BI KPw Balikpapan Gelar Jumpa Pers

PAPARKAN PERKEMBANGAN TERKINI, TANTANGAN DAN PROSPEK EKONOMI
DALAM rangka pemaparan Perkembangan Terkini, Tantangan dan Prospek Ekonomi pada triwulan II 2016, Bank Indonesia Kantor Perwakilan (KPw) Balikpapan mengadakan Jumpa Pers pada Rabu (24/8) di Koffie Warung Tinggi, Pentacity. Paparan tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Perwakilan BI KPw Balikpapan Suharman Tabrani di depan belasan pewarta yang hadir.
Suharman mengawali pemaparan dengan penyampaian kondisi ekonomi global. “Ekonomi global diperkirakan tumbuh lebih lambat, sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasca-referendum keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit),” jelasnya.
Dari paparan tersebut, pertumbuhan ekonomi domestik pada triwulan II 2016 membaik. Sama halnya dengan nilai tukar Rupiah, pada Juni 2016, Rupiah menguat sampai 3,4% di level Rp 13.213/US$.
“Hal ini dipengaruhi oleh meredanya ketidakpastian kenaikan Fud Fund Rate (FFR), terbatasnya dampak Brexit dan meningkatnya sentimen positif atas pengesahan UU Pengampunan Pajak,” sebutnya.
KONDISI PEREKONOMIAN DI BALIKPAPAN
Seperti yang sudah diketahui, perekonomian di Balikpapan didominasi oleh 4 sektor, yakni Industri Pengolahan (yang didominasi oleh migas), Konstruksi, Transportasi dan Pergudangan, serta Perdagangan.
“Tingkat inflasi Balikpapan selama tahun 2016 relatif lebih terkendali. Hingga pertengahan tahun, inflasi tahun kalender Balikpapan sebesar 2,76% (ytd) dengan puncak inflasi pada Juni 2016 — tepatnya pada momentum Ramadhan,” ucapnya.

Sejak triwulan IV 2013, KPw BI Balikpapan menyelenggarakan Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Pasar Primer pada setiap triwulan. “Hasil SHPR pada akhir triwulan II 2016, laju kenaikan IHPR cenderung melambat. Hal ini diperkirakan terjadi seiring berkurangnya permintaan yang terdampak oleh laju perekonomian Balikpapan dan sekitarnya yang sedang kontraksi,” ungkapnya.
Suharman menambahkan, pihak KPw BI Balikpapan juga menyelenggarakan Survei Penjualan Eceran (SPE) sejak Januari 2016 silam. Dan hasil SPE terakhir adalah, penjualan eceran di Balikpapan secara umum masih mencatat pertumbuhan omset. Ini mengindikasikan bahwa konsumsi masyarakat Kota Beriman relatif masih normal, walaupun sempat mengalami perlambatan di triwulan ke II.

“Konsumsi masyarakat Balikpapan yang terbesar adalah barang-barang seperti pakaian jadi, farmasi, bahan bakar kendaraan bermotor, makanan, minuman dan tembakau,” katanya. [hfd]