Uncategorized

Batik Ampiek

Masyarakat Kalimantan Timur tentu tak akan lupa dengan pagelaran adibusana popular dan ikonik, Top Model Ampiek. Sebelum acara modeling semarak seperti saat ini, Top Model Ampiek adalah salah satu barometer di bidang seni dan bakat.

Dimulai tahun 2002, Top Model Ampiek telah melahirkan banyak remaja berbakat di bidang seni dan budaya. Paling tidak, acara itu mampu mengangkat kepercayaan diri anak-anak muda Kalimantan Timur sekaligus mengenalkan motif batik lokal.

Tujuh tahun sebelum acara pertama digelar atau tahun 1995, Emi Alydrus menyuguhkan fashion show di Lamin Etam. Busana yang digunakan para model adalah batik Kalimantan dengan perancang lokal. Hadir dalam acara itu istri Gubernur Kalimantan Timur, Farida Ardans, sekaligus memberi nama Ampiek pada busana yang dipakai para model.

Ampiek adalah bahasa Kutai yang memiliki arti kain ukiran. Oleh Emi Alaydrus, Ampiek selanjutnya dijadikan nama motif batik karyanya, sekaligus sebagai nama usaha. Emi Alaydrus berasal dari keluarga yang menggeluti usaha bidang seni kreatif. Neneknya seorang perajin sarung Samarinda, sedangkan orangtuanya adalah pedagang kerajinan dan makanan khas daerah.

Sampai saat ini, Toko Fitriah adalah salah satu pusat oleh-oleh khas terbesar di Kalimantan Timur. Ketika datang ke Balikpapan tahun 1989, Emi belum tertarik membuat batik Balikpapan. Saat itu, ia masih suka menggunakan motif Tenggarong yang sarat dengan pola kerajaan, atau motif Dayak yang sudah umum di Kalimantan. Ketika krisis moneter terjadi, ia terpaksa menutup toko. Namun lantaran tak tahan berlama-lama berdiam diri, wanita yang aktif di berbagai organisasi ini membuka outletnya pada 2004. Bedanya, kali ini ia berani membuat motif sendiri.

Motif Ampiek Balikpapan

Inspirasi Ampiek Balikpapan adalah geografi kota ini, yaitu: hutan, bukit dan laut. Dari ketiganya, muncul pola akar bakau, karamunting dan duyung dugong.


PESAN DALAM CORAK: Inspirasi motif Ampiek dari unsur hutan, bukit dan lautan.

Pada setiap desain yang dikeluarkan, Ampiek punya filosofi yang ingin disampaikan pada pemakainya. Akar bakau mengandung makna sebagai tumbuhan yang kokoh, dan pelindung. Seperti keberadaan bakau yang menjadi instrumen penting melindungi pantai di Balikpapan.

Daun karamunting memiliki arti peneduh. Dengan kombinasi warna yang lembut, motif karamunting batik Ampiek Balikpapan memancarkan kehangatan.

Sedangkan motif duyung dugong membawa pesan keunikan Balikpapan. Penggunaan pola tersebut, selain menampilkan ciri khas Balikpapan, Ampiek juga membawa pesan pelestarian lingkungan.

Mengikuti tuntutan pasar, Ampiek kini tak hanya memproduksi batik tulis. Mereka juga membuat batik cap hingga printing yang proses produksinya bekerjasama dengan pihak lain.

Pembuatan motif Ampiek dengan printing dan cap merupakan strategi mengenalkan motif daerah ini ke tanah air. Jika hanya mengandalkan batik tulis, maka jumlah yang ada di pasar akan sangat sedikit.

Sehingga perlu waktu lebih panjang untuk mengenalkan motif lokal. Meski demikian, Ampiek membatasi pengeluaran motif baru untuk melihat respon masyarakat terhadap sebuah motif.

Ampiek cukup produktif mengeluarkan motif. Sejak tahun 2004, ribuan motif dengan tiga macam dasar telah dibuat. Tiga macam dasar batik Ampiek; akar bakau, pesut dan karamunting dikombinasikan dengan banyak hal, seperti gelombang, ukiran Dayak dan sebagainya. Motif ini diaplikasikan pada katun, sutera alam, sutera filament sutera super, dobby, sutera baron, semi sutera dan sebagainya.

Produk Ampiek Balikpapan dipasarkan ke berbagai daerah melalui berbagai cara. Antara lain dengan pameran dagang dan industri, sosial media, kerjasama dengan outlet batik di Surabaya dan Jakarta, serta melalui gelaran adibusana.

Motif Ampiek baru-baru ini juga menjadi pilihan salah satu anggota Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi adalah salah satu pengguna Ampiek sejak beberapa tahun silam. Bahkan pada acara yang diselenggarakan Kementrian Luar Negeri sejak beberapa tahun terakhir, desain Ampiek kerapkali digunakan.

Pelanggan tetap dari kalangan atas datang dari Kelompok Ibu Berkain yang konsisten mengoleksi batik motif Balikpapan.

PENGHARGAAN:
– Pelopor Pembangunan Bidang UKM 2002
– Pelopor Batik 2014
– Apresiasi Wisata Atas Peran Serta Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata, 28 Agustus 1994 oleh Haji Tjutjup Suparna
– Perempuan Pegiat Pembangunan Kota Balikpapan sebagai Pelestari Batik Bidang Kebudayaan dan Wisata pada HUT ke-3 IWSS

Rumah Ampiek
Jl Jend Sudirman
Kompl Balikpapan Permai Blok L No 16
T 0542-426216

Source : Buku Ragam Batik Balikpapan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Balikpapan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button
.