Leisure

How to be a Better Balikpapaner

TAHUN INI BALIKPAPAN TAMPIL SEBAGAI KOTA DENGAN PREDIKAT MOST LIVABLE CITY BERDASARKAN SURVEI YANG DILAKUKAN IKATAN AHLI PERENCANA INDONESIA. DI TINGKAT ASEAN, KOTA DENGAN 600 RIBU JIWA INI JUGA MERAIH APRESIASI SEBAGAI “KOTA TERBERSIH” PADA THE 3RD ASEAN ENVIRONMENTALY SUISTAINABLE CITIES AWARD.

Agustus lalu, Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) mengeluarkan, dimana Balikpapan meraih nilai tertinggi nasional di atas Malang, Surakarta, Yogyakarta, Palembang, Makassar,dan Bandung.

Dari hasil survei yang melingkupi kualitas hidup warga, pembangunan dan infrastruktur, serta tingkat kenyamanan menurut penduduk yang tinggal, Balikpapan memperoleh predikat most livable city dengan angka 71,12. Masih menurut survey itu, masyarakat menilai struktur ekonomi, kebersihan, fasilitas kesehatan dan fasilitas public lainnya sebagai faktor kenyamanan tinggal di sebuah kota.

Tingginya angka indek survey kota-kota menengah disebabkan keinginan masyarakat tinggal di kawasan yang tak terlalu padat penduduk. Dampaknya, masalah kemacetan bisa ditekan dan kenyamanan bertambah. Karena itulah kota-kota metropolitan seperti DKI Jakarta, Semarang, Medan, dan Surabaya mendapatkan indek rendah dari 17 kota yang disurvei.

Survei itu melibatkan 1.000 responden dengan margin kesalahan 2 persen. IAP menyebut kota- kota layak huni memiliki indek lebih tinggi dari skala nasional, yakni sebesar 63,6 persen. Namun organisasi profesi nonprofit itu juga menyebut status “Kota Layak Huni”, masih menghadapi masalah klasik seputar sistem transportasi, kualitas infrastruktur dan tingginya biaya hidup. “Survei dilakukan untuk mengukur kualitas hidup masyarakat, bukan untuk membandingkan satu kota dengan kota lain,” kata Bernardus Djonoputro, Ketua IAP.

TERBAIK SE-ASEAN

Selain digelari The Most Livable City 2014, Balikpapan juga memboyong penghargaan dalam The 3rd ASEAN Environmentally Sustainable Cities (ESC) Award dan The 2nd ASEAN Certificates of Recognition with the Following Details, di Laos. Kategori yang disabet Balikpapan adalah clean land, clean water, dan clean air.

Kota ini diapresiasi karena dianggap mampu mengolah limbah dengan baik.Penghargaan clean land diraih berkat keberhasilan mengolah sampah TPA menjadi gas methane, penghargaan clean water disabet atas keberhasilan mengelola limbah cair oleh kampung atas air, Margasari menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan clean air diberikan karena Balikpapan mampu menjaga hutan kota, hutan mangrove dan hutan lindung.

Namun tanpa berbagai penghargaan itu, sesungguhnya warga Balikpapan lah yang merasakan atmosfir kota mereka. Ekspresi kegembiraan disampaikan dalam media sosial, blog, web, hingga komentar di media lokal. Namun tak sedikit pula yang skeptis. Sebagai warga negara yang baik, kita bisa ikut menciptakan suasana nyaman di Balikpapan.

Selain digelari The Most Livable City 2014, Balikpapan juga memboyong penghargaan dalam The 3rd ASEAN Environmentally Sustainable Cities (ESC) Award, untuk kategori Kota Bersih.

Bagaimana menjadi Balikpapaner yang baik?STOP BUANG SAMPAH SESUKA HATI
Kebersihan adalah ikon Balikpapan, selain kilang minyak Pertamina dan beruang madu. Namun adakalanya kita menyaksikan beberapa pengendara kendaraan yang acuh, seenaknya membuang sampah di jalanan. Entah punting rokok, plastic pembungkus, juga barang tak ter pakai lainnya. Kebiasaan ini harus dihentikan. Bagi pengendara roda 4 atau lebih, ada kewajiban menyediakan tempat sampah di dalam kendaraan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2004. Selain pengendara, pemerintah kota ini juga memberlakukan waktu tertentu membuang sampah di tempat penampungan sementara.

Masyarakat hanya bisa membuang limbah rumah tangga dari jam 6 sore sampai jam 6 pagi. Di luar ketentuan ini, bersiaplah mengikuti sidang dengan ancaman denda maksimal Rp 5 juta dan kurungan penjara. Denda juga termasuk bagi siapa saja yang membuang sampah di pantai atau tempat-tempat publik lainnya. Karena kurangnya pengawas kebersihan, pemerintah mengandalkan kesadaran warga agar membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.
ANTI MELANGGAR LALU LINTAS

Kecelakaan lalu lintas terjadi akibat adanya pelanggaran lalu lintas. Inilah fakta yang sering diungkapkan kepada publik. Entah dimulai dari pelanggaran batas kecepatan, pelanggaran rambu, pelanggaran batas muatan atau pelanggaran lainnya. Selain membahayakan diri sendiri, pelanggaran lalu lintas juga bisa mencelakai pemakai jalan lainnya.

Untuk membantu menciptakan kota yang nyaman, kita harus menghormati pengguna jalan lainnya. Dahulukan pejalan kaki, penyeberang jalan atau pengguna sepeda. Jangan ambil jalur sepeda jika menggunakan kendaraan bermotor. Tahun lalu Kepolisian Daerah Kalimantan Timur mencatat 1.053 kasus kecelakaan lalu lintas terjadi di Balikpapan. Dari peristiwa itu, 440 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami luka hingga cacat permanen.


HIJAUKAN LINGKUNGAN

Para pelajar di Balikpapan telah memelopori penghijauan lingkungan. Mereka membentuk sebuah klub pecinta lingkungan yang amat terkenal; Green Generation. Sementara perusahaan-perusahaan multinasional telah menginisiasi kelompok-kelompok pecinta lingkungan di areal perusahaan. Untuk mendukung gerakan ini, pemerintah Balikpapan mengeluarkan peraturan khusus yang mewajibkan calon pengantin menyumbang pohon.

Peraturan lainnya yang wajib diketahui para pendatang adalah denda bagi penebang pohon tanpa ijin. Besaran denda disesuaikan dengan usia pohon dengan besaran mencapai Rp 5 juta. Lagi pula meski kota ini memiliki potensi yang sangat besar akan potensi pertambangan, pemerintah telah melarang segala jenis penambangan. Kebijakan ini cukup ampuh membuat Balikpapan tetap hijau.

HEMAT AIR

Sumber air baku utama Balikpapan adalah hujan. Sebagian besar dari 89 ribu pelanggaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), mengkonsumsi air hujan yang diolah di sejumlah instalasi. Waduk Manggar mampu menampung 16 juta meter kubik air hujan sebagai bahan baku air bersih. Akan tetapi kapasitas ini belum mampu memenuhi kebutuhan warga Balikpapan yang jumlahnya hampir 700 ribu jiwa.

Selain waduk tadah hujan, pemerintah juga membuat sumur-sumur dalam untuk mencari air baku. Pembuatan sumur dalam yang tak murah, serta tingginya zat besi yang terkandung pada air dalam, membuat biaya produksi air bersih menjadi sangat mahal. Warga biasanya hanya menggunakan air produksi PDAM untuk keperluan mencuci dan mandi. Sedangkan untuk air minum dan memasak menggunakan air minum dalam kemasan.

JANGAN SUNGKAN UNTUK MENYAPA

Balikpapan adalah miniature Indonesia. Beragam suku dan budaya tumbuh dalam kebersamaan. Keberadaan perusahaan multinasional juga mengundang banyak ekspatriat tinggal di sini. Jika bertemu mereka, jangan segan untuk menyapa. Warga Balikpapan gemar berkumpul dan membangun relasi. Taman-taman kota biasanya menjadi tempat untuk berekreasi keluarga sekaligus menambah pertemanan. Ini juga menjadi kesempatan untuk mengasah kemampuan berbahasa daerah seperti Banjar, Bugis, Dayak, Jawa, dan sebagainya.

JELAJAHI OBJEK WISATA LOKAL

Balikpapan memang tidak termasuk daerah tujuan wisata yang diunggulkan Kementrian Pariwisata. Namun bukan berarti tidak ada tempat rekreasi yang menyenangkan. Banyak lokasi tamasya keluarga yang asyik dan menarik, menghibur sekaligus menambah wawasan.

Hanya di Balikpapan kita bisa menyaksikan film-film blockbuster, tak jauh dari atraksi binatang langka dan endemis, seperti; Bekantan, Beruang Madu atau Lumba-lumba air tawar di habitat aslinya. Kita juga bisa memilih makan malam romantis di tepi pantai, atau dinner di rooftop sambil memandang kesibukan kota.

KENALI KEKAYAAN TRADISI BALIKPAPAN

Begitu kaya kota ini akan tradisi. Kita bisa menemukannya melalui kuliner, kesenian, busana, adat istiadat, bahkan cenderamata. Mengenali kekayaan tradisi bukan hanya mampu melestarikan, melainkan juga membantu para seniman dan budayawan untuk terus berkarya.

Salah satu pusat tradisi Balikpapan adalah Pasar Kebun Sayur. Para seniman batu memahat berbagai macam batu mulia menjadi hiasan bernilai tinggi, menciptakan asesoris yang menggoda mata, hingga melukis kain menjadi batik yang menawan. Siapkah kita menjadi warga Balikpapan yang lebih baik?

Source : Majalah DSCOBER BALIKPAPAN Edisi ke 37 Desember 2014

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button