Gas Untuk Kendaraan dan Rumah Tangga Segera Diedarkan
PERTAMINA MULAI PASANG 1.000 CNG CONVERTER
DIREKTORAT Jenderal Minyak dan Gas Bumi menyerahkan 150 unit CNG Converter untuk kendaraan dinas Pemerintah Kota Balikpapan pada Jumat (16/9) sore. Seperti diketahui, untuk tahap awal, baru kendaraan plat merah yang menggunakan bahan bakar gas ini.
Di Balikpapan sendiri sudah dibangun tiga unit SPBG, masing-masing di simpang lima Rapak dengan kapasitas 1 MMSCFD (Milion Standard Cubic Feet per Day, dengan MM berarti satu juta jika digunakan dalam hubungan dengan satuan SCF atau BTU) dan sisanya berkapasitas 0,5 MMSCFD di dekat Terminal Batu Ampar dan di kawasan Gunung Bakaran. Pembangunan ketiga SPBG ini menyerap anggaran sebesar Rp 103,5 Miliar.
Tahun ini, ketiga SPBG itu akan bisa beroperasi sebagai penyuplai bahan bakar gas (BBG) kendaraan. Mobil yang telah dipasang CNG Converter dapat mengisi BBG di tiga SPBG ini.
Dirjen Migas Kementrian ESDM Prof. Dr. Ir. I Gusti Nyoman Wiratmaja, M.Sc memaparkan, salah satu keuntungan menggunakan bahan bakar gas untuk kendaraan ini adalah lebih ekonomis. Jika disetarakan dalam satuan liter, harga per liter BBG hanya Rp 3.100, jauh lebih murah dibanding harga per liter BBM Premium. “Konsumsi bahan bakar berdasarkan jarak tempuhnya pun masih bisa dibilang setara,” ucapnya.
Manfaat lain dari penggunaan BBG ini adalah sifatnya yang ramah lingkungan. BBG ini menghasilkan tingkat emisi gas buang yang lebih rendah kadarnya dibanding BBM.
“Bahan bakar gas jauh lebih bersih dari BBM, sehingga polusi akan turun, udara akan lebih bersih, hijau sehingga pemerintah sangat mendorong diversifikasi BBM ke gas. Jadi, impian Balikpapan sebagai kota hijau dan bersih bisa benar-benar terwujud,” jelasnya.
Sebagai informasi, pemasangan CNG Converter pada kendaraan tidak mengharuskan pergantian suku cadang tertentu. Alat ini hanya bersifat tambahan, namun belum semua mekanik bisa memasangnya. Pemasang CNG Converter harus bersertifikasi dan bisa memakan waktu sekira 4 – 5 jam.
GAS UNTUK RUMAH TANGGA SIAP DIALIRKAN
Dirjen Migas Kementerian ESDM bersama Wakil Walikota Balikpapan serta rombongan menyempatkan diri meninjau lokasi pemasangan jaringan aliran gas ke rumah warga di kawasan Karang Jawa dan Karang Rejo, pada Jumat (16/9) siang.
Penggunaan gas untuk kebutuhan rumah tangga ini pun memantik berbagai reaksi dari masyarakat. Ada yang setuju, ada juga yang mempertanyakan soal keamanan penggunaannya. Salah satu contohnya, pertanyaan dari akun bernama pengguna @anur_wijaya ini yang menyebut akun @KotaBalikpapan — yang dikelola oleh Discover Borneo (DB).
Wiratmaja menjelaskan, gas ini lebih aman ketimbang LPG karena tekanannya hanya 0,3 bar, setara tekanan pada korek api gas. “Jadi, kalaupun ada kebocoran, tidak menyulut ledakan besar,” imbuhnya.
Jawaban itu kemudian diteruskan oleh akun @KotaBalikpapan pada penanya tersebut.
Rencananya, jaringan gas rumah tangga bersistem token ini akan diresmikan pada 2 Oktober nanti. “Jadi kalau pulsanya habis, otomatis aliran gas akan berhenti,” tambahnya.
Di tahun 2017, Pertamina ditarget 200 ribu rumah tangga di seluruh Indonesia tersambung dengan jaringan gas ini.
“Harapan kami, 10.000 warga Kota Balikpapan dapat tersambung dengan jaringan gas Pertamina. Ini juga bisa menjadi ikon Kota Balikpapan yang selama ini terkenal dengan minyak dan gas buminya,” kata Wakil Walikota Balikpapan Rahmad Mas’ud. [hfd]