Balikpapan pernah punya banyak bioskop. Era 80 – 90 an, ada Bioskop Nusantara (Gunung Guntur), Bioskop Dian (Inpres), Bioskop Bahagia (Karang Anyar), Bioskop Normal (Manggar), Bioskop Taman Citra (Rapak), Bioskop Antasari (Jl A Yani) dan Bioskop Banua Patra (khusus karyawan Pertamina). Bioskop Gelora adalah bioskop paling elit di zamannya, dan masih bertahan hingga tahun 2000 an.
Kelenteng Guang De Miao di kawasan Pasar Baru, tak bisa dilepaskan dari sejarah keberadaan warga Tionghoa di Kota Minyak. Kala itu, terjadi migrasi warga Tionghoa untuk bekerja di abad 19 di perusahaan minyak Belanda pada masa Guang Xu antara tahun 1875 sampai 1908, di Balikpapan. Dibangun pada 1915, tahun Kelenteng Guang De genap berumur 100 tahun. Ini sekaligus menjadikan kelenteng ini yang paling tua di Balikpapan.
Angkot Balikpapan tempo doeloe dikenal dengan nama Taksi Jamban. Disebut juga Taksi Kayu. Bentuknya kotak, dari body sampai pintunya dari kayu. Tahun 80 an era Taksi Jamban berakhir.
Sekira tahun 70 – 80 an, Balikpapan pernah punya air terjun. Tingginya 10 meter lebih. Dikenal dengan Gunung Air Terjun Utara (Gatu). Itu menjadi sumber air bagi warga sekitar. Letaknya di belakang Balai Gembira, kawasan Klamono, Gunung Pipa. Sebutan Gatu lebih melekat sampai sekarang. Kini air terjun itu sudah tak ada, hanya tersisa mirip parit saja.
Balikpapan punya begitu banyak gunung. Meski sebutan gunung di sini bukan berarti gunung aktif, namun unsurnya mengisyaratkan kawasan tersebut adalah kawasan rawan dengan kontur perbukitan. Gunung Dubs, Gunung Malang, Gunung Guntur, Gunung Kawi, dll, adalah beberapa nama di antaranya. Mantan Wali Kota Balikpapan Imdaad Hamid menyebut total ada 25 nama Gunung. “Ini menjadikan Balikpapan sebagai kota dengan Gunung terbanyak di dunia†katanya.
Jahe Balikpapan atau Etlinger Balipapanensis, adalah jahe asli Balikpapan. Tanaman obat ini hanya bisa dijumpai di Kawasan Hutan Lindung Sungai Wain. Tinggi Jahe Balikpapan bisa mencapai 2 meter. Penemu Jahe Balikpapan adalah Axel Dalberg Poulsen, seorang ahli botani dari Denmark.
Axel Dalberg Poulsen menemukan Jahe Balikpapan ketika mengumpulkan penelitian tentang Etlingera Kalimantan. Axel menyadari bahwa Jahe Balikpapan adalah satu jenis yang berbeda dari jenis tanaman Etlingera yang telah ia ketahui sebelumnya. Ia menamakan tanaman ini sebagai Etlingera Balikpapanensis, dan telah dipublikasikan dalam bukunya, “Etlingera of Borneoâ€.
Masjid tertua di Balikpapan adalah Masjid Al ‘Ula, di kawasan Kampung Baru, Balikpapan Barat. Umurnya ditaksir sudah 350 tahun, dibangun sejak masa penjajahan Belanda. Ini sekaligus menandakan kawasan Kampung Baru adalah kota tertua, menjadi pusat perdagangan di Kalimantan, dan tempat persinggahan saudagar/pedagang Islam. Mereka berdagang dan membangun lokasi ibadah di pinggir pantai, di masjid ini.
Perjalanan Masjid Al ‘Ula konon melewati berbagai periode suram; penjajahan belanda, pengeboman Jepang, era komunisme PKI, kebakaran besar, berkali-kali renovasi, dll. Namun banyak ‘keajaiban’ yang membuat masjid ini bertahan hingga sekarang.
Source : Majalah DISCOVER BALIKPAPAN Edisi ke 39 Februari 2015