Berkat Aplikasi Sosial Karya Balikpapan ini Mencari Jasa Tukang Jadi Semakin Mudah
Revolusi industri keempat yang didorong oleh teknologi digital banyak meninggalkan masyarakat yang tidak melek teknologi menjadi orang yang terasing. Bahkan para tenaga-tenaga terampil dan ahli saat ini bila tidak mengenal teknologi karirnya bisa dengan cepat mengalami kejatuhan. Itulah mengapa sebuah perusahaan rintisan sosial dari Balikpapan berusaha untuk bisa membantu para tukang atau tenaga terampil untuk bisa memasarkan diri pada pelanggannya dengan lebih mudah dan efisien lewat Tukangpedia.
Solusi berbasis aplikasi ini bermula dari permasalahan yang dihadapi Anita Rahmawati perempuan lulusan Advanced Chemical Engineering dari University of Manchester yang besar di Balikpapan. Anita yang saat itu sedang mengenyam pendidikan master di Kerajaan Inggris tersebut merasa membutuhkan bantuan untuk beberapa keperluannya seperti memperbaiki sol sepatu, pindah rumah ataupun memperbaiki ledeng. Namun dirinya kesulitan untuk mencari orang-orang yang mahir untuk keperluan tersebut. Hingga akhirnya Anita pulang ke Tanah Air, masalah yang dihadapinya itu berusaha untuk dicari solusinya dengan konteks Balikpapan.
Anita kemudian mengobrol dan mengajak dua rekannya, Ridwan Prahadi Hidayat dan Annisa Zaskia Putri yang sama-sama berasal dari Balikpapan untuk membuat sebuah ide bisnis berupa aplikasi digital yang mampu memberikan para penggunanya menemukan berbagai macam penyedia jasa. Ketiganya menjadi insiator Aplikasi Tukangpedia.
“Tukangpedia adalah platform sosial yang berbentuk aplikasi buku telepon. Lewat aplikasi ini kita berharap orang yang memiliki keahlian dan keterampilan bisa mengiklankan diri mereka, dengan memasang nomor telepon tanpa harus melakukan pemasaran konvensional seperti mulut ke mulut,” ujar Anita pada GNFI saat diwawancara 18 April 2017.
Sebagai perempuan yang dibesarkan di kota industri tambang seperti Balikpapan Anita menjadi sangat paham dengan karakter kota. Dirinya mengenal Balikpapan dengan baik dan menjelaskan bahwa kota ini banyak ibu-ibu yang suaminya bekerja di lepas pantai. Sehingga mereka sering kali kesulitan bila harus melakukan pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan keterampilan khusus.
“Balikpapan adalah kota pendatang, ada sekitar 3000an orang yang datang setiap tahun ke sini. Kalau kita baru datang ke suatu kota, mau pindahan rumah aja kesulitan dan butuh bantuan tukang. Mau nanya tetangga belum banyak yang kenal,” ungkap Anita.
Perempuan kelahiran Tegal, 8 Juli 1992 tersebut juga mengungkapkan, lewat aplikasi ini Tukangpedia berusaha menyelesaikan kebutuhan pengguna yang sering kali kebingungan mencari penyedia jasa. “Sering banget kita perlu bantuan ini itu tapi bingung mau cari kontaknya ke siapa, paling tanya ke tetangga atau temen-temen. Kalau googling pun sekarang infonya tidak jelas, harus membaca di blog. Kita tidak tahu terpercaya atau tidak,” jelasnya.
Dirinya juga menambahkan, “masalah tukang sekarang itu, saat duduk duduk di depan rumah, tukang sol sepatu lewat, tapi kita tidak sedang ingin memperbaiki sepatu. Tapi saat kita membutuhkan, sepatunya rusak dan kita buru-buru, barulah kita cari tukang sol sepatu, tapi kita tidak mungkin cari tukang sol sepatu lewat. Lewat aplikasi ini, kita bisa langsung klik dan nelpon. Pak dimana? saya mau order ini.”
Tidak hanya terbatas pada tukang, aplikasi yang dibuat Anita juga berusaha untuk menyelesaikan permasalahan pelajar di Balikpapan yang juga membutuhkan tenaga ahli pengajar.
Berawal dari sekadar obrolan, Tukangpedia akhirnya benar-benar lahir berkat adanya kompetisi Social Digi Leader yang diadakan oleh Telkom Indonesia. “Kompetisi itu jadi satu trigger kita untuk mewujudkannya lebih dari sekadar omongan, dan alhamduliah menjadi juara satu. Sejak saat itu mendapat exposure luas dan tim semakin besar dan punya dana untuk mulai membuka kantor,” ungkap perempuan yang juga lulusan Insitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya itu.
Anita menegaskan bahwa Tukangpedia adalah sebuah perusahaan sosial bukan mencari keuntungan yang mengangkat tiga nilai penting, “value yang selau kita angkat adalah sosial, ekonomi dan humanity (kemanusiaan).”
Itu sebabnya Tukangpedia tidak menjalankan model bisnis seperti yang dilakukan oleh aplikasi sebelah yang menyediakan jasa secara spesifik dan menarik fee dari pembayaran pelanggan. Selain itu, Tukangpedia juga berkomitmen untuk bisa membantu ekosistem startup di Balikpapan bisa berkembang dengan cara turut berbagi pengalaman-pengalaman merintis dan memamerkan Tukangpedia di pemeran teknologi di Amerika Serikat ataupun di CEBIT Jerman misalnya.
“Kita sering mengadakan sesi sharing yang mengajari koding, kebetulan programmer kita juga bagian dari Badan Ekonomi Kreatif, Dilo Telkom dan Masyarakat Industri Kreatif Indonesia. Kita bikin program untuk mengajar koding dan yang menjadi pengajar adalah programmer-programmer Tukangpedia.”
Anita berharap Tukangpedia tidak hanya tumbuh berkembang sendirian tetapi juga mampu mengembangkan Balikpapan bersama-sama startup lainnya. Sebab dirinya percaya Indonesia mampu untuk menjadi negara pembuat dan pengguna teknologi digital bukan sekadar menjadi pasar yang besar bagi perusahaan-perusahaan dari luar negeri. Inilah kemanfaatan sosial yang ingin dibangun oleh Tukangpedia.
“Kita ingin besar tidak cuma secara angka uang, tapi ada nilai-nilai yang lebih bermanfaat, bagi kesejahteraan dan sebagainya,” tutupnya.
Saat ini aplikasi Tukangpedia telah tersedia di Google Playstore dan telah memiliki 300 lebih partner dari berbagai penyedia jasa. Untuk sementara Tukangpedia hanya mampu menampilkan nomor telepon, jasa dan nama tukang dari lokal Balikpapan, namun kedepan aplikasi ini akan mencantumkan rating, foto tukang, dan lokasinya. Dan akan inklusif untuk tukang dari seluruh Indonesia.
Source: Good News from Indonesia