Lifestyle

5 Tanda Kamu Harus Stop Mengeluh

Apa reaksi Anda jika dihadapkan pada situasi yang tak nyaman?

Misalnya: terjebak macet padahal ada janji rapat dengan klien, gaji telat ditransfer saat sedang sangat perlu uang, teman sulit bayar utang, bayi tetangga menangis terus saat jam tidur?

Sebagian orang akan mengeluh apabila dihadapkan pada kondisi yang tak nyaman. Wajar. Mengeluh itu manusiawi. Tapi apabila terlalu sering, akibatnya malah merugikan Anda sendiri.

Alih-alih mendapat solusi untuk masalah yang terjadi, orang yang kerap mengeluh secara terang-terangan malah bisa dinilai memiliki kepribadian yang negatif. Bahkan teman-teman di sekitar Anda bisa menjauh karena tak tahan mendengar keluhan Anda.

Menurut sebuah penelitian, mengeluh dianggap membawa dampak tak baik untuk kesehatan. Studi yang dilakukan Prof. Suzanne Segerstrom di University of Kentucky pada 2010 membandingkan pengaruh sikap optimistis dan pesimistis terhadap sistem kekebalan tubuh.

Hasil analisis menunjukkan, mahasiswa yang optimistis cenderung memiliki sistem imun yang lebih baik dibandingkan yang pesimis. Meski pengaruh sikap mental terhadap kekebalan tubuh sebenarnya cukup kecil, Prof Segerstrom menilainya cukup signifikan.

Nah, apakah Anda termasuk orang terlalu banyak mengeluh dan menularkan energi negatif ke sekitar Anda? Jangan yakin dulu bahwa Anda bukan tukang mengeluh sebelum mengecek tanda-tanda berikut ini:

1. Selalu melihat ada celah kelemahan

Biasanya keluhan muncul ketika menemukan suatu unsur negatif dibalik objek yang terlihat. Meski menurut kebanyakan orang objek tersebut sudah sempurna, orang yang suka mengeluh cukup lihai mengungkapkan pandangan ‘suram’nya.

2. Orang-orang di sekitar mulai mengingatkan sikap Anda

Keluarga dan teman-teman dekat merasa terganggu setiap kali Anda mengeluh. Kemudian tanpa bermaksud mengintervensi, mereka mencoba mengingatkan Anda. Dengan pertimbangan menjaga perasaan Anda, mereka melontarkan teguran secara candaan.

Tapi jika Anda sudah mengalami ‘sindroma’ tukang mengeluh yang akut, bukan tidak mungkin mereka akan memberikan peringatan secara terus terang. Di sinilah saatnya Anda perlu evaluasi diri.

3. Dijauhi orang-orang dekat

Jika mengalami orang-orang terdekat Anda mulai tak betah lama-lama menghabiskan waktu dengan Anda, ini bisa jadi salah satu pertanda Anda terlalu sering mengeluh. Untuk menghadapinya, coba saja menanyakan kepada mereka apakah hal ini benar.

Jangan segan pula untuk meminta pendapat mengenai bagaimana seharusnya sikap Anda. Lebih baik tahu persis masalah yang terjadi daripada hanya menginterpretasikan sendiri.

4. Hambatan vs tantangan

Ketika dihadapkan pada suatu permasalahan, bagaimana perspektif Anda? Apakah Anda merasa bahwa hidup merupakan tantangan demi tantangan yang perlu untuk ditaklukkan? Atau sebuah petualangan panjang yang dihiasi banyak sekali hambatan.

Cara Anda menentukan fokus pada suatu persoalan menjadi poin dasar yang menentukan apakah Anda menjadi pribadi yang rapuh dan suka mengeluh atau tidak.

5. Dikelilingi teman yang sama

Coba perhatikan siapa orang yang menjadi teman Anda. Apakah mereka tipe orang yang suka mengeluh ataukah orang yang memiliki kepribadian selalu bersemangat?

Ironisnya, orang kerap berpikir negatif tidak punya teman yang bisa menuntunnya ke ‘jalan yang benar’. Kecuali jika Anda memosisikan diri ingin berubah dan pelan-pelan memperbaiki kebiasaan Anda.

Source : Beritagar.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button
.