Cara Membaca Nilai Gizi Pada Makanan Kemasan
Akan lebih baik jika Anda memenuhi kulkas dengan bahan makanan segar. Kalaupun tak sempat masak setiap hari, mencicil persiapan bahan bisa dilakukan dalam satu hari agar tak butuh waktu lama untuk mengolah masakan.
Teorinya begitu, namun sering kali ini tak terwujud. Akhirnya, Anda menyerah pada makanan kemasan. Jika demikian, memahami label nutrisi pada kemasan dapat membantu Anda membuat pilihan bijak.
Untuk sampai pada tahap itu, Anda perlu tahu cara tepat membaca label nutrisi atau informasi nilai gizi pada makanan kemasan. Sehingga Anda paham, apa yang sebaiknya dikonsumsi dan dihindari.
Sebelum memeriksa label nutrisi, langkah pertama adalah melihat daftar bahan atau ingredients.
Label pada kemasan, mungkin menunjukkan klaim tertentu seperti bebas gula, atau rendah lemak. Namun, dari daftar bahan-bahan ini Anda bisa membuktikan kebenarannya.
“Bahan-bahan biasanya didaftar berdasarkan berat, tiga sampai lima bahan pertama biasanya merupakan 80 persen isi dalam kemasan,” ujar Ali Miller, R.D., penulis Naturally Nourished: Food-As-Medicine for Optimal Health.
Jika Anda menemukan bahan-bahan yang diproses secara minimal, atau bahkan bahan makanan asli seperti buah atau kacang di bagian atas, bolehlah masukkan ini ke dalam keranjang belanja.
Namun, jika sebaliknya lebih baik periksa lagi kandungan lainnya. Misal, pada daftar bahan tertulis gula, refined flour, maka isi dalam kemasan didominasi oleh bahan-bahan tersebut.
Daftar bahan-bahan bisa jadi indikator yang lebih baik untuk mengenali seberapa banyak tambahan gula di dalamnya. Sebab satuan gram dalam daftar nutrisi meliputi segala macam jenis gula, termasuk jenis di dalam buah, sayur, dan susu.
Setelah melihat daftar bahan, beralihlah ke label nutrisi. Real Simple melansir, istilah yang digunakan memang kadang membingungkan. Namun, Anda bisa belajar untuk mengenali agar tak salah pilih.
Berikut beberapa hal penting yang sebaiknya Anda perhatikan dengan saksama saat memilih makanan kemasan.
Takaran saji
Jumlah kalori total yang dicantumkan adalah per sajian. Satu kemasan bisa terdiri atas beberapa takaran saji. Misal, sekantung keripik kentang 150 kalori per sajian, tapi satu kantung bisa untuk tiga sajian, berarti totalnya 450 kalori.
Percent of daily value (DV)
DV memberikan persentase masing-masing nutrisi dalam satu sajian dalam arti jumlah yang direkomendasikan. Misal Anda ingin mengonsumsi lemak atau sodium lebih rendah, carilah yang angkanya lebih rendah. Sementara untuk nutrisi lain seperti serat, semakin tinggi semakin baik.
Lemak
Jika lemak di dalam makanan tersebut berasal dari lemak tak jenuh atau unsaturated fat, bisa jadi makanan itu baik. Kalau lebih banyak kandungan lemak jenuh atau saturated dan trans fat, lebih baik jangan. Trans fat dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat LDL, dan menurunkan kolesterol baik atau HDL.
Waspadai juga angka 0 gram trans fat. Periksa daftar bahan, kalau Anda menemukan partially hydrogenated oil atau shortening, berarti produk itu mengandung trans fat.
Sodium
Kelebihan sodium dapat meningkatkan tekanan darah, menambah risiko penyakit jantung. Rekomendasi konsumsi sodium per hari adalah kurang dari 2.300 miligram. Sodium juga punya banyak nama alias. Misal sodium benzoate, disodium dan monosodium glutamate. Periksalah kemasan dengan saksama.
Gula
Termasuk di dalamnya adalah karbohidrat sederhana seperti glucose, dextrose, fructose, dan galactose. Jika dikonsumsi dalam batas wajar sebenarnya tak masalah.
Yang dapat berefek buruk bagi kesehatan adalah added sugar. Jadi ingatlah bahwa daftar bahan makanan disusun berdasarkan urutan volume, jadi kalau Anda menemukan added sugar di bagian atas, sebaiknya hindari.
Sekadar membaca klaim yang tertera besar-besar pada kemasan saja tidaklah cukup. Karena itu kelihaian membaca informasi nilai gizi atau label nutrisi pada makanan kemasan adalah penting, dari situ Anda bisa benar-benar tahu apa yang masuk ke dalam tubuh.
Source : Beritagar.id