanggan pasar cenderamata ini.
Bagi penggemar batu akik, Kebun Sayur ibarat nirwana. Segala jenis batu perhiasan bisa diperoleh di tempat ini. Meski berulang kali terbakar, kenyatannya pasar yang dibangun di era Presiden Soeharto itu tetap memiliki magnet kuat bagi pengunjung. Di sini kita bisa membeli oleh-oleh mulai harga Rp 2.500 hingga jutaan rupiah.
KEBUN SAYUR SHOPPING CENTER
And here we go! It is not mall, nor jungle to spot the first place of the most favored place to visit by Balikpapan Tourism Board. It is Kebun Sayur Shopping Center. It is a surprise, but it’s the fact stated by the board in their discussing with Discover. Many people from outside the city visit this place.
This shopping center is well-known for long. This is a main destination for government officials, celebrities, even wife of our expresident. She, Mrs Ani Yudhoyono visited this center. She bought souvenirs there.
To gemstone lovers, this shopping center is a heaven. We can get all kinds of gemstone as well as souvenirs here. The price starts from IDR 2500, and up to millions of rupiah.
Barang yang bisa dibeli mulai segala jenis batik Kalimantan, batu mulia dan perhiasan, pernak-pernik, hingga benda-benda kuno. Ada juga obat warisan suku Dayak, bedak dingin khas masyarakat Banjar dan Kutai, juga makanan tradisional dari berbagai daerah.
Yang menjadi daya tarik barangkali kawasan ini mudah dijangkau, bersih, lengkap dan tentu saja dengan harga bersahabat. Barang-barang cenderamata bisa ditawar. Keahlian menawar diperlukan untuk memperoleh barang bagus dengan harga miring. Berani mencoba? Atau barangkali, Anda punya penilaian tersendiri tentang lokasi wisata favorit di Balikpapan? Jangan sungkan untuk memberitahu kami melalui akun twitter @KotaBalikpapan. [*]
There are many souvenirs here, such as Batik Kalimantan fabrics, gemstones, jewelries, small stuffs until ancient stuffs. There are also Dayak Tribe traditional medicine, Banjar and Kutai local talk powder, as well as many traditional meals throughout the area.
The best point of this area is the ease to reach from downtown, clean, comprehensive and friendly-priced. You need to note that these prices are able to bargain with. You can bargain any items here. Therefore, are you dare enough? Or else, do you have anyting to ask for? Should there be question, please tell us on twitter @KotaBalikpapan [*]
Source : Majalah DISCOVER BALIKPAPAN Edisi 46 September 2015