FeaturedNews

BI 7-Day Repo Rate Tetap 4,75%

JAGA STABILITAS MAKROEKONOMI DAN SISTEM KEUANGAN

Oleh: Harry F. Darmawan/Go Discover

TRIWULAN II 2017 kemarin, proses pemulihan perekonomian Indonesia masih terus berlanjut, meskipun tak sekuat perkiraan semula. Hal ini seiring dengan prospek pertumbuhan ekonomi dunia yang diperkirakan terus membaik, meskipun masih terdapat risiko yang perlu dicermati. Salah satunya yakni lebih rendahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat sebagai pusat ekonomi dunia akibat investasi yang tertahan oleh terbatasnya dampak kebijakan fiskal dan menurunnya prospek harga minyak

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sisi konsumsi, pertumbuhannya berpotensi lebih rendah, sebagaimana tercermin pada perlambatan pertumbuhan penjualan ritel. Namun, lain halnya dengan sisi investasi yang tumbuh membaik, terutama sektor non-bangunan yang ditopang investasi terkait sumber daya alam. “Hal ini selajur dengan investasi sektor bangunan yang masih cukup baik terkait dengan proyek infrastruktur pemerintah dan sektor konstruksi swasta,” sebut Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Arbonas Hutabarat melalui Siaran Pers Bank Indonesia, Kamis (20/7).

Senada dengan investasi, kinerja ekspor tetap tumbuh, meski lebih rendah dari perkiraan semula. Hal ini utamanya dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan volume ekspor produk primer dan manufaktur.

TETAP TUMBUH: Pertumbuhan kinerja ekspor dari Triwulan IV 2016 sampai Triwulan I 2017.

Di sektor perdagangan, Neraca Perdagangan Indonesia mencatat surplus pada Triwulan II 2017 lalu sebesar US$ 3,5 miliar. Surplus ini disumbang oleh besarnya surplus pada neraca perdagangan non-migas. Ekspor non-migas tercatat tumbuh 6,8% (yoy), khususnya karena peningkatan harga komoditas primer. “Sedangkan impor non-migas tumbuh 4,9% (yoy), khususnya impor barang konsumsi,” sambungnya.

Sampai akhir Triwulan II 2017, cadangan devisa negara tercatat sebesar US$ 123,1 miliar, atau naik sebesar US$ 1,3 miliar dari Triwulan I 2017. “Nilai tersebut cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah,” terangnya.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19 sampai 20 Juli kemarin memutuskan tetap mempertahankan nilai BI 7-Day Repo Rate sebesar 4,75%. Nilai Deposit Facility (DF) dan Lending Facility (LF) juga tetap di angka 4,00% dan 5,50%. “Keputusan ini berlaku efektif sejak 21 Juli 2017,” ujarnya. [*]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Check Also
Close
Back to top button
.