Travel

5 Fobia Saat Travelling dan Cara Mengatasinya

Berikut ini lima fobia yang paling umum terjadi saat travelling dan saran praktis untuk mengatasinya.

Pada dasarnya, travelling memaksa kita untuk meninggalkan kenyamanan di rumah dan berani menghadapi segala sesuatu yang belum diketahui.

Banyak orang yang merasa cemas terhadap hal-hal yang akan ditemui selama travelling, dari pesawat terbang hingga kerumunan orang. Tapi tak akan ada waktu lagi untuk mengatasinya ketika hari-H travelling tiba. Jadi sebaiknya persiapkan diri Anda untuk mengatasi ketakutan dari jauh-jauh hari sebelumnya.

Berikut ini lima fobia yang paling umum terjadi saat travelling dan saran praktis untuk mengatasinya.

1. Thalassophobia (Fobia Laut)

Fobia laut bisa membuat traveler enggan berkunjung ke tempat-tempat di benua yang jauh (dalam beberapa kasus, penderita thalassophobia mengalami kecemasan akut saat terbang melintasi lautan), berlayar dengan kapal pesiar, atau sekedar bersantai di pantai.

Kecemasan itu bisa timbul dari berbagai hal, misalnya takut tergulung oleh ombak, terkena garam laut, atau bersentuhan dengan hewan-hewan laut.

Anda bisa mengatasi kecemasan itu dengan menghabiskan lebih banyak waktu berada di sekitar laut, dan memaksa diri untuk bersentuhan dengan air laut. Anda juga bisa mengajak teman untuk berenang di pantai atau bergabung dengan kelompok renang atau selancar dan mengikuti kegiatannya.

Bagi penderita akut, sebaiknya segera menjalani terapi dengan tenaga medis profesional yang secara khusus menangani kecemasan.

2. Aerophobia (fobia terbang)

Kecemasan Anda saat terbang bisa berasal dari klaustrofobia (fobia ketinggian) atau kehilangan kontrol. Menurut The New York Times, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada sekitar 40 persen traveler di dunia yang mengalami aerofobia.

Cara mengatasinya bervariasi dari yang cepat hingga intensif. Orang yang mengalami aerofobia akut dapat mengikuti terapi personal, menjalani pengobatan kecemasan, atau program berbasis terapi. Sedangkan bagi orang yang tak terlalu parah, ketakutan itu bisa diatasi dengan mengunduh aplikasi sederhana seperti Flying Without Fear dari Virgin Atlantic. Strategi lainnya yakni meditasi atau mengungkapkan ketakutan Anda pada awak kabin.

3. Zoophobia (fobia hewan)

Ada perjalanan wisata yang membuat kita harus bertemu dan berinteraksi dengan hewan-hewan, misalnya ke kebun binatang, menyaksikan kehidupan liar di taman nasional, atau menonton paus dan lumba-lumba.

Bagi traveler yang menderita zoophobia—fobia hewan—momen bertemu hewan menjadi saat-saat terberat dalam perjalanan. Terutama di destinasi terpencil seperti taman nasional, di sana, hewan-hewan lokal yang besar maupun kecil bisa muncul sewaktu-waktu tanpa peringatan.

Mungkin, kecemasan Anda akan berkurang jika menanamkan fakta ini dalam kepala: serangan hewan di seluruh dunia sangat jarang terjadi.

Misalnya jika Anda takut akan hewan predator yang hidup di laut, ingatlah bahwa menurut Animal Planet, peluang diserang hiu adalah satu berbanding 11,5 juta.

Terapi, tentu saja merupakan pilihan terbaik bagi orang yang ingin sembuh dari zoophobia.

4. Mysophobia (fobia Kuman)

Toilet umum, penyangga nampan di belakang kursi pesawat dan seprai hotel dapat menyebabkan kecemasan bagi traveler yang menderita mysophobia.

Beberapa orang mungkin akan melakukan tindakan berlebihan untuk mengatasinya. Tetapi sebenarnya, ada tips sederhana untuk tetap aman dari kuman: sering-seringlah mencuci tangan, minta ganti seprai tempat tidur hotel dengan yang baru kepada pelayan hotel (banyak hotel yang jarang mencuci seprai tempat tidurnya), dan yang paling penting, pastikan tempat tidur terbebas dari serangga sebelum Anda merebahkan diri di atasnya.

5. Enochlophobia (fobia kerumunan)

Saat travelling ke destinasi wisata populer, tentu saja kita tak bisa menghindari antrian panjang atau kerumunan orang, terutama saat high season. Bagi penderita fobia kerumunan, hal yang bisa dilakukan ialah dengan mengunjungi atraksi atau destinasi wisata populer di waktu orang belum banyak berdatangan, misalnya sesaat setelah buka atau sebelum tutup, pada hari biasa, atau ketika low season.

Tapi ada tempat yang penuh kerumunan dan kita tak bisa menghindarinya dengan tips di atas, misalnya di bandara atau stasiun. Hal yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi kecemasan ialah: Bernafas dalam-dalam, tenangkan pikiran, bicaralah hal-hal positif pada diri anda, menerima situasi, dan bersabar. Jika tiba-tiba muncul pikiran “Oh, tidak, bagaimana jika…” atau segala pemikiran negatif lainnya, segera hentikan. Jauhkan diri Anda dari pikiran-pikiran negatif.

Source : National Geographic Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Check Also
Close
Back to top button
.