Joging Pakai Jaket Biar Kurus? Dokter Tegaskan Itu Hoax
Hoax kesehatan tentang olahraga lari terkadang kesannya menakut-nakuti. Namun, tidak ada salahnya untuk mengkonfirmasi terkait kebenarannya. Faktanya, hoax kesehatan selain bisa menghilangkan manfaat olahraga, juga meningkatkan risiko terjadinya cedera dan bahkan kematian mendadak.
Praktisi kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Jack Pradono Handojo, MHA, mengatakan, kasus kematian mendadak yang terjadi saat lari salah satunya dipicu oleh hoax kesehatan terkait olahraga lari.
“Hoax kesehatan adalah informasi terkait kesehatan yang keliru dan belum terjamin serta teruji secara medis,” katanya saat ditemui di Fakultas Kedokteran UI Salemba. Rabu (21/8/2019).
Berikut beberapa hoax kesehatan mengenai olahraga lari menurut dokter Jack.
1. Lari pakai jaket bisa bikin kurus
Mitosnya, lari dengan jaket parasit bisa menguruskan badan. Efek panas karena memakai jaket bisa membuat tubuh berkeringat dan lebih cepat membakar lemak.
“Sepanas-panasnya di dalam jaket parasit gak mungkin sampai 100 derajat celcius. Paling-paling 38 sampe 39 derajat, lemak enggak bakalan meleleh dalam suhu segitu,” kata dokter Jack
Ia menambahkan, yang terjadi adalah penghambatan proses cooling down atau pendinginan. Tubuh akan mengalami overheating dan meningkatkan resiko terjadinya heat stroke.
2. Mengurangi minum agar tidak sering ke toilet
Ada informasi yang beredar bahwa, dilarang minum saat olahraga lari agar tidak muntah juga agar tidak sering ke toilet. Untuk para wanita yang khawatir sulit menemukan toilet di tengah jalan ketika lari, biasanya mereka yang percaya informasi ini akan mengurangi minum.
Faktanya, aktivitas lari membuat tubuh berkeringat sebagai tanda otot yang sedang bekerja, sehingga tubuh harus terhidrasi agar terhindar dari potensi sengatan tinggi (heat stroke).
“Banyak minum takutnya banyak kencing, padahal minum itu perlu supaya apa yang hilang melalui keringat bisa kembali,” kata dokter Jack.
3. Carbo loading untuk menambah tenaga
Sebelum lari HM (Half Marathon) dan FM (Full Marathon) seringkali orang-orang makan karbo dalam jumlah besar untuk meningkatkan daya tahan tubuh ketika lari.
“Supaya tahan lama lari 4 sampe 6 jam, maka sehari sebelumnya dia makan karbo dalam jumlah yang besar. Seperti spaghetti, kentang, nasi, atau yang lainnya,” kata dokter Jack.
Tapi ternyata, untuk lari yang jaraknya hanya 5-10 kilo dan selesai dalam waktu 30 menit, hal tersebut tidak membawa manfaat. Malah kontra-produktif karena nanti setelah lari bukannya kurus malah jadi gemuk.
4. Minum minuman isotonik agar tubuh cepat terhidrasi
Benarkah minum isotonik bisa merehidrasi tubuh dengan cepat? American College of Sports Medicine (ACSM) 2010 mengatakan, yang paling baik air untuk mengganti cairan tubuh yang hilang adalah air mineral.
“Ini sering salah kaprah karena orang merasa bahwa harus di-replace dengan air isotonik, padahal guideline-nya dari ACSM, air isotonik itu hanya untuk replacement kalau event-nya di atas 1 jam, kalau di bawah sebenarnya air mineral saja sudah cukup.” Kata dokter Jack.
Air isotonik tentu ada manfaatnya tapi untuk lari jarak jauh dan bukan jarak pendek. Lari jarak jauh yang lamanya di atas satu jam, butuh recovery dan suplementasi dari gula yang diperoleh dari isotonik.
“Enggak ada bahayanya, cuma rugi aja karena biasanya orang mau lari kan dia pengen kurus. Isotonik ini banyak gulanya, sampai 25 gram. Padahal WHO menganjurkan konsumsi harian gula itu hanya 25 gram sehari,” pungkasnya.
Source : https://health.detik.com