Apa Dan Bagaimana Praktik Mindfulness
Belakangan istilah mindfulness mulai populer. Konon, praktik mindfulness adalah salah satu kunci menghindari dan mengatasi rasa cemas, pun stres.
Apa itu mindfulness? “Mindfulness adalah memusatkan perhatian sedemikian rupa, menghayati apa yang sedang Anda lakukan, tanpa melakukan penilaian,” kata psikolog dan penulis Rewire Your Brain For Love, Marsha Lucas, Ph.D, dikutip Psych Central.
Nah, apakah Anda sudah mempraktikkannya dalam keseharian? Atau contoh di bawah ini terdengar lebih familier?
Anda bangun karena alarm, bergegas ke kamar mandi. Satu tangan menyikat gigi, tangan lain pegang ponsel. Pikiran Anda pun melayang ke surel, padahal tubuh belum sepenuhnya bangun.
Selesai bersiap, Anda sarapan, tanpa benar-benar merasakannya. Mengapa? Karena pikiran Anda melayang ke rapat atau presentasi yang sudah dipersiapkan sejak semalam.
Ini biasanya berlanjut seharian, dari satu aktivitas ke aktivitas lain sejak bangun sampai kembali tidur. Anda terhanyut dalam pikiran dan segala kesibukan.
Mindfulness atau kesadaran diri akan momen di depan mata layaknya pelampung, dapat menolong Anda agar tidak terhanyut akibat derasnya arus pikiran.
Praktik mindfulness
Mempraktikkan mindfulness berefek sama dengan meditasi. Hanya saja, Anda tak perlu duduk diam memejamkan mata sambil mengatur napas.
Mindfulness adalah meditasi yang bisa Anda sisipkan dalam aktivitas sehari-hari. Demikian dikutip Huffington Post. Beberapa pakar dikutip Psych Central dan Tiny Buddha memberi cara mempraktikkan mindfulness dalam keseharian.
1. Latih mindfulness dalam aktivitas sehari-hari. Jangan memulai hari macam pesawat dalam mode auto-pilot. Kata penulis The Mindful Manifesto, Ed Halliwell, Anda bisa mempraktikkannya saat mandi, jalan ke kantor, makan, dan lain-lain. “Anda bisa merasakan rutinitas itu ternyata lebih menyenangkan dan menarik,” ujar Halliwell.
2. Praktik dimulai sejak Anda bangun tidur. “Ini membantu Anda menyetel sistem saraf untuk kegiatan sepanjang hari, meningkatkan kemungkinan munculnya momenmindful lain,” ujar Lucas. Mulailah aktivitas saat Anda merasa sudah siap dengan sikapmindful.
3. Perhatikan, jangan dipikirkan. Bayangkan Anda adalah murid yang baru belajar melakukan sebuah aktivitas untuk pertamakalinya. Jangan menilai, memberi label, atau terlalu memikirkan apa yang Anda lakukan.
4. Gunakan kelima indera yang Anda miliki. Mindfulness berarti benar-benar merasakan apa yang sedang terjadi. Seperti apa aromanya, rasakan dengan tangan, bagaimana tekturnya, dengarkan dengan saksama.
5. Jika pikiran membelandang, itu pertanda baik. “Memiliki otak yang sibuk adalah aset,” Lucas berujar. Coba cek napas, diam sejenak dan atur napas kembali. Rasakan betul udara masuk, dan keluar. Ini akan mengembalikan Anda ke momen yang sedang terjadi.
6. Ada hal yang terus mengganggu pikiran? Satu trik yang biasanya berhasil adalah menuliskannya. Biasanya pikiran bisa sedikit rileks, karena Anda tahu Anda bisa melihat tulisan itu lagi lain waktu.
7. Cari sebuah benda atau aktivitas sebagai pengingat untuk kembali ke modus mindful.Misal, saat minum teh di pagi hari, atau ketika Anda berkaca sambil mencuci tangan.
8. Latih mindfulness secara singkat. Menurut Lucas, otak kita merespon rentetan aksimindful. Sikap mindful beberapa kali sehari lebih membantu daripada sesi panjang, bahkan semacam retret akhir pekan. Standar 20 menit bisa dipakai, namun memulai dengan beberapa menit sehari juga bisa dilakukan.
9. Meditasi membantu Anda untuk mempraktikkan mindfulness tanpa harus berusaha keras. “Cara terbaik untuk menumbuhkan mindfulness dalam hidup sehari-hari adalah belajar meditasi,” Halliwell berujar.
Tak perlu menganalisa pengalaman mempraktikkan mindfulness. Anda hanya harus mencobanya terus setiap hari.
Source : Beritagar.id