FeaturedUrban Legend

From The WILD FOREST to The Most LOVABLE CITY (Part 1)

Kita mengenal Balikpapan sebagai salah satu kota besar di Kalimantan yang bukan lagi hutan — seperti ketika ia dibuka oleh Belanda mulai 1897.

Melalui ulasan ini, kami mereview dan mengajak Anda bertualang melihat bagaimana heterogenitas nusantara bahu-membahu mengubah sebuah hutan menjadi kota bernama Balikpapan yang juga berjuluk Kota Minyak dan Madinatul Iman.

By: Discover Team
[ Hilman Fajrian – Aris Darmawan – Yoyok Setiyono – Galuh Retno Sari ]

*] Versi Online Ulasan ini bisa dilihat di: http://www.kompasiana.com/hilmanfajrian | Versi lengkap bisa dibaca di buku “Balikpapan: From The Wild Forest to The Dream Beach” ( Terbit 2013, 250 halaman) dan “Balikpapan Kota Investasi & Wisata (Terbit Juni 2015, 80 halaman)”

BALIKPAPAN TERKINI

Kota kami adalah salah satu kota besar di Provinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah mencapai 843,48 Km2 — terdiri atas 503,30 Km2 daratan dan 340,18 Km2 perairan. Batas wilayah kota ini meliputi Kabupaten Kutai Kertanegara pada bagian utara, Selat Makassar pada bagian Selatan dan Timur, serta Penajam Paser Utara pada bagian Barat.

Secara umum, kota ini memiliki kontur wilayah yang umumnya berbukit (85%) dengan ketinggian antara 0 sampai dengan lebih dari 100 meter diatas permukaan laut. Dari luas itu, secara umum kondisi tutupan lahan di Kota Balikpapan masih didominasi lahan tidak terbangun dengan luas 44.813, 21 ha (89,04%) dari luas wilayah Kota Balikpapan. Sementara lahan terbangun “baru” mencapai luas 5.517,36 ha (10,96.%) dari luas wilayah.

Jumlah penduduk di kota ini, sampai dengan Januari 2015, mencapai 706.414 Jiwa. Kepadatan penduduk tertinggi berada di kecamatan Balikpapan Utara. Pembangunan pesat dan peluang ekonomi yang tinggi mengundang arus pendatang. Pada 2014 laju pertumbuhan penduduk mencapai 5,01% atau bertambah sebesar 36.301 Jiwa, dengan kepadatan 1.380 jiwa/ Kilometer persegi.

Besarnya jumlah pendatang telah membawa keberagaman etnis. Kota kami dikenal sebagai kota heterogen, baik dari segi adat istiadat maupun agama. Namun, keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat sangat kami junjung tinggi. Tercatat setidaknya 104 kelompok etnis paguyuban yang ada di Balikpapan. Paguyuban ini berperan penting dalam menjaga keharmonisan masyarakat, sehingga Balikpapan menjadi salah satu kota paling kondusif di Indonesia.

BANDARA KAMI TERBAIK DI INDONESIA

Eksistensi Balikpapan sebagai kota jasa menjadikan daerah ini sebagai Kota MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition) kesepuluh di Indonesia, yakni sebagai kota yang menjadi pusat pertemuan, konferensi, dan pameran. Setiap tahun berbagai kegiatan pameran dengan skala nasional maupun internasional digelar di Balikpapan.

Konsep Kota MICE ini juga ditunjang oleh beragam fasilitas yang telah tersedia seperti gedung pertemuan, hotel, dan gedung kesenian yang dapat menampung pengunjung ribuan orang.

Proyek infrastruktur besar lain yang juga mendorong pertumbuhan ekonomi Balikpapan adalah Kawasan Industri Kariangau, yang terletak di bagian barat laut kota. Kawasan ini dilengkapi dengan keberadaan Pelabuhan Peti Kemas Internasional Kariangau, terbesar di kawasan timur Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi di Kota Balikpapan semakin meningkat dengan beroperasinya terminal baru Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan sejak 22 Maret 2014.

Terminal baru kami seluas 110.000 meter persegi mengusung konsep modern eco-airport dan mampu menampung 15 juta penumpang per tahun. Dengan luasan terminal tersebut, bandara ini menjadi gerbang udara terbesar dan termegah di kawasan timur Indonesia, dan terbesar ketiga di Indonesia.

Bila Anda terpukau dengan keindahan Bandara Sepinggan, Anda bukan satusatunya. Bandara kami adalah yang terbaik di Indonesia dan ke-16 terbaik di dunia.

Bandara internasional pertama di Pulau Kalimantan ini adalah salah satu cerminan betapa kami mencintai lingkungan. Dan hal itu diejawantahkan sangat baik oleh PT Angkasa Pura I.

Ini adalah bandara pertama di Indonesia yang paling hemat energi dan ramah lingkungan. Lihat lah kaca-kaca besar di kanan-kiri dan atas yang memungkinkan bandara berdesain futuristik ini mengandalkan pencahayaan dari matahari — sehingga bisa menghemat listrik dalam jumlah banyak.

Tentu saja masih ada lampu, tapi semua lampu itu LED yang konsumsi listriknya sangat kecil dan berdayatahan lama. Jika Anda melihat ada hutan mini di area kedatangan, pemandangan yang sama juga ada di setiap lantai. Warga kami mencintai tumbuhan betulan, bukan sintesis. Di Bandara Sepinggan, kami menyambut Anda dengan itu.

Kami menyebarkan hutan itu di bandara seluas 110.000 meter persegi dalam bangunan 4 lantai. Jika Anda ke toilet, Anda harus tahu bahwa air di bandara ini hasil daur ulang.

Soal modernitas, Sepinggan adalah bandara pertama di Indonesia yang dilengkapi boutique mall. Di semua lantai ada pertokoan dan tempat makan yang mayoritas diisi produk dan jasa lokal. Anda bisa berbelanja dan makan sepuasnya, sekaligus membantu kami meningkatkan ekonomi dan industri daerah.

Jika Anda anggap bandara kami bersih, canggih, rapi, ramah lingkungan, futuristik, berteknologi tinggi dan mendukung industri lokal, tunggu sampai Anda melangkah keluar bandara.

KOTA KAMI PALING BERSIH SE-ASIA TENGGARA

BERSIH DAN INDAH: View senja saat masyarakat bersantai di Pantai Kilang Kota Balikpapan.
BERSIH DAN INDAH: View senja saat masyarakat bersantai di Pantai Kilang Kota Balikpapan.

Jalan-jalan di kota kami yang sangat bersih, hijau dan tertata rapi, itulah mengapa kami bisa meraih Piala Adipura 17 kali. Datang ke Balikpapan, artinya, selamat datang juga di kota terbersih di Asia Tenggara. Balikpapan mendapatkan “Adipura ASEAN” dalam 3 kategori sekaligus: clean land, clean water, clean air.

Jika Anda menebak-nebak kenapa kota kami bisa sebersih ini, itu karena budaya yang dibangun. Perda kebersihan tentu ada, tapi pemerintahan Balikpapan bukan “tukang menangkap orang” saat buang sampah sembarangan.

Kota kami bersih karena kami suka kebersihan. Bukan sekadar ucapan. Di Balikpapan memang sangat jarang melihat orang buang sampah sembarangan. Jika Anda berani mencoba buang sampah sembarangan, Anda akan dipelototi! Tentu banyak tong >sampah di sini, tapi bukan karena itu yang membuat kota ini bersih, melainkan kesadaran warganya. Kesadaran itu dikembangkan lewat pendidikan 4 generasi – mulai zaman dulu sampai saat ini.

Generasi kakek nenek kami dulu dididik mengelola kebersihan oleh Belanda sebagai pembangun pertama kota ini lewat kultur. Hasilnya bisa kita lihat di kawasan-kawasan yang dibagun Belanda seperti Lapangan Merdeka, Jalan Minyak, Gunung Dubs, Panorama, Pancur, dll. Tak hanya bersih, hijau dan rindang, tapi drainasenya juga sangat ideal.

Di sekolah, dimasukkan mata pelajaran lingkungan hidup sebagai mata pelajaran tambahan. Kalau di daerah lain muatan lokalnya adalah bahasa daerah, di Balikpapan kami belajar menanam dan merawat pohon, menciptakan taman dan kebun, serta mendaurulang sampah.

Kami sejak lama menjalankan secara nyata bahwa kebersihan adalah bagian dari iman. Kebersihan dan kecintaan akan lingkungan buat kami bukan slogan, melainkan cara hidup yang ditumbuhkembangkan dari generasi ke generasi.

KOMITMEN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

Pemerintah serta masyarakat Balikpapan dikenal akan kepeduliannya terhadap lingkungan. Penghargaan Adipura, Adiwiyata, serta Kalpataru yang kerap diperoleh membuktikan bahwa budaya bersih dan wawasan lingkungan telah menjadi bagian dan ciri dari masyarakat Balikpapan. Gerakan Clean, Green, and Healthy (CGH) yang diluncurkan oleh Pemerintah Kota Balikpapan sejak awal tahun 2000-an mendapat sambutan baik dari masyarakat dan terus bergulir hingga sekarang, baik melalui program pemerintah maupun kegiatan inisiatif masyarakat.

Selain itu, Pemerintah Kota Balikpapan mengeluarkan kebijakan rasio 52:48 dalam penataan ruang (52 persen kawasan lindung/hijau dan 48 persen sisanya untuk kawasan budidaya) serta pelarangan tambang batu bara terbuka. Kedua kebijakan ini bertujuan untuk menghindari kerusakan lingkungan seperti yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

LALU LINTAS KAMI PALING TERTIB SE-INDONESIA

Di Balikpapan memang mulai banyak kemacetan, tapi Anda akan jarang menemui “keberingasan” pengendara. Kami menjalaninya dalam ketertiban. Karena itu lah kami diganjar penghargaan tertinggi ketertiban lalulintas di Indonesia Wahana Tata Nugraha sebanyak 18 kali. Kedisiplinan ini bukan saja karena kultur masyarakat industri Eropa yang dulu diterapkan Belanda kepada generasi sebelumnya — yang sangat tegas dan disiplin. Tapi anak-anak di sekolah juga punya pelajaran lalulintas sebagai muatan lokal.

Di jalan protokol, ada bicycle track atau jalur khusus pengendara sepeda. Jalur itu dihormati pengendara kendaraan bermotor. Pemandangan sepeda motor naik ke trotoar jarang ditemui di Balikpapan. Trotoar kami tetap bagus dan nyaman untuk pejalan kaki. Kendaraan juga dilarang parkir di sepanjang sisi jalan protokol supaya tidak macet dan harus parkir di kantong pakir. Dinas Perhubungan Balikpapan (Dishub) Balikpapan memantau ketat situasi jalan raya lewat belasan CCTV yang terpasang di banyak sudut jalan. CCTV itu bisa diakses bersama oleh Dishub, Polres Balikpapan dan Polda Kaltim, sehingga mereka bisa cepat menanggapi situasi jalan.

BUDAYA TERTIB : Salah satu jalan di kawasan Gunung Dubs.
BUDAYA TERTIB : Salah satu jalan di kawasan Gunung Dubs.

Soal moda transportasi umum, Balikpapan memang baru terbatas mobil angkutan kota (angkot), taksi dan bus saja. Wilayah Balikpapan yang penuh perbukitan membuat moda transportasi umum model lain sulit diaplikasikan. Bahkan bus saja tidak bisa menjangkau daerah perbukitan, karena memungkinkan mogok di tanjakan curam. Maklum, seperti kami jelaskan di atas, 80 persen lebih jalanan Balikpapan adalah kontur perbukitan.

Pengembangan moda transportasi diproyeksikan di kawasan landai, terutama di pesisir pantai. Saat ini Balikpapan tengah membangun coastal road dari Pelabuhan Semayang hingga Bandara Sepinggan sepanjang 8,5 km. Coastal road ini juga dilengkapi dengan moda transportasi trem yang hemat energi.

BALIKPAPAN ALWAYS ON… |

Walikota kami, Pak Rizal Effendi, didaulat menjadi Presiden Cyber City Indonesia. Balikpapan dianggap berhasil menumbuhkan penetrasi internet. PT Telkom telah menyediakan lebih dari 1.000 hotspot Wifi ID di tempat umum di Balikpapan: perkantoran, mal, bandara, rumah sakit, restoran, hotel sampai tempat ibadah. Seluruh sekolah juga memiliki Indi School, jaringan internet sekolah yang disediakan Telkom. Semuanya berdiri di atas infrastruktur fiber optic.

Soal jaringan internet pribadi dan perumahan, infrastrukturnya sudah fiber optic dengan kecepatan 10 Mbps – jauh di atas rata-rata nasional 1,9 Mbps. Untuk mobile broadband, Telkomsel dan Indosat sudah sama-sama menyediakan koneksi 4G. Balikpapan memang tidak seperti Bandung yang punya command center yang dibangun dengan biaya Rp 27 miliar. Sebagai kota terpadat di Kaltim dengan 700 ribu penduduk, APBD Balikpapan “hanya” Rp 3 triliun. Itu pun yang terbesar sepanjang sejarah, sebelumnya “hanya” Rp 1-2 triliun. Jika disuruh beli barang mahal, APBD Balikpapan tidak akan sanggup. Tapi bukan berarti kami tidak bisa punya command center.

“Command Center” kami berada di Twitter, dan gratis! Ratusan CCTV digantikan mata kepala warga. Gaji aparat diganti voluntarisme masyarakat. Warga Balikpapan sangat gemar bermedia sosial dan bahu membahu. Dari data Facebook, ada 330.000 pengguna Facebook aktif di Balikpapan, dan ratusan lain di Twitter.

Masyarakat Balikpapan sangat gemar bermedia sosial dan bahu-membahu di sana. Lewat akun-akun media sosial informasi perkotaan seperti akun @KotaBalikpapan yang dikelola Discover Borneo (DB), kami saling aktif melaporkan situasi kota. Para admin akun kota bekerja secara voluntir menerima setiap laporan dan menjadi buzzer. Misal di sini sedang macet, di sana ada insiden, di situ ada genangan air, dll. Informasi warga ini juga terus dipantau secara aktif admin social media dan diteruskan ke warga.

Akun-akun seperti @KotaBalikpapan, @IklanBalikpapan, @InfoBalikpapan, @Balikpapanku, >@BalikpapanTL, @anakmudabpp, @balikpapaners, @FireFighterBPN dan masih sangat banyak lagi. Tak hanya rajin berkampanye soal penanganan bencana, para admin social media itu juga aktif melaporkan perkembangan penanganan dari lapangan saat suatu kejadian berlangsung.

Jadi, baik aparat, warga dan pelaku usaha (buzzer) bekerja sama dalam memanfaatkan semangat volutarisme dan tujuan meningkatkan kualitas kehidupan. Semuanya tanpa biaya. Mereka secara rutin dan aktif membagikan informasi atau jadi hub (perantara) informasi warga.

Hiruk-pikuk media sosial Balikpapan turut dimanfaatkan oleh pelaku usaha yang mayoritas anak muda. Setidaknya, saat ini ada 400 lebih akun Twitter bisnis di Balikpapan yang menyediakan berbagai produk dan jasa. Mulai dari properti sampai ojek, dari isi ulang tinta printer sampai servis elektronik.

KOTA KAMI PALING DICINTAI SEDUNIA

Kerja warga, aparat serta pelaku usaha Balikpapan dalam kemandirian, partisipasi, voluntarisme, dan pelestarian lingkungan hidup itu tampak jelas di mata World Wild Fund (WWF) – sebuah organisasi PBB dalam pelestarian lingkungan. Balikpapan dinobatkan sebagai Kota Paling Dicintai di Dunia 2015.

Seperti pernah diulas Majalah Discovr pada edisi April lalu, pada 2015 ini, WWF lewat program We Love Cities memilih 47 kota di dunia yang dianggap berhasil dalam mengembangkan pengelolaan lingkungan sebagai pembangunan yang berkelanjutan. Perwakilan dari Indonesia adalah Jakarta, Semarang dan Balikpapan. Cara penentuan pemenangnya adalah dengan memberikan usulan pengembangan lingkungan secara online, voting online dan jumlah foto kota yang disebarkan warga di Twitter dan Instagram.

Di atas kertas, populasi Balikpapan bukan apa-apa dibanding Semarang, apalagi Jakarta yang jadi “Ibukota Twitter”. Kami juga harus bersaing dengan Singapura, Seoul, Vancouver, Hatyai, Johannesburg, bahkan Paris. Tapi para aktivis lingkungan dan aparat pemerintah tidak bosan-bosan turun langsung ke sekolah, perkantoran, pusat perbelanjaan dan tempat umum lain hampir setiap hari untuk meminta warga ikut serta.

Setiap akun informasi perkotaan Balikpapan juga rutin setiap hari mengingatkan follower untuk terus partisipasi. Di Twitter dan Instagram partisipasi ini disampaikan lewat hashtag #WeLoveBalikpapan.

Sampai di titik akhir, Balikpapan tampil jadi juara menyingkirkan Paris sebagai rival terdekat. Rasanya, masih tidak percaya warga Balikpapan bisa mengalahkan Paris, bahkan Jakarta, dalam partisipasi di Big Data. Tapi ini terjadi.

ENGLISH TRANSLATION

We know Balikpapan is one of big city in Borneo which no longer presumed as forest, back then when it was opened by Dutch government in 1897. In this review, we invite you to adventure to see the transformation from a forest into a city called Balikpapan which has a nickname Oil City and Madinatul Iman.

BALIKPAPAN NOWDAYS

Our city is one of a big city ini East Borneo Province with area 843,48 Km2 — consist 503.30 Km2 of land and 340.18 Km2 of water. Borderline of this city is Kabupaten Kutai Kertanegara in North side, Selat Makassar in South and East Side, and Penajam Paser Utara in West Side.

In general, the contour of this city contains majority in the shape of hill (85%) with the elevation between 0 – 100 m above the sea level. 89.04% of Balikpapan is a non-built land. In the other hand, only 10.96% is built.

Population in this city until Januari 2015, reach 706.414 of life. The highest population density is in North Balikpapan Sub-District. Its fast develoment and economic opportunities invite newcomers. In 2014, the rate of population growth reach 5.01% or increase by 33.301 of life, with the density 1.380 people/Km2.

The large number of newcomer has bring various ethnic into Balikpapan. Our city has been popular as heterogeneous city, both of customs or religions. It is recorded that there is 104 ethnic community groups in Balikpapan. This community play a huge role in society so that Balikpapan become the most favorable city in Indonesia.

OUR AIRPORT IS THE BEST IN INDONESIA

The existence Balikpapan as a city of services made this region as the tenth city of MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition) in Indonesia Every year various exhibitions in national scale or international scale have been held in Balikpapan.

This MICE city concept has been supported with various facility which has been available such as conference halls, hotels, and art galleries that can accomodate thousands of visitors.

Another big infrastructure project has supported growth of Balikpapan economics is Kariangau Industrial Region, which located in northwest of the city. In this area there is also Kariangau Internasional Container Port, the largest in eastern Indonesia.

Growth of economics in this city has been increasing since the new Internasional Airport Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan was opened at 22 March 2014.

Our new airport covers an area of 110.000 m2, taking the modern ecoairport concept and can accomodate 15 million of passengger each year. Having such a huge terminal, this airport become the largest air gateway in Eastern Indonesia, and the third largest in Indonesia.

If you are dazzled with the beauty of Sepinggan Airports, then you are not the only one. Our airport is the best in Indonesia and The 16th best airport in the world.

The first Internasional Airport in Borneo is one of reflection why we love our environment. And this was answered very well by PT Angkasa Pura I.

This is the first airport which the most energy efficient and enviromentally friendly. Look at the big mirrors in the right-left and top that allows this futuristic airport rely on lighting from the sun — so that it can save electricity in large quantities.

We distribute that mini forest in this area of 110.000 m2 in a 4-story building. Of course there are lights, but all of the lights are LED. Which its electricity consumption is very small and lasting longer.

You can see there’s a mini forest in arrival area, the same view on every floor. Our people love real plants, not artificial ones. Ini Sepinggan Airport, we welcome you with that. If you go to toilet, you must know that the water is recycled.

About modernity, Sepinggan is the first airport in Indonesia equipped with boutique mall. In every floor there are shops and restaurant which in majority sells local products and services. You can shop and dine till you drop, as well as supporting our local industries.

If you consider our airport is clean, sophicticated, neat, enviromentally friendly, futuristic, high-tech and supporting local industries, then please wait until you step outside the airport.

OUR CITY IS THE CLEANEST IN SOUTHEAST ASIAN

Our city roads is very clean, green and tidy, that’s why we can won Adipura Trophies 17 times. Coming to Balikpapan, it means, you’re coming to the cleanest city in Southeast Asia. Balikpapan get “Adipura ASEAN” in 3 Categories: clean land, clean water, and clean air. If you are guessing why we can make our city clean, because of culture in this city. Although we have rules about cleanliness, It doesn’t mean Balikpapan goverment enforce punishment to clean this city.

Our city is clean because we love it clean, not just by words. In Balikpapan, indeed it is very rare see people who litter. If you dare to try litter, you will get scolded! Of course there are many garbage cans, but those are not the cause to make this city clean, but the people in this city does. Awareness on cleanliness was developed through education, from past generation until today.

DIJAGA BERSAMA: Trotoar di tengah kota.
DIJAGA BERSAMA: Trotoar di tengah kota.

Our grandparents were educated to be clean by Dutch government. It became the culture of the city. We can see the result in Merdeka Square, Jalan Minyak, Gunung Gubbs, Panorama, Pancur, dll. They are not only clean, green and shady, but its drainage system is very ideal.

At school, we were taught about environment. In Balikpapan, we were taught to plant and preserve trees, creating parks, and recycling garbage.

We’ve been proving our slogan, that cleanliness is a part of faith. It is not only slogan, but also our way of life, passed down from generation to generation.

COMMITMENT TO THE ENVIRONMENT

Balikpapan goverment and citizens are known for its concern for the environment. Awards like Adipura, Adiwiyata, and Kalpataru prove that clean culture has becoma a part and characteristic of the citizens. Clean, Green, and Healthy (CGH) act was launched by Balikpapan Goverment at the beginning of the year 2000. The act has been getting good response from people up until now.

Furthermore, Balikpapan Goverment issued a ratio policy 52:48 in the arrangement of space (52% for protected area/green and 48% for productive area) and the prohibition of open coal mines. Both this policy aims to avoid enviromental damage that happens in some areas in Indonesia.

OUR TRAFFIC IS THE MOST ORDERLY IN INDONESIA

In Balikpapan, there so many traffic jam. But you will not find any nasty rider. We live in order. Because of that we get the highest awards, the Wahana Tata Nugraha for 18 times. Our discipline is not only because of European industrial culture, but it because children get traffic lessons at school.

In main road, there is special line for cyclists. People obey the cyclist’s line. We rarely find motorcycle rider who took pedestrian’s way. We have good and comfortable pavements for pedestrians. We keep those pavements not to be parking lot for cars. We keep them park their cars in official parking lots. Balikpapan department of Transportation keep the situation in road via cctv that installed in the corner of the road. Those CCTV can be accessed together by Department of Transportation, Balikpapan Police and East Borneo Police, so that they can respond the situation of the road.

FASILITAS PUBLIK : Jalur sepeda di jalan-jalan protokol
FASILITAS PUBLIK : Jalur sepeda di jalan-jalan protokol

About public transportation, Balikpapan has public transport, taxi and bus. Balikpapan area is full of hills, making other type of public transportation difficult to run. Even bus can not reach hilly areas, because it allow strikes on steep climbs, knowing as we explained above, 80% over the streets of Balikpapan has hilly contours. Development of transportation modes have been projected in flat area, especially on the coast. Nowadays, Balikpapan is constructing Coastal Road from Semayang harbour to Sepinggan Airport as far as 8.5 km. This coastal road will be installed with energy efficient trem transport.

BALIKPAPAN ALWAYS ON

NGETWIT: Walikota "live" menyapa warga lewat twitter @KotaBalikpapan.
NGETWIT: Walikota “live” menyapa warga lewat twitter @KotaBalikpapan.

Our mayor, Rizal Effendi, has been chosen for Indonesia Cyber City President. Balikpapan is considered successful in growing internet penetration. PT Telkom has provided more than a thousand WIFI ID hotspot in Public areas in Balikpapan; Offices, restaurants, hotels, hospitals, airports, up to religious places. All schools have Indi School, school internet connection provided by Telkom. Everything relies on fiber optic infrastructure.

In terms of private internet network and housing, fiber optic infrastructure is already reaches speed of 10 Mbps – far above the national average of 1.9 Mbps. For mobile broadband, Telkomsel and Indosat has equally provide 4G connection. Balikpapan is not like Bandung who has command center which was built at a cost of Rp. 27 Billion. As the most popular city in East Borneo with 700 thousand citizens, APBD Balikpapan is only Rp. 3 trillion. That was the biggest in history, previously it was only Rp. 1-2 trillion. Should we ask to buy expensive items; the budget will not be able to buy. But that does not mean we can not have a command center.

Our “Command Center” is on Twitter, and it is free! Hundreds of CCTV are replaced by the eyes of citizen. Salaries of public officials are replaced by voluntarism. Balikpapan citizens are very fond of social media and help each other. From Facebook data, there are 330.000 active facebook users in Balikpapan City and hundreds of others on Twitter. Balikpapan society in very fond of social media and help each other. Via social media accounts such as @KotaBalikpapan by Discover Borneo, we can report the situations of the city actively.

The account admin works as a volunteer. They receive every report and become a buzzer. For example, if there is a traffic jam, accident, water, etc. This information is also monitored by admin and passed on to citizens. Many accounts such as @KotaBalikpapan, @IklanBalikpapan, @InfoBalikpapan, @Balikpapanku, @BalikpapanTL, @anakmudabpp, @balikpapaners, @FireFighterBPN and many more. They are not only campaigning about the solution of the disaster, the admin was also active reporting on the field when an event takes place.

So. All of officers, citizens and businesses (buzzer) work together hand in hand to increase the quality of life. Everything for free. They work routinely and actively sharing information and as a hub for public information.

Social media Balikpapan also be used by businesses that the majority of young people. At least, there are more than 400 business twitter account in Balikpapan that provides a variety of products and services. From property to ojek, from printer refills until electronic services.

IKUT MENYAPA WARGA: Akun social media walikota dan Ketua DPRD mengajak warga berinteraksi lewat social media.
IKUT MENYAPA WARGA: Akun social media walikota dan Ketua DPRD mengajak warga berinteraksi lewat social media.

OUR CITY IS THE MOST LOVEABLE IN THE WORLD

The corporation among public officers, businessmans in Balikpapan in independency, participation, volunteerism and wildlife preservation is seen clearly by World Wild Fund (WWF) – a PBB organization – that works on environment preservation. Balikpapan then awarded as the most loveable city in the world.

In 2015, WWF via We love Cities program chose 47 cities in the world that are considered successful in developing environmental management for sustainable development. Representatives of Indonesia are Jakarta, Semarang and Balikpapan. The method of determining the winner is to make a proposal for the development of an online environment , online voting and the number of photos city residents spread on Twitter and Instagram.

It was estimated, the population of Balikpapan is nothing compared to Semarang , especially Jakarta, who became the Capital of Twitter. We also have to compete with Singapore, Seoul, Vancouver, Hatyai, Johannesburg, even Paris. But environmental activists and government officials work relentlessly to visit schools, offices, shopping malls and other public places almost every day to ask the citizens to participate.

Each account information Balikpapan urban daily routine also warned followers to continue participation . On Twitter and Instagram hashtag participation is delivered through #WeLoveBalikpapan . Until at the end point, Balikpapan appear to be champions, putting Paris as the closest rival .It seemed unbelievable, but Balikpapan can beat Paris, even Jakarta, in participation in Big Data. It does happen.

Baca juga : From the Wild Forest to the Most Lovable City (Part 2)

Source : Majalah DISCOVER BALIKPAPAN Edisi ke 43 Juni 2015

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Check Also
Close
Back to top button
.