Jaring Laba-Laba Kini Sudah Bisa Dibuat Manusia

Sebentar lagi, kehadiran jaring laba-laba buatan manusia bukan lagi khayalan atau hanya bisa disaksikan di komik dan film Spider-Man saja.
Dikabarkan Council Chronicle, Kamis (12/1/2017), tim peneliti dari Karolinska Institutet dan Swedish University of Agriculture Sciences (SLU) akhirnya berhasil memproduksi sutra laba-laba buatan.
Tak hanya itu, para peneliti juga menyatakan mereka sudah bisa memproduksinya dalam jumlah banyak.
“Kami merancang protein sutra laba-laba yang sangat larut dengan menggabungkan dua domain larutan dari spesies laba-laba yang berbeda. Kedua domain itu bisa larut pada 500 mg/ml, sehingga menyamai serat sutera yang dihasilkan laba-laba,” kata anggota tim peneliti Anna Rising kepada Digital Trends (11/1).
Bagaimana mereka menemukan cara membuat sutera laba-laba tersebut?
Pertama, mereka menemukan bahwa kelenjar sutra laba-laba memiliki tingkat keasaman tertentu. Kelenjar sutra merupakan ruang di mana jaring disimpan dan digunakan sebagai protein hingga mereka berubah menjadi serat.
Peneliti menciptakan sebuah metode untuk meniru kelenjar sutra laba-laba tersebut. Percobaan ini membuat mereka bisa memproduksi jaring laba-laba buatan dengan ukuran yang sangat panjang.
Pengembangan jaring laba-laba buatan ini sebenarnya bukan hal yang baru. Pada 2010, National Science Foundation mendanai sebuah proyek untuk merekayasa kambing secara genetik sehingga menghasilkan sutra laba-laba dalam susu mereka. Adapula proyek yang fokus pada produksi massal protein sutra laba-laba yang disebut spidroins, dalam ragi, bakteri, dan sel serangga.
Pada 2015, para peneliti itu dilaporkan telah menggunakan spidroins yang diproduksi oleh kambing transgenik untuk membentuk perancah yang berguna untuk pertumbuhan sel-sel otak. Demikian dijelaskan dari laman Live Science (11/1). Laporan tersebut juga dirilis dalam jurnal biomaterials.

© Lena Holm
Menurut Rising, serat biomimetic ini dapat digunakan sebagai perancah untuk kultur sel, sehingga menghasilkan sel-sel untuk digunakan dalam rekayasa jaringan. “Aplikasi lainnya yang memungkinkan adalah tekstil dengan kinerja tinggi, meski hal ini bukan bidang keahlian kami,” katanya.
“Saat ini kami sedang bekerja pada peningkatan sifat mekanik dari serat dengan menggunakan teknik protein dan optimalisasi proses pemintalan,” tambah Rising. “Kami juga akan membuat struktur tiga dimensi untuk aplikasi teknik jaringan.”
Jaring laba-laba buatan ini juga bisa bermanfaat dalam bidang kesehatan, seperti mempercepat regenerasi sel kulit setelah tergores atau terbakar. Ia juga bisa membantu mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi pada luka.
Karolinska Institutet dan SLU menjelaskan bahwa mereka berencana memproduksi jaring laba-laba buatan ini dalam skala industri besar, meski tidak mengumumkan kapan produksi itu bakal dimulai.
https://youtu.be/AHEJVjlu_rA
Source : Beritagar.id