Dari “Melampaui”, Berganti Jadi “Membahagiakan” | @Discover_Bpn

Cerita dong, tentang kiprah social media DB, sejarah singkat dan profilnya?

Discover Borneo (DB) adalah nama usaha jasa kreatif berbasis di Balikpapan. Bermula dari Majalah Discover Balikpapan yang dirumuskan pada pertengahan 2011 dan terbit perdana Januari 2012 — lalu berkembang.

SDM inti DB pada awal-awal berdirinya adalah sekumpulan orang yang umumnya pernah punya kesibukan di industri media konvensional dan punya pengalaman setidaknya 10 tahun di bidang jurnalistik, marketing, komunikasi dan disain.
Ada Aris Darmawan, Yoyok Setyono, Hilman Fajrian, Gunawan Yunus, Galih Mahendra, Yudit Wicaksono, Galuh Retno, Thomas Dwi Priandoko, Devi Alamsyah, dll.

Kami mengawali semua dari persahabatan. Jadi, pada awalnya, kami hanya punya konsep, semangat untuk berkarya, lalu sama-sama berkumpul di sebuah tempat di garasi rumah. Sampai enam bulan kemudian, Pak Rudy Setyawan (Owner Dandito), “menantang” kami untuk menerbitkan Majalah Pariwisata bulanan. Kami yang terbiasa bekerja di media harian, awalnya merasa bahwa pekerjaan media bulanan itu “terlalu gampang”.

Ternyata, dalam bisnis, prosesnya tidak segampang yang dibayangkan. Maka, terjadilah seleksi alam. Berjalanlah apa yang harus berjalan.

Organisasi usaha menuntut kami lebih serius. Kami sadar bahwa potensi bisnis bidang jasa kreatif adalah hal yang menghasilkan, dengan catatan, harus serius.

Pada 13 Februari 2012 kami membentuk badan usaha resmi berupa CV. Setahun kemudian, pada Februari 2013, kami mulai mengelola akun @KotaBalikpapan yang dimiliki oleh Thomas Dwi. Pertemanan Tim Discover dengan Thomas menghasilkan sebuah rumusan negosiasi bisnis untuk mengakuisisi manajemen pengelolaan akun tersebut secara profesional ketika follower saat itu sekira 50 ribuan. (Sekarang 134 ribu per Juni 2016)

Discover menunjuk Hilman Fajrian sebagai Direktur Social Commerce. Hilman lah yang diberi otoritas membangun sistem, menyusun manajemen dan konten, konsep bisnis, SOP, dan meletakkan pondasi dasar social media profesional. Dia selalu menanamkan pemahaman bahwa social media bukan hanya iseng-iseng.

Hilman Fajrian ditunjuk karena memang punya keahlian di bidang teknologi informasi, kemampuan jurnalistik dan komunikasi yang mumpuni, juga pemahaman marketing, riset dan statistik yang baik. Hilman orang pertama di Indonesia Timur dan Tengah yang mendapat sertifikasi sebagai Professional Social Developer dari Hootsuite University ketika sedang serius-seriusnya mengembangkan social commerce DB.

Lalu, ada berapa akun yang dikelola? Siapa penanggung jawabnya? Ada berapa dan siapa saja adminnya?

Akun social media yang dikelola banyak sekali. Kami pernah mengelola lebih dari 15 akun. Lokal dan nasional. Di tiga tahun pertama (2012-2014) hampir semuanya aktif karena SDM kami mencukupi. Itu belum termasuk akun korporat pihak ketiga yang dipercayakan kepada kami untuk pengelolaannya.

Pada dasarnya semua tim Discover memiliki akses ke social media tertentu. Namun ada batasan personal untuk bisa mengakui dirinya admin karena kekhawatiran penyalahgunaan.

Ada 8 admin dengan masing-masing pembagian tugasnya, dari manajer konten, sampai operator. Dalam SOP yang disusun, semuanya dilarang mempublikasikan diri sebagai admin. Soal penanggung jawab, dari dulu sampai sekarang sama: Raden Nugroho.

Ceritakan soal segmentasi dan sistem pembagian tugas admin?

Segmentasi kami adalah korporat di Balikpapan dan Kaltim, atau warga kelas menengah ke atas, atau mereka yang memiliki kemampuan untuk membeli produk sekunder dan tersier.

Akun social media kami adalah perwujudan dari misi Discover Borneo, yaitu menfasilitasi sarana informasi dan mengedukasi masyarakat, termasuk melalui sosial media dan online.

Soal tugas admin, pada awal-awal hampir sama seperti alur kerja di media pada umumnya: ada rapat perencanaan, ada reporter di lapangan, ada back up, ada redaktur dan moderator. Sistem standar admin dua shift, pagi dan malam. Pagi dari jam 8 dan malam sampai jam 00.00. Stand by di depan perangkat komputer. Cuapek banget kaaan..

Seringkali kita candain para admin, “Hei, ke kantor seharian gak kerja, malah main twitter sama facebook-an aja!” Tapi mereka udah kebal. Biasanya cuma cengengesan. Karena ya memang itu kerjanya. Digaji khusus untuk bersocial media.

Bagaimana suka duka selama mengelola akun? Lalu, apa pencapaian/prestasi selama mengelola akun?

Sukanya, hmm, apa ya…
Dukanya, mm, nganu..

Soal pencapaian, relatif sih. Kami di DB punya tagline Beyond Creative (Melampaui Kreativitas). Jadi upaya-upaya apapun dalam karya yang kami hasilkan, ya harus mengacu pada standar “melebihi yang sudah ada”. Setidaknya di lingkup lokal. Hampir semua produk DB mengacu pada rumusan konsep baru. Atau hasil modifikasi dari konsep yang sudah ada, tapi dikembangkan lagi dengan konsep baru.

Secara kualitas dan kuantitas karya dan konsep, bisa dibilang kami sudah memenangkan banyak hal untuk start up lokal usaha sejenis bidang jasa kreatif. Sebenarnya itu konsekuensi logis dari investasi yang juga besar, khususnya pada kesungguhan, dedikasi dan tentunya juga materi. Perlu diketahui bahwa investasi/fix cost terbesar kami adalah pembiayaan pada sektor SDM. Jika pernah ada bertanya bagaimana kami pernah mendapat pencapaian cukup besar dari sisi income, mungkin perlu juga diketahui bahwa salah satu adminnya ada yang bergaji sampai Rp 7 juta. Perbulan. Hanya satu orang. Tuntutan itu yang mengharuskan kami secara alami harus bisa bertahan jangan sampai pemasukan lebih kecil dari pengeluaran.

Namun, harus kami akui, dalam perjalanan waktu, kami merasa kehilangan ”sesuatu”. Sesuatu itu abstrak, tapi sebenarnya adalah inti atau bahan bakar berpikir kreatif — yang mejadi roh dari usaha Discover.

Kami terlalu serius. Akhirnya sering tegang dan tidak rileks. Agak tertekan karena bergerak dalam tuntutan harus terus lebih baru, lebih hebat, lebih besar, lebih menang, dst..

Sadar akan hal itu, maka di pertengahan 2015, kami mengenalkan konsep Go Discover, dengan tagline yang baru: Enjoy Everythings, Happy Everyday..

Kami berpikir, semangat kompetisi itu baik. Menang itu juga wajar. Tapi kalah juga tidak sepenuhnya salah. Tapi konsep menang-kalah ini kami sederhanakan dalam pemahaman internal kami, bahwa ukuran kami ke depan bukan melulu pencapaian materi, atau banyak-banyakan prestasi. Sekali lagi hal itu tidak salah. Tergantung yang menjalankan. Tapi, berdasar pengalaman kami, ternyata kami tidak selalu bahagia dengan pencapaian-pencapaian bersifat materil semacam itu.

Tagline baru yang kami gaungkan kami harap bisa menularkan semangat berkarya sambil tetap menikmati prosesnya, dan yang terpenting, bisa membuat kita berbahagia setiap harinya.

Apakah Discover menerima kerjasama berbayar? Bagaimana cara bekerjasama?

Soal kerjasama apapun dengan Discover, kami menuliskannya secara jelas di web www.godiscover.co.id. Bisa dibuka di kolom product-service. Atau kontak hotline kami di 0812 54 11111 / 0815 458 00000

Tapi kami juga ingin menyampaikan hal ini. Kalau di antara kita punya kemampuan mengelola social media, di luar sana masih begitu banyak yang belum bisa. Atau belum punya waktu untuk menyeriusi social media. Padahal mereka ingin. Padahal dananya ada. Carilah. Ajaklah pihak ketiga itu (perusahaan, pemerintahan, tokoh personal, korporat, BUMN dan swasta) — untuk bekerjasama.

Jika kita punya reputasi kerjasama dengan pihak ketiga, kelas kita naik dari sekadar buzzer menjadi Social Media Developer. Kami sering menyuarakan hal ini kepada teman-teman sesama pengelola social media. Kami berharap portofolio kita sama-sama meningkat, karena dengan begitu, semua bisa maju, kota ini maju, perusahaannya maju, yang diuntungkan masyarakat luas.

Lebih dari itu, pendapatan pengelolaan social media bukan hanya dari iklan, tapi yang lebih besar lagi ada pada kerjasama pengembangan. [hfd]

Source : Majalah DISCOVER BALIKPAPAN Edisi 55 Juli 2016