PERKEMBANGAN Kota Balikpapan tampak dari banyak sisi, termasuk menggeliatnya infrastruktur di kota ini. Penting bagi kita — penduduk kota maupun wisatawan — untuk tahu apa saja proses pembangunan itu. Tidak dengan tiba-tiba sebuah infrastruktur berdiri, karena selain melewati perencanaan panjang, juga anggaran yang tidak sedikit.
Pemerintah Kota Balikpapan terus menggencarkan fasilitas, sarana dan prasarana penunjang yang baru, maupun memperbaiki yang sudah ada. Balikpapan, seperti pernah diulas media ini, yang dulu hanya dikenal sebagai hutan, terus bertransformasi menjadi salah satu kota mini metropolitan Indonesia.
Pesatnya pembangunan ditunjang semakin meningkatnya nilai investasi. Dari 2011 sampai 2015, nilainya tak kurang dari Rp 33 triliun. Jika pada 2011 hanya senilai Rp 9,2 triliun, tahun 2015 tercatat Rp 42,6 triliun.
Majalah Discover mereview sejumlah pembangunan di Balikpapan, sebagian sudah berjalan, sebagian lain matang dalam perencanaan dan beberapa sampai pada tahap uji kelayakan.
Terdiri dari beberapa sektor; pengembangan fasilitas, sarana dan prasarana destinasi wisata, pengembangan sektor akomodasi dan pusat perbelanjaan, sistem transportasi kota, fasilitas olahraga dan lainnya.
*) Oleh: Harry F Darmawan
I) PARIWISATA POTENSIAL
A. PENGEMBANGAN KAWASAN MANGGAR
Pantai Manggar adalah destinasi wisata favorit di Balikpapan. Dengan ombak yang sedikit lebih besar dibanding pantai lainnya, Pantai Manggar relatif cocok untuk kegiatan olahraga air.
Secara umum, akses jalan menuju Pantai Manggar sudah cukup baik. Kawasan wisata ini bisa dijangkau dengan alat transportasi apapun. Jarak antara pantai dengan pusat kota hanya terpaut 9 kilometer dari Bandara Sepinggan.
Sebagai objek wisata alam, kawasan Manggar akan dikembangkan ke arah wisata bahari. Skenario pengembangan kawasan ini adalah Manggar: Exotic Water & Park Resort. Ini artinya, kawasan wisata pantai, taman rekreasi tematik bertema air, dan area jalur hijau rekreasi (taman) akan berpadu, dilengkapi fasilitas perkotaan dalam satu hamparan kawasan.
Rencana peruntukan lahan dan pengembangan blok-blok kawasan ditetapkan mengacu pada konsep tematik yang dikembangkan dari skenario besar kawasan sebagai “Exotic, Water Park Resort”, terbagi dalam beberapa blok, di antaranya:
Blok A : Wisata Pantai Manggar
Ini adalah blok yang sudah eksis saat ini. Blok ini tetap dipertahankan sebagai wisata pantai dan diperuntukkan bagi pengunjung untuk aktivitas surface dan littoral activities.
Blok ini akan berkembang menjadi area komersial bernama M-Walk (Manggar Walk), yaitu area komersial yang menerapkan konsep pedestrianisasi, di mana ruang luar menjadi kekuatan utama kegiatan di area ini.
Blok B : Taman Rekreasi Tematik Manggar
Blok ini akan berfungsi sebagai taman rekreasi tematik. Pada areal ini, pusat aktivitas dan fasiitas rekreasi yang dibangun secara permanen tetap memperhatikan karakteristik arsitektur lokal. Blok ini terbagi menjadi 2 zona, yakni Zona Manggar Water World yang hanya bertema permainan air, serta Zona Manggar Fantasy World yang menggunakan permainan teknologi.
Blok C : Visitor & Entertainment Centre Lamaru
Skenario pengembangan blok ini adalah sebagai pusat informasi wisata, baik kawasan Manggar, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur maupun Pulau Kalimantan secara umum. Blok ini dilengkapi fasilitas hiburan yang berkaitan dengan acara-acara penyambutan wisatawan seperti panggung atraksi, tari-tarian selamat datang.
Blok D : Kalimantan Miniatur Park
Pengembangan taman rekreasi tematik yang menyuguhkan atraksi wisata berupa taman miniatur kebudayaan, baik berupa bangunan arsitektur, peralatan hidup, perlengkapan adat dan lain sebagainya. Blok ini juga akan dilengkapi dengan akomodasi wisata seperti homestay.
Blok E : Teritip Riverside Park
Fasilitas dan kegiatan wisata Internasional yang dilengkapi dengan fasilitas pendukungnya akan dikembangkan di blok ini. Dikembangkan pula area kuliner dengan sajian utama menu barat dan seafood.
Blok F: Mulawarman Commercial Park
Blok ini akan berfungsi sebagai pendukung fasilitas jasa komersial yang berada di jalan Mulawarman. Fasilitas perumahan akan ditempatkan pada kantong-kantong blok di belakang kavling komersial. Fasilitas ruang terbuka hijau akan ditempatkan di daerah yang berhadapan langsung dengan jalan internal kawasan.
Blok G: Kampung Nelayan Manggar
Diperuntukkan bagi para nelayan yang berada di tepi Sungai Manggar Besar. Keberadaan kampung nelayan dipertahankan karena akan memperkaya atraksi dan kegiatan wisata di Pantai Manggar. Selain wisata budaya, bermukim di kampung nelayan, wisatawan juga dapat menikmati wisata kuliner di blok ini.
B. BENDUNGAN TERITIP
Bendungan ini dibangun tidak hanya untuk memenuhi pasokan air warga Balikpapan dan sebagai wadah penampung air hujan, tapi juga sebagai destinasi wisata baru. Terletak 2 km dari jalan poros Jl. Mulawarman, Bendungan Teritip dibangun di atas lahan seluas 300 hektare.
Bendungan dengan proyek konstruksi gabungan antara APBN dan APBD ini ditargetkan rampung pada 19 Desember 2016 dari sejak pertama kali dibangun pada 24 Februari 2014 lalu.
Dari segi wisata, bendungan ini menghadirkan pemandangan asri hutan yang masih alami dan perkebunan karet di sekelilingnya. Udara segar khas pedesaan, pemandangan hijau, serta jauh dari hiruk-pikuk kota menjadikannya sebagai pilihan destinasi wisata yang tepat untuk refreshing.
II) AKOMODASI
Sampai tahun 2015, sudah ada 74 hotel berdiri di Balikpapan, terdiri dari 3 hotel bintang 5, 8 hotel bintang 4, 16 hotel bintang 3, 4 hotel bintang dua, 4 hotel bintang 1, dan 39 hotel lainnya kelas melati.
Ke depannya, jumlah hotel maupun apartemen di Balikpapan masih akan terus bertambah. Saat ini, pembangunan Borneo Bay di kawasan pusat kota juga sedang berjalan. Proyek yang menempati lahan reklamasi Pantai Balikpapan seluas 37.100 m2 ini digadang-gadang menjadi “Little Hawaii”, dan ditargetkan rampung tahun 2017.
Borneo Bay Residences merupakan salah satu bagian dari kawasan terpadu yang akan dibangun di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, yakni The Plaza Balikpapan Mal, The Plaza Balikpapan Trade Mall, Borneo Bay Residences dan Hotel Pullman.
Apartemen berkonstruksi 25 lantai ini menghadirkan suasana lounge yang nyaman dan akan menjadi kawasan water front city pertama di Kaltim. Borneo Bay Residences terdiri atas beragam jenis fasilitas, dan dilengkapi lima elemen: tiga mal, tujuh tower apartemen yang dibangun di atas mal, hotel berbintang, nature park, serta satu tower khusus kuliner bernama Gourmet Tower.
Tower kuliner itu kini sudah selesai dibangun. Sementara branded mall yang tengah dibangun, akan melengkapi dua pusat perbelanjaan yang sudah ada di kawasan superblok tersebut, yakni Balikpapan Trade Mal dan The Plaza Balikpapan.
PASAR MODERN
Beroperasinya Transmart Carrefour di kawasan MT Haryono menambah jumlah pasar modern di Balikpapan. Kini, total ada 13 pasar modern tersebar di seluruh wilayah Balikpapan.
Selain itu, pembangunan Balikpapan City Center (BCC) atau Supermall di kawasan eks Puskib Jl. A. Yani akan turut menambah jumlah pasar modern dan akomodasi di Balikpapan.
Rencananya, BCC akan dibangun dengan konsep gedung vertikal, menyesuaikan lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang hanya 35 persen untuk bangunan mal dan 65 persen untuk RTH.
Balikpapan City Centre dikembangkan di atas lahan seluas 9 hektare dan diproyeksikan menjadi sebuah city lifestyle center, memadukan area residensial premium meliputi 3 tower apartemen, 2 cluster townhouse, dan Citra Dream Hotel (hotel network dibawah manajemen Grup Ciputra).
Hadir dengan konsep One Stop Living, kawasan ini juga akan dilengkapi area komersial inovatif yang atas Office Park, Exclusive Shophouse, Food Village, Hypermarket dan Family Clubhouse.
Green area dan ruang terbuka seluas 3 hektare dialokasikan sebagai social spot, sekaligus menghadirkan sebuah lifestyle center yang hijau, nyaman, sehat dan ramah lingkungan.
III) SISTEM TRANSPORTASI KOTA
Rencana pembangunan dan perbaikan sistem transportasi di Kota Balikpapan meliputi beberapa hal ini:
Sarana Angkutan Umum Massal (SAUM)
Saat ini, SAUM di Kota Balikpapan melayani rute Pelabuhan Fery Kariangau – Terminal Batu Ampar yang melewati Kelurahan Kariangau, Kelurahan Graha Indah, dan Kelurahan Batu Ampar. Nantinya, trayek akan dikembangkan hampir ke seluruh wilayah Balikpapan.
Rencana trayek tersebut adalah :
• Trayek 1 melayani Kelurahan Margasari, Kelurahan Gunung Sari, Kelurahan Klandasan Ilir, Kelurahan Damai dan Kelurahan Sepinggan.
• Trayek 2 melayani Kelurahan Teritip, Kelurahan Lamaru, Kelurahan Manggar, Kelurahan Manggar Baru dan Kelurahan Sepinggan.
• Trayek 3 melayani Kelurahan Batu Ampar, Kelurahan Karang Jati, Kelurahan Gunung Sari Ulu, Kelurahan Gunung Sari Ilir, Kelurahan Klandasan Ulu, Kelurahan Klandasan Ilir dan Kelurahan Prapatan.
• Trayek 4 melayani Kelurahan Baru Ulu, Kelurahan Baru Tengah, Kelurahan Baru Ilir, Kelurahan Batu Ampar, Kelurahan Karang Jati, Kelurahan Gunung Sari, Kelurahan Klandasan Ulu dan Kelurahan Damai.
• Trayek 5 melayani Kelurahan Baru Ulu, Kelurahan Baru Tengah, Kelurahan Baru Ilir, Kelurahan Karangjati, Kelurahan Gunungsari, Kelurahan Klandasan Ulu dan Kelurahan Damai.
Sistem Jaringan Kereta Api
Rencana ini tertuang dalam RTRWN dan RTRW Provinsi Kalimantan Timur. Jaringan Rel Kereta Api Lintas Timur Kalimantan sepanjang sekira 203 km. Ditargetkan, pembangunan dimulai tahun ini, dan beroperasi pada 2019 mendatang.
Rute jalur kereta api lintas Kalimantan Bagian Timur di Balikpapan menghubungkan antara Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara, Balikpapan dan Kabupaten Kutai Kartanegara – Kota Samarinda – Kota Bontang.
Trase jalur kereta api yang ada di Balikpapan rencananya akan berada di tepi jalan lintas Penajam Paser Utara – Balikpapan – Kutai Kartanegara.
Pembangunan rel kereta api diperuntukkan terutama untuk pengangkutan sumber daya alam di Kalimantan Timur. Investasi yang ditanamkan oleh investor dari Rusia, Russian Railways untuk jaringan rel KA Borneo dan Techno Park yang menghubungkan antara Kalimantan Tengah dengan Kalimantan Timur mencapai Rp72 triliun yang dikucurkan dalam tiga tahap.
Jalan Tol Balikpapan – Samarinda
Pemprov Kaltim dan Pemkot Balikpapan tengah menggarap mega proyek jalan tol sepanjang 99,2 km.
Berdasarkan data teknis, Jalan Tol Balikpapan – Samarinda didesain dapat dilewati kendaraan dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam. Artinya, untuk menempuh jalan tol tersebut, waktu tempuhnya hanya sekitar 1-1,5 jam. Sebelumnya, perjalanan Balikpapan – Samarinda butuh waktu sekira 2,5 jam hingga 3 jam.
Titik nol jalan tol ini berada di kawasan Km 13 Karang Joang, Balikpapan Utara, dan menghubungkan Balikpapan – Samboja – Samarinda – Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan. Ditargetkan sudah bisa beroperasi mulai 2018 mendatang.
Coastal Road
Rencana pembangunan Coastal Road atau Jalan Pesisir terus digulirkan. Dengan panjang lebih kurang 7-9 Km, dibangun di sepanjang pesisir Pantai Balikpapan, membentang dari Pesisir Pelabuhan Semayang sampai Bandara Sepinggan.
Rencananya, Coastal Road ini akan dibangun selebar 50 meter, ada pedestrian atau kawasan untuk pejalan kaki selebar 25 meter. Jalan ini dibangun dengan tujuan menciptakan kawasan Central Bussiness District (CBD) baru di Balikpapan yang nantinya akan diisi oleh kegiatan permukiman eksklusif dan perdagangan serta jasa seperti hotel, apartemen, mall, dan ruko.
Proyek ini dibangun secara bertahap dan diperkirakan baru selesai pada 2024. Dalam pembangunannya, Pemkot Balikpapan menggaet beberapa perusahaan dan pembangunannya akan dilaksanakan tahun ini.
Keberadaan Coastal Road diharapkan bisa mempercepat laju pertumbuhan ekonomi serta menambah daya tarik kawasan wisata Kota Balikpapan. Dengan terhubungnya Pelabuhan Semayang dan Bandara Sepinggan lewat Coastal Road, aksesibilitas masyarakat dalam melakukan mobilitas akan lebih cepat dan mudah.
Coastal Road diyakini akan menjadi ikon baru dan mampu menarik wisatawan jauh lebih besar ke Balikpapan. Pembangunan proyek monumental ini sudah semakin mendekati kenyataan seiring penandatanganan 4 investor pada triwulan ketiga 2015 lalu bersama walikota. Empat investor itu masing-masing PT Pandega Citra Niaga, PT Sentra Gaya Makmur (konsorsium Vico dan Helindo), PT Wulandari Bangun Lestari, serta PT Karunia Wahana Nusa. Bergabungnya 4 investor itu melengkapi 3 investor yang telah bergabung sebelumnya, PT Sugico Graha, PT Daksa Kalimantan Putra dan PT Avica Jaya Nusantara segmen.
Masing-masing investor menggarap segmen yang telah ditetapkan dan menggelontorkan dana dari Rp 1,3 triliun hingga belasan triliun.
Setiap segmen yang dibangun nantinya bukan melulu untuk kawasan bisnis, tapi juga fasilitas infrastruktur dan kawasan terbuka hijau.
IV) FASILITAS OLAHRAGA
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga digenjot dari sektor olahraga. Beberapa infrastruktur yang sedang berjalan, yakni
Stadion Batakan
Stadion dengan luas 18 hektare di Batakan ini akan menjadi stadion kebanggaan pecinta sepakbola di kota ini. Berkapasitas 42.000 penonton dan berstandar internasional, stadion ini ditargetkan rampung pada September 2016 nanti.
Stadion dengan grade A Asia ini kelak bisa digunakan untuk menghelat pertandingan tingkat Asia.
Pembangunan Stadion Batakan telah dimulai sejak 2011 lalu. Dibiayai dengan skema kontrak tahun jamak, senilai Rp 1,1 triliun dan dibagi tiga tahap. Saat ini, dua tahap sudah dilewati dan memasuki pekerjaan terakhir. Sampai akhir 2015, pekerjaan fisik Stadion Batakan sudah mencapai 75 persen.
Sirkuit Lamaru
Pembangunan sirkuit balap di atas lahan seluas 74 hektare ini mulai dibangun sejak 2007 silam. Namun, proses pembebasan lahan baru dilakukan pada 2008. Pembangunnya dilakukan dalam dua tahap; pertama, membangun panjang lintasan 2.100 meter dengan enam tikungan. Panjang lintasan lurus 575 meter dengan lebar lintasan 20 meter. Sementara lintasan rata-rata selain lintasan lurus selebar 15 meter.
Sementara pembangunan tahap II yaitu tahapan meningkatkan status sirkuit menjadi berkelas internasional.
Panjangnya 3.667 meter dengan panjang lintasan lurus 775 meter. Jumlah tikungan juga bertambah menjadi 12 tikungan, yakni delapan tikungan ke kanan dan empat ke kiri.
Jika sudah rampung, beberapa fasilitas yang akan dimiliki sirkuit ini di antaranya 7 tribun penonton dengan kapasitas 50.000 penonton, tempat parkir mobil berkapasitas 6.000 unit, parkiran motor, bus serta kontainer. Selain itu akan ada juga helipad, paddock/pit lane, terowongan, medical center, dan lain-lain.
V) SARANA PERIBADATAN
BALIKPAPAN ISLAMIC CENTER (BIC)
Pembangunan Balikpapan Islamic Center ini menjawab kebutuhan akan tempat pemusatan kegiatan agama Islam di Balikpapan. Tak hanya beribadah, BIC juga menjadi pusat penelitian dan kajian ilmu Islam.
Masjid ikonik yang berdiri di lahan seluas 8.775 meter dan memiliki daya tampung 10.000 jamaah ini mengadopsi desain arsitektur Masjid Nabawi di Madinah.
BIC akan dilengkapi dengan beberapa fasilitas, di antaranya masjid utama, tower setinggi 52 meter, serta perpustakaan berbasis modern yang diisi buku-buku dan sarana multimedia sebagai sarana penunjang kegiatan pengembangan, penelitian dan syiar Islam.
Kontrak kerja proyek BIC dimulai pada 4 September 2014 dengan masa kerja 720 hari kalender melalui dana APBD sekira Rp 365 miliar.
Saat ini, pengerjaan masih dalam proses pembangunan masjid utama. Setelah masjid utama dibangun, akan dilanjutkan dengan pembangunan kantor pengelola, perpustakaan, dan pusat pendidikan. Proyek ini ditargetkan selesai pada Agustus 2016 mendatang.
Berkaca pada Islamic Center di Semarang Jawa Tengah, di sana telah menjadi kawasan wisata bertaraf internasional dengan pengelolaan yang mandiri dan punya sumber dana sendiri.
VI) GEDUNG PERTEMUAN
Keberadaan Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC) atau Dome sudah lama dinikmati warga. Sejak awal, Dome dirancang multi fungsi, sebagai sarana pagelaran musik, pameran, bazar, seminar, sampai acara berskala nasional.
Ditunjang lahan parkir berkapasitas 172 unit roda empat dan 420 unit roda dua, pelataran yang luas juga dapat digunakan untuk berbagai kegiatan outdoor, mampu menampung 5.000 orang di dalam gedung.
Tak jauh dari Dome Balikpapan, Gedung Kesenian Balikpapan (GKB) berdiri megah. Inilah infrastruktur sarana pusat kegiatan seni dan budaya di Balikpapan. Diresmikan pada 13 Oktober 2014.
Gedung yang ini dibangun dengan sentuhan khas Kalimantan berarsitektur etnik modern. Desain dinding bagian luar gedung dengan warna dasar kuning dan motif tameng dibalut warna merah dan hitam, membuat GKB terlihat mencolok.
Garis-garis tipis geometris berbentuk belah ketupat sama sisi atau diamond dan garis simetris kuning muda menutupi keseluruhan dinding. Warnanya lebih muda dari latar kuning cerah warna dasar gedung sehingga terlihat lebih serasi.
Bangunan GKB berlantai tiga berdiri di atas lahan seluas 16.300 meter2 dengan luas bangunan 6.200 meter2. Sisanya, sekira 1 hektare dimanfaatkan sebagai kawasan terbuka hijau, lahan parkir mengelilingi empat sisi gedung, dan teater terbuka di depan gedung.
Di dalam gedung, terdapat panggung untuk pementasan yang terletak di lantai dasar dengan luas 20 x 12 meter. Teater memanjang dari lantai dasar hingga lantai dua ini mampu menampung hingga 1.000 penonton.
GKB bukan hanya difungsikan sebagai pusat kegiatan seni dan budaya, tapi juga tempat pertemuan, seminar, dan event lainnya. [*]
The growth of the city of Balikpapan can be seen from different sides, including the growth of the infrastructure of this city. It is important for us – locals or visitors alike – to know what the growth processes are. The infrastructure did not simply grow overnight, because it went through a long planning process, moreover with a not-so-small budget.
The local government of Balikpapan is targeting to build newer facilities and also fixing the existing ones. We have been covering Balikpapan extensively here, which used to be known as the woodland area. It has since transformed into one of the mini metropolitan cities of Indonesia.
The rapid growth has been supported by the increased of investment values. From 2011 until 2015, IDR 33 trillion has been spent. It was valued at IDR 9.2 trillion in 2011, whereas in 2015 that number has increased to IDR 42.6 trillion.
The Discover Magazine has reviewed various growths in Balikpapan. Some are already in progress, some on the final stages of planning and the remaining are on the testing phase.
They consisted of several sectors; expansion of facilities, tourism destinations, expansion of lodging and shopping centers, city transport system, sports facilities and so on.
I) TOURISM POTENTIAL
A. EXPANSION OF MANGGAR AREA
Manggar beach is a favourite tourism destination in Balikpapan. With waves that are slightly bigger compared to most beaches, Manggar beach is suitable for water sports activities.
In general, the road access to Manggar beach is considered good. This leisure area can be reached with different methods of transport. The distance between this beach and the city centre is a mere 9 kilometer.
As a tourism attraction, the Manggar area is going to be expanded towards maritime tourism. The expansion theme of this area is “Manggar: Exotic Water & Park Resort.” This means that the seaside area, the water park and green lane recreation areas going to be integrated. It will be equipped with all the city amenities.
The designated area for the expansion will be some particular blocks that are geared around the theme “Exotic, Water Park Resort.” It will be expanded into larger scale areas, divided among several blocks, such as:
A Block: Manggar Beach Resort
This is an existing block. This block will remain as the seaside area, especially for Surface and Littoral Activities.
This block will be expanded into a commercialised area renamed as M-Walk (Manggar Walk). It is a commercial area that will be mainly for pedestrians, where the outdoor is the main selling point.
B Block: Manggar Recreation Park
This block will function as the theme rpark. In this area, the activity centre and the recreation facility will be built permanently, using the local architecture design. This block is divided into 2 zones; Manggar Water World Zone and Manggar Fantasy World. The first employs water sports whereas the second uses technology.
C Block: Lamaru Visitor & Entertainment Centre
The expansion of this block would be to create an information centre for Tourism, including Manggar area, the City of Balikpapan, East Kalimantan province and even the island of Kalimantan. This block will be equipped with an entertainment facility that is related to welcoming visitors with stage attraction, such as the dances.
D Block: Kalimantan Miniature Park
The creation of a theme park will serve various attractions in the form of miniature cultural park, which will include architectural buildings, tools, and traditional equipment. This block will include lodging area such as homestay.
E Block: Teritip Riverside Park
This International facility and tourism activity area will be equipped with supporting facilities. There will be a culinary area serving Western and Seafood.
F Block: Mulawarman Commercial Park
This block would serve as supporting facility in commercial service that is located on Mulawarman road. The residential area will be located in blocks behind the commercial housing area. The outdoor green facility will also be placed in this area that is directly facing the local road.
G Block: Manggar Fisherman Village
It is designated area for the fisherman that is located by the Great Manggar River bank. The existence of this fisherman village will be preserved. Aside from the cultural tourism of the Fisherman Village, visitors can enjoy various culinary facilities in this block.
B. TERITIP DAM
This dam is built to supply water and as a rainwater reservoir. This new tourism destination is built on a 300-hectare land on Mulawarman road.
This dam construction started on 24th February 2014 and will be completed on 19th December 2016.
This dam offers the views of the woodlands and the rubber plantation. It is just the right place to unwind from the hustle and bustle of city life.
II) LODGING
There are 74 hotels in Balikpapan as of 2015. It consisted of three five-star hotels, eight four-star hotels, 16 three-star hotels, four two-star hotels and so on.
The numbers of hotels and apartments will continue to increase. Borneo Bay project is currently sitting on 37,100 meter-squared areas hailed as “Little Hawaii” due to be completed in 2017. Borneo Bay Residence is part of the integrated region along with Plaza Balikpapan Mall, Balikpapan Trade Centre and Hotel Pullman.
The construction of this 25-level building offers the first waterfront in East Kalimantan. It consisted of three malls, seven apartment towers, hotels, Nature Park and gourmet tower.
The gourmet tower is currently standing tall. The newest mall is still under construction which will complete the trio.
MODERN MARKET
Transmart Carrefour on MT Haryono road is the newest addition to the existing 13 modern markets.
Balikpapan City Centre (BCC) or Supermall will be built on the former Puskib on A. Yani road which will increase the number of modern markets and lodgings.
The BCC will be built vertically since there’s a green requirement to build on only 35% land and keeping the rest for green area.
The BCC sits on a nine-hectare land and hailed as the City Lifestyle Centre, combining premium residential area; two apartment towers, two townhouse clusters and Citra Dream Hotel.
This One Stop Living area will consist of Office Park, Exclusive Shops, Food Village, Supermarket and Club House.
The lifestyle centre is going to be a three-hectare area that is clean, comfortable and environmentally friendly.
III) CITY TRANSPORT SYSTEM
The construction plan and improvement of the city transportation system are as follows:
Public Transport
Currently, the public transport serves the following Kariangau Ferry route; Batu Ampar Terminal, Kariangau, Graha Indah, Batu Ampar residential areas. In the future it will cover the whole of Balikpapan.
The plan will be as follows:
– Route 1 covers the Margasari, Gunung Sari, Klandasan Ilir, Damai and Sepinggan areas.
– Route 2 covers the Teritip, Lamaru, Manggar, Manggar Baru and Sepinggan areas.
– Route 3 covers Batu Ampar, Karang Jati, Gunung Sari Ulu, Gunung Sari Ilir, Klandasan Ulu, Klandasan Ilir and Prapatan areas.
– Route 4 covers Baru Ulu, Baru Tengah, Baru Ilir, Batu Ampar, Karang Jati, Gunung Sari, Klandasan Ulu and Damai areas.
– Route 5 covers Baru Ulu, Baru Tengah, Baru Ilir, Karang Jati, Gunung Sari, Klandasan Ulu and Damai areas.
Network Rail System
This East Kalimantan Network Rail will be a 203-km stretch. The construction will begin this year and due to be operational by 2019.
This network rail will connect Balikpapan and Penajam Paser Utara. At the same time, it will connect Balikpapan, Kutai Kartangara, Samarinda and Bontang.
This railroad track will be built adjacent to the road connecting Penajam Paser Utara, Balikpapan and Kutai Kartanegara.
The construction of this network rail is mainly to transport natural resources in East Kalimantan. The investor, the Russian Railways, will give the IDR 72 trillion in three phases for the Borneo Network Rail and Techno Park. It will connect East Kalimantan and Central Kalimantan.
Balikpapan-Samarinda Toll Road
The local government is in the process of building this 99.2 km toll road.
The estimated speed of vehicles on this toll road would be around 80 km/hour. This means it will take about 1-1.5 hour to travel from Balikpapan to Samarinda, which is about half of the current travel time.
The point of origin is at KM 13 Karang Joang, North Balikpapan. It will connect Balikpapan, Samboja, Samarinda and Sepinggan Airport. It’s due to be operational by 2018.
Coastal Road
This 7-9 km Coastal Road will be built along the Semayang Seaport coastline until Sepinggan Airport.
This coastal road will be about 50-meter wide, half of it will be pedestrian access. It’s meant to create a new central business district which would consist of exclusive residential, trade and services (hotels, apartments, malls and shops). It will be done in phases which are due to be completed by 2024. Several companies have been recruited for its constructions.
This coastal road is expected to speed up the tourism and economic growth. It is going to increase mobility along Semayang Seaport and Sepinggan Airport.
This coastal road is sure to be the new icon and can attract more visitors. This monumental project is due start construction imminently, after the signing of four additional investors on the 3rd quarter of 2015. They are Pandega Citra Niaga Ltd, Sentra Gaya Makmur Ltd, Wulandari Bangun Lestari Ltd and Karunia Wahana Nusa Ltd. They join the original three; Sugico Graha Ltd, Daksa Kalimantan Putra Ltd, Avica Jaya Nusantara Ltd.
Each investor is going to work on a designated segment which costs from IDR 1.3 trillion to about a dozen trillions. Each segment would consist of business centre and environmentally friendly turf.
IV) SPORTS FACILITY
The ongoing projects to bump up the provincial revenue from the sports sector are as follows:
Batakan Stadium
The stadium is built on an 18-hectare land in Batakan, the pride of the local footballers. The international-grade stadium has 42,000 seats is due to be completed in September 2016. It is fit for grade A Asian football matches.
The construction started in 2001 which is worth IDR 1.1 trillion. It has gone through the first two stages and is now on its final stage. It is about 75% completed as of 2015.
Lamaru Circuit
This 74-hectare circuit was due to start construction in 2007. Due to an unforeseen land dispute did not actually start until 2008. It is built in two phases; First, the construction of 2,100 meter long track with six bends. The straight lane is about 575 meter long with a width of 20 meters. The other lanes are 15 meters in width. Second phase is to increase its status to meet the international standard.
It will then be a 3,667 meter long track, the straight lane being 775 meter long. The number of bends will increase to eight right bends and four left bends.
It will eventually have seven platforms to hold 50,000 seats. A car park for 6,000 vehicles, a motorbike lot, spots for buses and containers. On top of that, there will be a helipad, paddock/pit lane, tunnels and medical centre.
V) PLACE OF WORSHIP
Balikpapan Islamic Centre (BIC)
It is the answer to the need of a centralized Islamic activity in Balikpapan. It will also serve as research facility of Islamic studies.
This iconic mosque sits on an 8,775 m² land and holds 10,000 worshippers adopting the architectural design of the Nabawi Mosque in Madinah.
It consists of the main mosque, a 52-meter tall minaret, a modern library with books and multimedia to support the development and research of Islam.
The project started on 4th September 2014 on 720 working days with a budget of IDR 365 billion. The main mosque is currently being built. Once it is completed, it will then continue with the office, library and education centre. The whole thing is due to be completed by August 2016. It is mirroring the Islamic Centre in Semarang, Central Java. It serves as visitor attraction with independent management with its own funding.
VI) CONVENTION CENTRE
The Dome which is also known as Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC) was design to serve various purposes. It’s the venue for music concerts, exhibits, bazaar, seminar and national events.
The car park can accommodate 172 cars and 420 motorbikes, which is often used for outdoor activities. The Dome can hold 5,000 guests inside.
The Balikpapan Art Building is located near the Dome. It is the centre of art and culture since 13th October 2014.
They combined the Kalimantan ethnic and modern designs. The exterior has a yellow background with shield patterns of red and black, which makes the building stand out.
Diamond-shaped fine geometric lines and symmetrical light yellow lines cover the entire building. It is contrasting with the bright yellow based colour.
The Balikpapan Art Building has three stories which sits on a 16,300 m² land. The building itself is 6,200 m². The remaining area is used for car park on all four sides, an open theatre in the front and green space.
The main stage is located in the lower level which is 20 by 12 meter in area. This theatre can sit up 1,000 audiences.
The Art Building can also be booked for conventions, seminars and other events.
Source : Majalah DISCOVER BALIKPAPAN Edisi ke 53 Mei 2016