6 Zat Kimia Makanan yang Harus Kalian Ketahui
Nggak semua orang berhati-hati dalam membeli makanan dalam kemasan. Maklum karena banyak juga yang nggak tahu zat apa saja yang masuk dalam perut melalui makanan setiap hari. Asal enak dan kenyang, langsung aja disantap.
Begitu banyak makanan yang ditambah zat kimia atau bahan tambahan pangan (BTP) inilah yang membuat kamu kerap nggak lagi waspada. Parahnya, ada beberapa bahan kimia yang kini sudah digunakan hampir di seluruh makanan, termasuk makanan sehat seperti ikan atau beras.
Zat kimia apa saja yang berbahaya tersebut? Berikut beberapa zat kimia yang berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan yang perlu kamu waspadai, seperti yang dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Senin (13/4).
1. Nitrat
Zat ini biasa digunakan untuk mempertahankan warna dan aroma pada daging, ikan, berserta produk olahannya. Penelitian Harvard pada 2010 membuktikan 1,8 ounce asupan daging olahan per hari dapat meningkatkan risiko serangan jantung hingga 42 persen dan penyakit diabetes tipe 2 hingga 19 persen.
Penelitian yang menggunakan hewan sebagai hewan uji ini membuktikan nitrat mengakibatkan pengerasan pembuluh darah dan menurunkan toleransi pada gula. Menurut American Cancer Society, nitrat juga diketahui sebagai penyebab kanker pada hewan. Meski begitu, dampak buruk belum diketahui pasti apakah juga terjadi pada manusia.
Untuk menurunkan risiko terkena penyakit tersebut, sebaiknya hindari terlalu sering mengkonsumsi daging olahan seperti sosis, bacon, burger dan sejenisnya. Peneliti Harvard menyarankan, batasi konsumsi daging olahan cukup sekali seminggu untuk meminimalkan risiko.
2. Merkuri
Ketakutan pada merkuri menyebabkan banyak orang menolak konsumsi ikan laut. Karena merkuri umumnya terbawa oleh ikan laut. Padahal dengan kandungan asam lemak omega 3, hidangan ikan nggak layak untuk dijadikan ancaman bagi tubuh. Tapi nyatanya, merkuri menjadi racun yang paling berbahaya bagi tubuh, terutama anak-anak dan wanita hamil karena memberikan pengaruh yang sangat besar apabila jumlahnya banyak menumpuk di dalam tubuh.
Keracunan merkuri mengakibatkan kebingungan, minim koordinasi gerakan, berkunang-kunang, lemah otot, dan mengganggu perkembangan saraf pada anak. Environmental Protection Agency (EPA) memperingatkan, “Derajat paparan merkuri bergantung pada jumlah dan jenis ikan yang dimakan. Kunci penting kesehatan per individu bergantung pada pola konsumsinya masing-masing,” seperti yang dilansir brilio.net dari National Geographic Indonesia, Senin (13/4).
3. Bisphenol A (BPA)
BPA atau bisphenol A biasa ditemukan dalam makanan kaleng atau makanan kemasan plastik. Biasanya orang terkespos BPA melalui bukan karena makanan tapi justru dari kemasannya. BPA bisa bercampur pada makanan dan minuman saat makanan tersebut dipanaskan, BPA akan dilepaskan dan dapat mempengaruhi hormon hingga menyebabkan penyakit kanker.
Menurut National Institute of Environmental Health Sciences, BPA merupakan pengganggu endokrin dan berperan penting dalam mengganggu keseimbangan hormon, hingga menyebabkan kanker payudara dan prostat. BPA juga berperan dalam jumlah sperma yang rendah, masalah tingkah laku, obesitas, diabetes tipe 2, dan daya tahan tubuh yang lemah.
Menurut toksikologis Patricia Rosen, BPA menimbulkan ancaman kecil dalam jumlah sedikit. Namun paparan yang terus menerus akan meningkatkan faktor risiko. Sebagai pencegahan, Rosen menyarankan untuk membatasi konsumsi makanan kalengan dan tidak memanaskan hidangan dalam wadah plastik.
4. Arsenik
Di Amerika, arsenik ditemukan secara alami dalam air serapan tanah. Ketika arsenik anorganik dalam jumlah cukup besar masuk ke dalam air atau tanah pertanian, maka air yang diminum dan tanaman yang dihasilkan berbahaya bila dikonsumsi.
Menurut juru bicara American Academy of Nutrition and Dietetics, Heather Mangieri, arsenik dalam air sejauh ini belum menimbulkan masalah. “Populasi yang harus diawasi adalah mereka yang banyak mengkonsumsi nasi,” kata Heather.
Pengawasan ini dilakukan atas bayi yang makan sereal, vegan dengan sayurannya, dan penderita celiac disease yang tidak boleh terlalu banyak makan padi-padian. Tips menghindari arsenik bagi yang mengonsumsi beras adalah, pastikan beras sudah dicuci bersih dengan perbandingan saat memasak adalah 6 gelas air untuk 1 gelas beras.
5. Pewarna buatan
Pewarna buatan yang berbahaya umumnya yang bukan untuk makanan, tetapi diperuntukkan kepentingan lain, misalnya seperti tekstil. Harganya jauh lebih murah ketimbang pewarna makanan sehingga tidak sedikit orang yang menggunakannya.
Riset yang dipublikasikan The Lancet pada November 2007 menemukan adanya “efek yang merugikan” pada anak usia 3,8, dan 9 tahun dari minuman serta makanan yang menggunakan pewarna buatan. Riset yang dilakukan peneliti asal Southampton University ini menemukan, kecanduan pewarna buatan meningkatkan hiperaktivitas pada anak.
Sebuah meta-analysis yang diterbitkan American Academy of Child and Adolescent Psychology pada Januari 2012 juga menemukan adanya hubungan, antara pewarna buatan dengan ADHD (attention deficit hyperactivity disorder). Riset tersebut memperkirakan 8 persen anak dengan ADHD memiliki gejala yang berhubungan dengan pewarna makanan. Namun hasil ini masih membutuhkan riset lanjutan.
Untuk mencegah paparan pewarna buatan pada anak, orangtua sebaiknya membatasi makanan yang menggunakan pewarna. Akibat yang merugikan ini meyakinkan Eropa melalui Food Standards Agency, untuk melarang penggunaan sejumlah pewarna buatan antara lain Blue Dye No.1 dan Yellow Dye No.5.
6. Pemanis buatan
“Meskipun ada pendapat yang mengatakan bahwa pemanis buatan mampu membantu menurunkan berat badan, pendapat tersebut adalah salah besar,” kata pemimpin studi dari Purdue University, Susan E. Switchers, seperti yang dilansir brilio.net dari laman Times of India, Senin (13/4).
Sebuah studi yang dilakukan selama 20 tahun terhadap 120.000 pria dan wanita, yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine, menemukan bahwa orang yang meningkatkan konsumsi minuman manis meski hanya satu porsi per hari, dapat meningkatkan risiko penambahan berat badan dari waktu ke waktu. Sama halnya seperti pewarna buatan, pemanis buatan ini mengandung aneka bahan berbahaya seperti aspartame, sucralose, saccharin, dan acesulfame potassium yang bisa mempengaruhi kesehatan. Selain meningkatkan resiko penyakit diabetes dan obesitas, minuman manis seperti soda yang mengandung 240 kalori nggak bikin kamu merasa kenyang.
Nggak hanya itu, semua minuman ringan dan beberapa minuman olahraga umumnya mengandung pemanis yang dapat mengikis enamel gigi dan menyebabkan kerusakan gigi. Nah, selagi masih muda nggak mau kan gigi kamu udah rusak.
Tetap waspada dalam memilih makanan ya gaes!
Source : Brilio.net