Lifestyle

7 Kesalahan Membersihkan Rumah yang Bisa Membuat Anda Sakit

Rumahku, istanaku. Begitulah ungkapan rumah bagi setiap orang. Rumah merupakan tempat berteduh, beristirahat, dan menjalani kehidupan pribadi kita. Oleh karena itu, kebersihan rumah menjadi hal penting yang harus diperhatikan.

Setiap orang memiliki gaya masing-masing dalam hal membersihkan rumah. Namun, kadang-kadang orang menerapkan cara yang salah sehingga meningkatkan risiko sakit. Berikut beberapa kesalahan yang mungkin bisa Anda lakukan. 

1. Asal Pilih Produk Pembersih

Produk pembersih mengandung banyak bahan kimia yang ampuh membersihkan berbagai kotoran di rumah Anda. Namun, kadang-kadang Anda abai terhadap kandungan bahan kimianya karena tergiur harga dan klaim dari produk tersebut. 

Melansir Healthline, sebuah laporan baru-baru ini menemukan bahwa menggunakan pemutih sebagai pembersih seminggu sekali dapat meningkatkan risiko penyakit paru-paru obstruktif kronik atau PPOK hingga sepertiga kali lipat. Laporan itu bukanlah yang pertama menghubungkan bahan kimia pembersih dengan penyakit kesehatan.

“Senyawa pemutih, amoniak, atau amonium kuaterner (sejenis desinfektan), phthalate, dan banyak senyawa organik mudah menguap (VOCs) dalam produk pembersih umum semuanya telah dikaitkan dengan penyakit pernapasan, termasuk asma,” ujar Allen Rathey, Kepala The Healthy Facilities Institute.

Anne Steinemann, seorang profesor di The Universitas Melbourne di Australia, telah mempelajari bahan kimia produk pembersih yang biasa digunakan di rumah. Studinya yang diterbitkan dalam jurnal Air Quality, Atmosphere & Health pada 2016 silam menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga orang Amerika melaporkan efek buruk produk pembersih dan pewangi terhadap kesehatan. 

“Lebih dari sepertiga orang Amerika mengeluhkan penyakit seperti sakit kepala migrain, dan serangan asma, setelah terpapar produk pembersih, deterjen, dan penyegar udara,” tulis Steinemann.

Hal senada juga diungkapkan Ahmed Arif, seorang profesor epidemiologi di Universitas North Carolina Charlotte. Dalam penelitiannya, produk pemutih, pembersih toilet, dan beberapa pembersih kaca berkaitan dengan munculnya penyakit asma. Oleh karena itu, mulai dari sekarang Anda harus lebih cermat lagi dalam memilih produk pembersih.

2. Jarang Membersihkan Alat Vakum

Sebagian dari kita hanya membersihkan alat vakum ketika sudah penuh dengan kotoran. Padahal seharusnya alat penyedot debu itu dibersihkan secara teratur. Menurut ahli kebersihan yang bekerja di perusahaan pembersih rumah Fantastic Service, Ralitsa Prodanova, sebenarnya kuas dan bagian dalam alat vakum pada dasarnya merupakan pabrik kuman bergerak.

“Bakteri dan kuman berkembang biak dengan cepat di dalam alat vakum. Dan, ada penelitian yang menunjukkan bahwa 15 persen dari semua penyedot debu sebenarnya mengandung bakteri E. coli,” ungkap Prodanova.

Karena itu, ia menyarankan agar rajin membersihkan alat vakum, misalnya dengan membersihkannya dengan produk disinfeksi setelah selesai dipakai.

3. Mencoba Menghilangkan Jamur

Tidak ada yang ingin rumah mereka berjamur. Namun, bila Anda memilih membersihkannya dengan cara menggosoknya, itu juga merupakan tindakan yang keliru.

“Jamur hitam yang tumbuh di dinding yang lembap seringkali sangat beracun karena dapat mengirim spora ke udara – yang menyebar seperti virus,” kata Prodanova. “Menggosok jamur di dinding itu dapat menyebabkan masalah pernapasan dan bahkan berhalusinasi,” imbuhnya.

4. Jarang Mencuci Lap

Anda mungkin menggunakan lap untuk membersihkan berbagai noda, misalnya tumpahan teh, minyak, dan sebagainya. Biasanya Anda menunggu hingga lap itu benar-benar kotor baru meletakkannya di tempat cuci. Mungkin Anda harus mengubah kebiasaan Anda yang satu ini. Lap yang digunakan untuk membersihkan  sering lembap. Hal ini memungkinkan bakteri berkembang biak dengan cepat,” kata Prodanova seperti dilansir Mirror.

“Saya sarankan Anda menggantinya setiap hari dengan yang kering dan bersih. Atau cuci pada akhir setiap hari, sehingga siap digunakan lagi keesokan paginya,” imbuhnya. Ia menyarankan untuk melakukan rutinitas yang sama untuk sarung tangan oven.

5. Membiarkan Tutup Kloset Terbuka

Kamar mandi mungkin berkilau setelah dibersihkan dengan baik. Namun, itu semua akan sia-sia bila membiarkan tutup kloset terbuka ketika Anda menekan tombol flush.

“Setiap kali Anda menyiram toilet, partikel kotoran terlempar ke udara,” kata Prodanova. “Bio-aerosol ini bisa sangat berbahaya, dan udara mudah terkontaminasi oleh virus dan bakteri.”

Prodanova menambahkan, partikel-partikel berbahaya ini dapat bertahan di udara selama sekitar 30 menit dan, yang mengkhawatirkan, penelitian telah menunjukkan bahwa E. coli dan norovirus dapat ditularkan dengan cara ini.

6. Mencuci Talenan dengan Asal

Jangan berasumsi bahwa mencuci talenan Anda dengan cairan pembersih bisa membuatnya terbebas dari kuman dan bakteri. “Pada dasarnya, talenan sebagai alas memotong akan meninggalkan bekas pada permukaannya. Bekas ini bisa berbentuk robekan berupa celah-celah kecil atau dalam yang dapat menampung semua jenis kuman jahat, tidak terlihat oleh mata telanjang,” ujar Prodanova.

Source : https://cantik.tempo.co

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button
.