News

Arief Yahya Buat Rumus Baru untuk Kembangkan Pariwisata Indonesia

Bali sejak lama menjadi magnet pariwisata di Indonesia. Namun keindahan alam dan budaya di banyak daerah di Tanah Air, tak kalah dengan Pulau Dewata. Pemerintah pun menyiapkan 10 destinasi wisata atau ’10 Bali Baru’ untuk menggenjot jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).

Sepuluh destinasi wisata itu adalah Danau Toba (Sumatera Utara), Belitung (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (Jakarta), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Gunung Bromo (Jawa Timur), Mandalika Lombok (Nusa Tenggara Barat), Pulau Komodo (Nusa Tenggara Timur), Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara).

“Kalau membangun destinasi (wisata) itu kita pakai rumus 3 A. Yang pertama Atraksi, kedua Akses, dan nomor tiga adalah Amenitas atau fasilitas di sana,” ucap Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya saat berbincang di Studio Liputan 6, SCTV Tower, Senayan City, Jakarta, belum lama ini.

Soal Atraksi tak ada keraguan. “Menurut World Economic Forum (WEF), keindahan dan budaya kita (Indonesia) selalu top 20 di dunia,” imbuh Arief.

Namun kelemahan Indonesia saat ini adalah soal akses. “Oleh karenanya di 10 destinasi ini kita akan sediakan infrastruktur, terutama penerbangan langsung ke destinasi ini dari mancanegara,” beber Arief.

Sedangkan Amenitas, menurut Menpar Arief, akan dibangun pihak swasta. “Kalau infrastruktur akan dibangun pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perhubungan,” papar Arief.

Selain itu, Arief mengungkapkan mengenai target kunjungan wisatawan mancanegara. “Target 20 juta wisman pada 2019. Sedangkan tahun ini diprediksi mencapai 12 juta yang berarti tumbuh sekitar 20 persen dibanding tahun lalu.”

Bila semua target itu tercapai, Menpar Arief optimistis sektor pariwisata dapat menjadi penyumbang devisa terbesar di atas migas (minyak dan gas) serta batu bara.

“Jadi kita proyeksikan US$ 25 miliar dan kita harapkan pariwisata menjadi penyumbang devisa terbesar di atas migas dan batu bara…Karena pariwisata itu semacam ekspor,” sebut Arief.

Source : Liputan 6

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button
.