8 Tips Mudah untuk Meningkatkan Kemampuan Memori Anda, Menurut Sains
Banyak faktor yang menjadi penyebab seseorang menjadi pelupa. Beberapa di antaranya adalah genetika, umur maupun masalah kesehatan yang berdampak kepada otak. Namun, ada juga faktor yang bisa dikendalikan, seperti diet dan gaya hidup.
Untuk mencegah otak jadi pelupa, Anda bisa melakukan hal-hal di bawah ini:
1. Melatih otak
Sama seperti otot, otak juga perlu latihan agar bisa tetap sehat. Sebuah percobaan yang dipublikasikan dalam jurnal PloS One menemukan bahwa melakukan aktivitas latihan otak selama 15 menit setidaknya lima hari dalam seminggu dapat meningkatkan fungsi otak.
Memori kerja, memori jangka pendek dan keterampilan memecahkan masalah kelompok yang rajin melatih otak ditemukan lebih baik dibandingkan dengan kelompok yang hanya memainkan teka-teki silang.
2. Olahraga
Olahraga fisik mempunyai efek langsung kepada kesehatan otak. Sebuah penelitian dalam Journal of Exercise Rehabilitation menyebutkan bahwa olahraga yang teratur dapat mengurangi risiko penurunan kognitif seiring bertambahnya usia dan melindungi otak dari degenerasi.
Hasil studi pada tahun 2017 juga menunjukkan bahwa latihan aerobik dapat meningkatkan fungsi otak kepada orang penderita Alzheimer dini. Olahraga aerobik yang dapat dilakukan adalah jalan cepat, berlari, mendaki gunung, berenang dan menari.
3. Meditasi
Meditasi penuh bisa membantu Anda untuk meningkatkan memori. Penelitian tahun 2018 mencatat bahwa meditasi dapat meningkatkan fungsi otak, mengurangi degenerasi otak, serta membantu meningkatkan memori kerja dan memori jangka panjang.
Para peneliti melakukan observasi pada otak orang-orang yang secara teratur melakukan meditasi dan tidak. Hasilnya, kebiasaan untuk bermeditasi dapat menyebabkan perubahan jangka panjang pada otak, termasuk meningkatkan plastisitas otak atau kemampuan otak melakukan reorganisasi dalam bentuk adanya interkoneksi baru pada otak.
4. Istirahat yang Cukup
Tidur merupakan suatu hal yang penting untuk kesehatan otak. Siklus tidur yang terganggu dapat menyebabkan gangguan kognitif karena tidur berguna untuk menciptakan ingatan.
Oleh karena itu, sebaiknya waktu istirahat Anda tercukupi, yakni 7-9 jam per hari, sehingga bisa membantu sel-sel di otak untuk membentuk dan menyimpan memori-memori jangka panjang.
5. Mengurangi asupan gula
Makanan yang memiliki kadar gula tinggi memang enak pada awalnya, akan tetapi hal ini dapat membuat daya ingat Anda berkurang. Penelitian dasar tahun 2017 yang dilakukan dengan model hewan menemukan bahwa diet tinggi gula meningkatkan risiko penyakit Alzheimer.
6. Menghindari diet kalori tinggi
Peneliti mencatat bahwa diet berkalori tinggi dapat merusak memori, selain menyebabkan obesitas.
Pengaruh kalori dapat dilihat dalam sebuah studi dari tahun 2009 yang mengamati apakah membatasi kalori dapat meningkatkan daya ingat. Peserta wanita dengan usia rata-rata 60,5 tahun mengurangi asupan kalori mereka sebesar 30 persen. Hasilnya menunjukkan bahwa penguangan kalori dapat menyebabkan peningkatan signifikan dalam skor memori verbal.
7. Meningkatkan kafein
Kafein dari kopi atau teh hijau membantu untuk meningkatkan memori,
Sebuah studi pada tahun 2014 menemukan bahwa mengkonsumsi kafein dapat membantu untuk meningkatkan seberapa baik otak partisipan dalam menyimpan memori jangka panjang. Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi 200 miligram kafein memiliki skor yang lebih baik pada tes otak dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi kafein.
Kafein juga dapat meningkatkan daya ingat jangka pendek. Sebuah studi di Frontiers in Psychology menemukan bahwa mengkonsumsi kafein di pagi hari dapat meningkatkan daya ingat jangka pendek orang dewasa muda.
8. Memakan cokelat hitam
Makan cokelat hitam ternyata bisa meningkatkan daya ingat seseorang. Hasil penelitian 2011 menunjukkan bahwa flavonoid kakao, yang merupakan senyawa aktif dalam coklat membantu meningkatkan fungsi otak.
Para peneliti mencatat flavonoid kakao meningkatkan alirah darah ke otak, dan orang-orang yang memakan cokelat hitam dengan kandungan kakao minimal 72 persen memiliki kinerja yang lebih baik dibanding mereka yang tidak. (Farren Sahertian)
Source : https://sains.kompas.com