From The WILD FOREST to The Most LOVABLE CITY (Part 2)

KAMI MEMANG “ORANG HUTAN”
Dulu, orang daerah lain memandang kami sebagai “orang hutan”. Mereka memandang Kalimantan, termasuk Balikpapan, adalah hutan. Namun, image “orang hutan” itu adalah lingkungan yang asri, bukan keterbelakangan. Balikpapan memang hutan. Ia berasal dari hutan ketika dibangun Belanda tahun 1890, dan hutan itu dijaga sampai sekarang. Balikpapan punya Perda yang mewajibkan 52% adalah kawasan hijau dan 48% untuk pembangunan. Hutan di Balikpapan tersebar dimana-mana: dari tengah sampai pinggir.
Dan di kota ini lah terletak kebun raya yang luasnya 300 hektare – salah satu yang terbesar di Indonesia. Padahal, luas Balikpapan hanya 503 km persegi dengan kepadatan 1.360 orang per km persegi – dan menjadi yang terpadat di Kaltim. Mari bayangkan. Misal anda seorang warga Jakarta. Anda harus menempuh perjalanan 3 jam dulu ke Puncak, Bogor, agar dapat menikmati bersih dan segarnya udara hutan. Itu pun bila tidak macet. Mendapatkan hutan dan kehijauan begitu mahalnya. Udara segar jadi barang langka. Saat ini negara-negara di dunia sampai harus membayar negara lain agar jadi “paru-paru” mereka lewat program REDD+. Mereka sadar dulu terlalu bernafsu menyingkirkan pohon ketika membangun bangunan beton. Di Balikpapan, kami bisa menjangkau hutan hanya 10-30 menit, bahkan tak jauh dari rumah.
Balikpapan juga “mengamanatkan” pelestarian hutan mangrove kepada siswa SMA yang sekolah di SMAN 8 Balikpapan. Sekolah mereka berdampingan dengan hutan mangrove dan dijadikan sekolah pertama di Indonesia yang berwawasan mangrove. Hutan mangrove kami seluas 3.000 hektare. Ketika orang dari dalam dan luar negeri yang datang ke Balikpapan berdecak kagum dengan kota kami yang menjaga flora fauna dengan kasih sayang dan berdampingan dengan peradaban manusia, kami punya alasan mengapa bangga jadi “Orang Hutan”.
INVESTASI YANG TERUS TUMBUH
Pemerintah kami menyadari bahwa keberadaan investor merupakan salah satu instrumen yang ikut berperan dalam pembangunan daerah. Karena itu, salah satu visi pemerintah Balikpapan adalah meningkatkan investasi, memperkokoh ekspektasi dunia usaha dan memperluas lapangan kerja. Visi ini diimplementasikan dalam berbagai kebijakan yang memberikan nilai lebih kepada para investor dan dunia usaha.
Dan Balikpapan, dengan posisinya yang strategis sebagai kawasan hub Indonesia bagian barat, tengah dan timur — adalah pilihan terbaik dalam menjangkau pasar yang luas.
Nilai investasi di Balikpapan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dalam lima tahun terakhir ini, investasi tumbuh hingga dua kali lipat. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) mencatat tahun 2011 realisasi investasi sebesar Rp 5,2 triliun, menjadi Rp 10 triliun pada tahun 2014. Tahun ini, jumlahnya diperkirakan bertumbuh 15 persen, jauh di atas target investasi nasional. Tingginya angka investasi merupakan salah satu indikasi kepercayaan investor terhadap Balikpapan.
Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan investasi adalah sumber daya alam, angkatan kerja usia muda, pasar domestik yang tumbuh secara cepat. Juga iklim usaha yang semakin baik dengan jaminan stabilitas politik dan kemanan. Didukung regulasi yang sehat, serta kehidupan demokrasi yang kian dinamis, menjadi nilai lebih dalam memilih lokasi investasi.
ROAD TO REGIONAL CHAMPION
Komitmen Pemerintah kami dalam mendorong investasi sangat tinggi. Hal ini terlihat dari misi pembangunan jangka panjang 20 tahun ke depan. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance) dengan membangun sistem pemerintahan modern yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Memberikan pelayanan publik yang baik serta menerapkan azas penyelenggaraan tata pemerintahan dengan mengutamakan partisipasi publik, keterbukaan dan akuntabilitas. Indikatornya, antara lain, pemberian insentif untuk pendirian usaha di wilayah tertentu, dan keringanan pajak hingga 75 persen.
Jika Presiden Jokowi akan menerapkan perizinan investasi satu pintu di Indonesia, Balikpapan sudah mulai sejak 2009 lewat Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMP2T).
Jadi bila Anda ingin berinvestasi di Balikpapan dan mengurus yang terkait dengan itu, tidak harus ke banyak pintu, cukup ke BPMP2T saja yang one stop service. Balikpapan saat ini menempati urutan pertama kemudahan mengurus izin mendirikan bangunan se-Indonesia dan urutan ke-7 dalam kemudahan menerbitkan usaha. Bahkan Ombudsman RI mengganjar Balikpapan dengan predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik tahun 2014.
Soal daya saing, Balikpapan menempati urutan ke-3 kota dengan daya saing tertinggi di Pulau Kalimantan. Balikpapan unggul dalam aspek produktivitas, kemudahan investasi, sumber daya manusia, potensi masyarakat, transportasi dan komunikasi, serta layanan perbankan dan koperasi.
Kami turut membangun Kawasan Industri Karingau (KIK) untuk para investor “kakap”. KIK adalah kawasan industri terintegrasi, mulai dari pelabuhan internasional, power plant, fabrikasi, pergudangan, peti kemas, transportasi dan jalan tol.
Mereka yang akan menempati KIK adalah industri manufaktur, logam, kimia, semen, gas, dengan infrastruktur modern di atas lahan seluas 2.189 hektare.
Balikpapan juga kota terbaik di Kaltim dalam Keterbukaan Informasi Publik. Sementara, Indeks Pembangunan Manusia di Balikpapan masih tertinggi di Kaltim dengan skor 79,38.
Sedangkan jumlah penduduk miskin di Balikpapan juga paling rendah di Kaltim dengan prosentase 3,3%. Perekonomian Balikpapan juga masih yang terbaik di Kaltim karena bisa melakukan banyak pengembangan dan penyediaan fasilitas publik secara mandiri dengan APBD yang kecil.
KOTA KAMI PALING NYAMAN HUNI
Tinggal di Balikpapan berarti tinggal di kota paling nyaman huni se-Indonesia. Bukan kami yang bilang begitu, tapi Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP). Balikpapan memiliki indeks kenyamanan tertinggi di Indonesia menyingkirkan seluruh kota di Nusantara, dari kota kecil sampai metropolitan. Dari skala 0-80, Balikpapan memiliki indeks kenyamanan 71,12, mengalahkan Solo, Malang, Yogyakarta, bahkan Bandung.
Balikpapan unggul di 27 aspek yang diukur: ketersediaan fasilitas kesehatan, kualitas fasilitas kesehatan, ketersediaan fasilitas pendidikan, kualitas fasilitas pendidikan, ketersediaan fasilitas rekreasi, kualitas fasilitas rekreasi, ketersediaan energi listrik, ketersediaan air bersih, dan kualitas air bersih.
Kriteria lainnya adalah kualitas jaringan telekomunikasi, ketersediaan lapangan pekerjaan, tingkat aksesibilitas tempat kerja, tingkat kriminalitas, interaksi hubungan antarpenduduk, informasi pelayanan publik, dan ketersediaan fasilitas kaum difabel. Dari segi keamanan, angka kriminalitas Balikpapan turun 10%. Di Kaltim, kriminalitas di Balikpapan ada di urutan ketiga. Keamanan di Balikpapan makin kuat karena menjadi markas Polda Kaltim dan Kodam VI/Mulawarman.

DI BALIKPAPAN “WAJIB” BEKERJA
Balikpapan memang sungguh seksi untuk didiami. Gelombang urbanisasi tak terelakkan lagi. Pertumbuhan penduduk Balikpapan sampai 5% per tahun. Kami menghargai semua pendatang yang ingin jadi warga permanen. Kami sadar kota ini dulunya juga dibangun oleh para pendatang. Tapi siapapun yang datang, kami ingin mereka ikut membangun Balikpapan, bukan membebani. Jadi, bila Anda datang ke Balikpapan dan ingin menetap jadi warga, Anda wajib bekerja. Jangan menganggur di sini.
Sejak 2002, kami punya Perda yang mewajibkan pendatang yang mengajukan diri menjadi warga untuk menyerahkan uang jaminan saat mendaftar di Catatan Sipil. Jumlah uang jaminannya Rp300-400 ribu per kepala. Besaran uang jaminan ini senilai dengan ongkos transportasi laut dari Balikpapan ke daerah asal. Surat jaminan juga wajib diberikan oleh pemilik tempat anda tinggal dan diketahui RT setempat.
Pendatang diberi waktu maksimal 3 bulan untuk mendapatkan kerja. Bila sudah dapat pekerjaan, tinggal membuat surat kerja dan datang kembali ke Catatan Sipil mengambil uang jaminan tadi dan melanjutkan proses menjadi warga. Kalau 3 bulan belum juga bekerja, kemungkinan besar akan terjaring razia oleh Satpol PP. Pendatang itu dan keluarganya akan dipulangkan ke daerah asal dengan biaya yang diambil dari uang jaminan mereka.
UBAH SAMPAH JADI BERKAH
Dalam sehari ada 400 ton sampah yang dihasilkan warga Balikpapan. Sampah ini dibawa dan ditumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA) Manggar. Di sana sampah organik diolah menjadi gas metan untuk pembangkit listrik tenaga gas metan yang terletak di sisi TPA. Hasilnya adalah listrik gratis untuk 153 kepala keluarga (KK) di area sekitar TPA.
Sampah organik juga diolah menjadi pupuk kompos yang sudah punya pembeli tetap kalangan petani dan kelas atas. Sementara yang anorganik didaur ulang menjadi kertas, karton, kemasan sampai bahan baku cinderamata khas Balikpapan. Hasil daur ulang dijual kembali ke perhotelan, perkantoran, penerbitan sampai ritel. Di sini, kami punya 60 bank sampah dan ditarget setiap RT akan punya bank sampah masing masing dengan jumlah 1.000 bank sampah.
Kalau Anda datang ke TPA Manggar, jangan bayangkan lokasinya sangat menyedihkan seperti TPA umumnya. Di TPA Manggar dibangun tempat rekrekasi outbound seperti flying fox, jembatan gantung dan taman bermain anak yang dikelola dengan cantik, teratur dan bersih. Sudah sejak lama kami membawa anak-anak sekolah berwisata pendidikan ke tempat sampah. Di sini juga menjadi pusat edukasi anak untuk pengolahan sampah dengan tersedianyanya perpustakaan lingkungan hidup.
Kami tidak benci sampah. Sebaliknya, kami mengubah sampah jadi berkah. Yang kami benci hanya buang sampah sembarangan.
KOTA MINYAK, AKAN JADI KOTA GAS
Balikpapan berjuluk Kota Minyak karena lewat minyak lah kota ini dibangun. Meski sudah tidak ada lagi sumur minyak, tapi di sini terletak kilang pengolahan minyak yang dibangun zaman Belanda dan kini dilanjutkan oleh PT Pertamina. Tahun ini, Balikpapan adalah salah satu kota percontohanprogram gas kota (City Gas) yang digagas oleh Kementerian ESDM. Untuk tahap pertama, 3.000 rumah akan jadi peserta city gas yang gasnya dialirkan dari kilang Pertamina. Gas untuk rumah tangga ini bukan saja bisa dimanfaatkan untuk memasak menggantikan gas elpiji tabung, tapi juga pemanas air kamar mandi sampai penghangat ruangan. Pemkot Balikpapan juga aktif mengkonversikan BBM ke bahan bakar gas (BBG).
Kendaraan dinas milik Pemkot menggunakan BBG. Tak cuma mobil penumpang, tapi juga truk sampah sampai bus angkutan umum. Setelah kendaraan dinas selesai, semua angkutan umum swasta juga harus dikonversikan ke BBG. Balikpapan juga sudah memiliki empat SPBU Gas. Ini salah satu keunggulan Balikpapan di mata WWF sehingga Balikpapan masuk nominasi We Love Cities 2015.
INSTITUT TEKNOLOGI TERBESAR DI ASIA
Sudah lama warga Pulau Kalimantan mendambakan pusat pendidikan tinggi berkredibilitas tinggi di pulaunya sendiri. Sejak 2014, jawabannya ada di Balikpapan yang mulai membangun Institut Teknologi Kalimantan (ITK). ITK yang kelak berkapasitas 26.000 mahasiswa ini akan menjadi pusat pendidikan dan pengembangan teknologi di Indonesia Tengah dan Timur. Dengan luasan 300 hektare, ITK menjadi kampus terbesar di Asia. Kampus ITK saat ini masih belum rampung dibangun, tapi sejak 2013 sudah menerima mahasiswa yang kemudian “dititipkan” belajar di ITS Surabaya. Ketika kampus selesai, mereka akan pulang ke Balikpapan. Saat ini ada 10 program studi dan seluruh mahasiswa Kaltim mendapat beasiswa.
KOTA SEHAT YANG BEBAS ROKOK
Sejak 2009 Balikpapan menetapkan setiap hari Minggu jam 06.00-09.00 di kawasan Lapangan Merdeka dan sekitarnya sebagai area Hari Tanpa Kendaraan atau Car Free Day (CFD). Warga leluasa berolahraga jogging, senam bersama, sepeda, papan luncur, sepak bola, baseball, sampai bela diri, tanpa gangguan kendaraan. Lapangan Merdeka adalah komplek olahraga terbuka yang memiliki 3 lapangan sepakbola, 1 lapangan baseball, jogging track dan bicycle track. Di sekitarnya juga ada kolam renang khusus olahraga dan lompat indah, bowling, basket dan voli. Semua itu terletak di tepi pantai yang bersisian dengan landasan helicopter.
Balikpapan juga dinobatkan sebagai Kota Sehat oleh Kementerian Kesehatan dengan menerima penghargaan Swasti Saba Wiwerda, Ksatria Bhakti Husada Kartika dan Mitra Bhakti Husada. Balikpapan dianggap berhasil dalam program laktasi, pemberantasan jentik nyamuk lewat program juru berantas jentik hingga tingkat RT, dan penerapan Kawasan Sehat Tanpa Rokok (KSTR). Sejak 2012 Balikpapan telah memiliki Perwali KSTR yang dikuatkan dengan Perda KSTR pada 2014. Kawasan yang masuk KSTR adalah perkantoran, rumah sakit, sekolah, tempat bermain anak, tempat olahraga, tempat ibadah, terminal dan angkutan umum. Setiap tahun area KSTR makin meluas. Sanksi denda hingga kurungan juga menanti buat mereka yang melanggar.
Saat ini Balikpapan memiliki 2 RSUD. Yang terakhir diresmikan adalah RSUD Balikpapan dengan kelas C. Total rumah sakit kami ada 12, dan 4 di antaranya kelas B yang satu di antaranya milik pemerintah. Jumlah Puskesmas dan dokter Puskesmas di Balikpapan juga yang terbanyak di Kaltim. Balikpapan adalah kota pertama di Kaltim yang menerapkan Posyandu Terintegrasi. Selain itu, mulai 2015 pelayanan akta kelahiran sudah bisa dilakukan secara online. Begitu keluar rumah sakit, bayi sudah memiliki akta lahir yang didapat secara gratis.
Soal infrastruktur olahraga, kami saat ini sedang membangun Stadion Batakan yang merupakan stadion sepakbola modern kategori A berstandar internasional. Stadion dengan kapasitas 40.000 kursi ini akan mulai difungsikan 2016 nanti. Tak cuma itu, kami juga sedang membangun sirkuit balap kelas MotoGP dengan panjang lintasan 3.667 meter. Sirkuit ini akan dilengkapi dengan pit lane, helipad, terowongan dan medical center. Pembangunan dilakukan bertahap dari kelas regional, nasional dan internasional.
KOTA MINYAK TANPA EKSPLORASI TAMBANG
Sumur minyak di Balikpapan sudah lama sekali kering di tahun 1903. Sumur-sumur migas aktif justru terletak di daerah tetangga, terutama Kutai Kartanegara. Migas yang disedot di sana dialirkan ke Balikpapan untuk diolah di kilang milik Pertamina, atau dialirkan ke tanker yang berlabuh di sini. Di Balikpapan lah pekerja minyak dan industri pendukungnya berkantor, bertempat tinggal, dan membelanjakan uang. Selain karena wilayah yang strategis, iklim ekonomi Balikpapan juga stabil dan keamanannya sangat kondusif.
Ketika tetangga-tetangga kami menikmati lezatnya uang dari tambang batubara, Balikpapan justru melarang penambangan. Padahal banyak sekali area yang kaya batu bara di sini. Alasannya apa lagi kalau bukan demi kelestarian lingkungan. Tapi bukan berarti kami tidak menikmati “kue” batu bara. Perkantoran industri tambang dan pendukungnya (alat berat, fabrikasi, transportasi, kesehatan, katering, dll) semuanya berpusat di Balikpapan.
Para pegawainya mayoritas juga tinggal di Balikpapan. Balikpapan tidak hanya dapat menikmati pajak, tapi juga ekonomi yang digerakkan oleh arus konsumsi barang/jasa pegawai dan perusahaan-perusahaan tersebut.
KOTA MICE DAN NEW INDONESIA
Balikpapan telah sejak lama menetapkan diri sebagai kota MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition) sampai tingkat dunia. Setiap bulan ada saja kegiatan pertemuan, pameran dan eksibisi tingkat nasional dan internasional digelar di sini. Itu sebabnya kami giat membangun fasilitas publik dan MICE seperti gedung pertemuan, hotel, wisata, hingga gedung kesenian. Balikpapan dirancang menjadi sekelas Davos, Swiss, tempat dimana World Economic Forum digelar.
Balikpapan sebagai kota MICE tidak lepas dari letaknya yang strategis, tersedianya infrastruktur dan fasilitas, mudahnya perizinan, jaminan keamanan dan kondusifitas kota. Di Balikpapan, anda akan sangat jarang melihat demonstrasi. Bukan karena polisinya yang galak, tapi karena warganya sibuk bekerja.
“Mahaguru” Marketing Indonesia, Hermawan Kartajaya mengatakan Balikpapan sangat pantas menyebut diri sebagai New Indonesia. Balikpapan sangat mirip dengan Amerika Serikat yang dibangun oleh para imigran dengan kultur yang beragam. Budaya masyarakat industri di sini menjadikan warganya sebagai pekerja keras, solutif, mandiri dan bersahabat. Sebagai kota MICE, kata Hermawan, Balikpapan telah didukung kuat oleh mental masyarakat, infrastruktur dan birokrasinya.[end]
ENGLISH TRANSLATION
WE ARE ORANG HUTAN
In the past, people saw us as people from the woods. They see Borneo, including Balikpapan as a forest. However, the image of “people of the woods” reflect as beautiful environment, not retarded people. Balikpapan is indeed containing forest.
Balikpapan was built from the forest when the Dutch built in 1890, and the forest was guarded until now. Balikpapan has legislation which requires that 52% for green area and 48% for development. Forests in Balikpapan are spread everywhere : from the center to the edge. And in this town, we have botanical garden covering an area of 300 hectares – one of the largest in Indonesia. In fact, Balikpapan area is only 503 square km with a density of 1,360 people per square kilometer – and become the densest in East Kalimantan.
Let’s imagine, for example, if you are a resident of Jakarta, you have to travel three hours to Puncak, in order to enjoy clean and fresh forest air. Getting into forests and greenery can be so expensive. Fresh air is so scarce. Currently, the countries in the world to have to pay other countries to become lungs for them through the REDD+ program. They realize that they cut too many trees for constructing concrete buildings. In Balikpapan, we could reach the woods just 10-30 minutes, even not far from home.
Balikpapan also mandates the preservation of mangrove forest to high school students in SMAN 8 Balikpapan. Their school is side by side with mangrove forests and being used as the first school in mangroveinsightful. Our mangrove forest lies of 3,000 hectares.
GROWING INVESTMENT
The value of the investment in Balikpapan has increased from year to year. In the last five years, investment grew doubled. Board of Investment and Licensing Services noted in 2011 the realization of the investment of Rp 5.2 trillion to Rp 10 trillion in 2014. This year, the numbers are expected to grow 15 percent, above the national investment targets. The high investment rate is one indication of investor confidence in Balikpapan.
Another factor affecting the growth of investment is in natural resources, young labor force age, and the domestic market is growing rapidly. Also the business climate is getting better with the guarantee of political stability and security. Supported by sound regulatory and increasingly dynamic democratic life, it is added value in choosing an investment location. Our government realizes that the existence of investors is one instrument that contributes to regional development. Therefore, one of the government’s vision Balikpapan is increasing investment, strengthening expectations of businesses and expanding employment. This vision is implemented in a variety of policies that provide more value to investors and businesses.
And Balikpapan, with its strategic position as a hub for western, central and eastern Indonesia, it is the best choice to reach wider market.
ROAD TO REGIONAL CHAMPION
Our government’s commitment in encouraging investment is very high. This is evident from the long term development mission for the next 20 years. It is the vision in realizing good governance to construct a modern government system that is free of corruption, collusion and nepotism.
Giving good public services as well as applying the principles of governance with emphasis on public participation, transparency and accountability. The indicators, the provision of incentives for the establishment of businesses in a particular region , and tax relief of up to 75 percent.
If the President Jokowi implement the investment licensing under one roof in 2015, Balikpapan has started since 2009 through the investment and licensing Agency.
So if you want to invest in Balikpapan and deal with beaurocracy, you only need to go to BPMP2T. Balikpapan takes the first place in how to beaurocracy simplicity for building and the 7th place in businesses. Ombudsman has rewarded Balikpapan for Public Services Compliance Standards in 2014.
In terms of competitiveness, Balikpapan take the third place with the highest competitiveness in Borneo. Balikpapan is known for its productivity, ease in investment, human resources, citizen potential, transportation and communication, bank services and corporation.
We also build Kariangau Industrial Region for the Big Investor. Kariangau Industrial Region is an intregrated industrial region, starts from international harbour, power plant, fabrication, warehouse, container, transportation and toll road. They will take place in Kariangau Industrial Region are manufactured, metal, chemicals, cement, gas, with modern infrastucture on an area of 2.189 hectares.
Balikpapan also the best city in East Borneo for Open Public Information. Meanwhile, Balikpapan human development index is still the highest in East Borneo with score 79.38, while the number of poor people is the lowest in East Borneo with a percentage of 3.3%. The Balikpapan economy is also still the best. Because it can do a lof of development and the provision of public facilities indepedently with a small budget.
OUR CITY IS THE MOST COMFORTABLE
Living in Balikpapan means you live in the most comfortable city. We don’t say this, but the Association of Indonesian Planning does. Balikpapan has the highest index in Indonesia. Balikpapan win over the other city in the archipelago. From a small town to metropolitan, on a scale 0-80, Balikpapan has a comfort index in 71.12, beating Solo, Malang, Yogyakarta, and Bandung.
Balikpapan won in 27 aspects that are measured : the availability of health facilities, the quality of health facilities, availability of educational facilities, the quality of educational facilities, the availability of recreation facilities, quality recreation facilities, the availability of electricity, water supply, and water quality.
Another criterias are the quality of the telecommunications network, the availability of jobs, the level of accessibility of the workplace, the level of criminality, interaction among citizens, public service information, and the availability of facilities for disabled people. In terms of security the Balikpapan crime rate dropped by 10 %. In East Borneo, Balikpapan criminality in the third place. Security in Balikpapan is getting stronger because it became the headquarters of the East Borneo Police and Army VI / Mulawarman.
YOU NEED TO WORK, IN BALIKPAPAN

Balikpapan is very interesting to live in. Urbanisation has flooded Balikpapan. The population growth rate reached 5% per annum. But Balikpapan has its own rules. Everybody who come to Balikpapan has to have a job. That is the prerequisite to be a citizen in Balikpapan.
The rule has been enacted since 2002. Newcomers need to deposit in People Administration Beaureau and deliver Guarantee Letter signed by local chief where you will stay.
It ranges IDR 300K-400K per person. This is to ensure their commitment to stay in Balikpapan and have a job. If otherwise, the deposit is used to finance their return to previous home land.
Newcomers are given 3 months to get a job, proven by Letter of Employment from your employer, then give it to People Administration Beuareau. Should they can’t provide the letter, the Government will escort them to previous homeland.
TRANSFORMING GARBAGES INTO PROFIT
There are 400tonnes of garbage per day produced by Balikpapan citizens. It is collected towards TPA (a place to gather all garbage) in Manggar. There, organic garbages are transformed into methane gases to fuel Electricity plant near by TPA. It results in free electricity for 153 families near TPA.
Such organic garbages was also transformed into compost fertilizer. There are buyers ready to buy it. While the anorganic ones are converted into paper, carton, and souvenir wrappings. These products are distributed to hotels, offices, publishers, to retailers. In Balikpapan, there are 60 garbage banks and it is targeted towards 1000 garbage banks in the future.
Unlike other TPAs, it has outbound recreations such as flying fox, hanging bridge, and beautiful playground for kids. It has became a center for education in environment as kids can learn about garbage. We don’t hate garbage. In reverse, we transform it into profit. We hate littering.
OIL CITY WILL BE GAS CITY
Balikpapan is called Oil City for the oil running through Balikpapan. Nowadays, Balikpapan has been pointed as pilot project for Gas City, initiated by The Ministry of Energy and Natural Resources. For the first phase, as much as 3000 houses will be provided gas running to their homes. Citizens can use the gas to cook and heat the room and fuel the water heater.
The Government of Balikpapan has been actively converting Gasolines to Gas Fuels. The vehicles of Balikpapan Authorities has been using gas fuels, from passenger cars, dumptruck until public transportation. It is programmed that the private companies’ vehicles are obliged to consume gas fuels. Balikpapan owns 4 Gas fuel stations. This is a major advantage of Balikpapan form WWF point of view.
THE LARGEST TECHNOLOGY INSTITUTE IN ASIA
Borneo has been longing for a high-accredited education institution. Since 2014, ITK has started building in Balikpapan. It’s capacity was said to contain 26000 students. It has been projected as the centre of education an technology in central and eastern Indonesia. Covering up to 300 ha, ITK will be the largest campus in Asia.
Since 2013, the students have started studying at ITS Surabaya. When the building finishes, they will start studying in Balikpapan. In the meantime, there are 10 majors and all of the student are getting scholarship from the Provincial Government.
A SMOKE-FREE HEALTHY CITY
Since 2009, Balikpapan enacted Car Free Day every Sunday 6.00-9.00 in Merdeka Square. Citizens are free to jog, aerobics, cycling, skateboarding, soccer, baseball, until martial arts, without any vehicles interrupting. Merdeka Square consists of 3 soccer fields, 1 baseball field, 1 jogging track, 1 cycling track. There are also swimming pool, bowling, basketball and volleyball nearby. All of them lies nearby the beautiful coast.
Balikpapan has been awarded Swasti Saba Wiwerda, Ksatria Bhakti Husada Kartika dan Mitra Bhakti Husada awards for its lactation programme, anti mosquito programme, and Smoke-free area (KSTR) programme.
Since 2012, Balikpapan has KSTR rule enacted. The smoke-free areas covers hospitals, schools, playing ground, sport center, religious areas, terminals, and public transportations. Recently, Balikpapan has two government-owned hospitals. In total, there area 12 hospitals, including private-owned ones. Balikpapan also has the largest number of Puskesmas (local mini-clinic) in Borneo.
Balikpapan is the first city in Borneo having Integranted Posyandu. Therefore, since 2015, birth certification can be served online. It is for free. In terms of sport infrastructure, Balikpapan is building Batakan Stadium. A national modern – A-Cathegory stadium. It will run in 2016. We will have also MOTOGP race circuit, 3.667 m long. It will have pit lanes, helipads, tunnels and medical centers.
OIL CITY WITHOUT MINING EXPLORATION
Oil wells in Balikpapan has dried since 1903. Active wells are located in Kutai Kartanegara. Oils are transported to Balikpapan to be refined and next, delivered to customers. Therefore Balikpapan has a lot of oil business employees and its service supports. They live and spend here. They feel confortable because Balikpapan is very condusive.
When neighbouring provinces enjoy money from mining coal, Balikpapan has forbid coal mining. The reason is one: preserving environment. Balikpapan enjoys money from giving services to oil companies as well as economic growth from it.
MICE CITY AND NEW INDONESIA
Balikpapan has long stated itself as world-class MICE city. Many events are held here annually, from national to international events. There fore, we need to build public services such as meeting rooms, hotels, tourisms, until artperformance building. Balikpapan is designed to match Davos, Swiss, where World Economic Forum is held.
MICE city is supported by it strategis location, infrastructure and facilities available, and also city’s condusiveness. You will rarely find demonstration acts, since its citizens are too busy working.
Hermawan Kertajaya stated that Balikpapan can call itself the NEW INDONESIA. It is very heterogenous, similar to USA. The citizen’s culture is hardworkier, solutive, independent, and friendly. It fits Balikpapan as MICE City, said Hermawan Kertajaya.[end]
Baca juga : From the Wild Forest to the Most Lovable City (Part 1)
Source : Majalah DISCOVER BALIKPAPAN Edisi ke 43 Juni 2015
One Comment