Kiat Membaca Cepat dan Komprehensif

Baik itu novel terbaru maupun buku non fiksi, membaca bisa terasa melelahkan. Di satu sisi, membaca membuat pengetahuan bertambah, dan itu hal baik.
Membaca dengan cepat bisa jadi solusi. Tentu tak sekadar cepat, namun juga komprehensif.
Seperti apa yang dimaksud membaca dengan cepat? Lifehacker melansir, kebanyakan orang membaca 200 hingga 400 kata per menit. Sementara menurut klaim, pembaca cepat bisa membaca sekitar 1000 sampai 1700 kata per menit.
Meski demikian, Keith Rayner, dosen dan periset pelacakan mata dari University of California, San Diego membantah klaim tersebut. Bahkan katanya itu omong kosong.
Rayner meyakini hal itu karena katanya, mata manusia tidak dapat bekerja demikian. Demikian diungkapnya dalam jurnal Eye movements and information processing during reading.
Rayner menulis, kita mungkin dapat memaksa mata membaca lebih dari 500 kata per menit. Tapi kondisi mata dan anatomi retina tak memungkinkan hal itu.
Untuk dapat memahami teks, Anda perlu menggerakkan mata, untuk menempatkan fovea pada bagian teks yang ingin kita fokuskan. Ketajaman menurun cukup tajam di luar fovea dan kita tidak bisa membedakan kata-kata dan teks jauh dari fovea. Jadi, itulah tingkat faktor yang membatasi seberapa cepat otak dapat memproses informasi.
Pun demikian, tak ada salahnya jika Anda tetap ingin mencoba. Dikutip Mental Floss, sebaiknya simak kiat berikut.
Pratinjau teks
Menonton cuplikan film sebelum menyaksikannya secara utuh memberi kita konteks. Kita jadi tahu apa yang harus diharapkan dari film tersebut.
Hal sama berlaku dalam membaca. Pratinjau teks mempersiapkan kita akan pemahaman apa isi bacaan tersebut.
Bagaimana melakukan pratinjau? Pindai dari awal hingga akhir. Perhatikan judul, sub judul, dan apapun yang dicetak dengan huruf tebal atau besar, juga poin-poin.
Untuk mendapat gambaran besar, sisir paragraf awal dan akhir. Cobalah mengidentifikasi kalimat transisi, mengamati grafik atau gambar, dan cari tahu bagaimana sang penulis menyusun teks.
Merencanakan teknik baca
Melakukan pendekatan teks secara strategis akan membuat perbedaan besar akan seberapa efisien kemampuan Anda mencerna materinya. Untuk itu, awali langkah dengan mengenali tujuan. Pelajaran apa yang ingin dipetik dari bacaan itu?
Bila perlu, tulis sejumlah pertanyaan yang ingin kita dapatkan jawabannya di akhir. Setelah itu cari tahu tujuan sang penulis dalam menciptakan karya itu, menurut pratinjaumu.
Misal, tujuan penulis untuk mendeskripsikan sejarah Indonesia. Sementara tujuannya hanya menjawab pertanyaan seputar peran perempuan Indonesia dalam politik.
Jika tujuan kita lingkupnya lebih terbatas daripada penulis, bersiaplah untuk hanya menemukan dan membaca bagian-bagian tertentu saja yang bersangkutan.
Selain itu kita juga perlu menyesuaikan cara membaca menurut jenis materi bacaan. Jika itu adalah teks ilmiah, lebih baik baca bagian tertentu dengan perlahan dan lebih hati-hati daripada saat membaca novel pun majalah.
Menghayati bacaan
Membaca cepat dan komprehensif membutuhkan fokus dan konsentrasi. Minimalkan suara eksternal, distraksi, dan gangguan lain. Pastikan kita bisa menggiring kembali pikiran yang mengembara saat membaca.
Banyak pembaca yang membaca beberapa kalimat dengan pasif, tanpa fokus, lalu menghabiskan waktu untuk membaca ulang, memastikan mereka paham apa yang baru saja dibaca. Kebiasaan ini, menurut penulis Tim Ferris disebut regresi.
Hal ini akan menghambat kecepatan secara signifikan. Kita pun jadi kesulitan mendapat gambaran besar teks.
Jika kita melakukan pendekatan teks secara hati-hati dan cermat, kita akan cepat sadar saat tak paham sebuah bagian. Ini menghemat waktu.
Tak perlu membaca setiap kata
Untuk meningkatkan kecepatan membaca, perhatikan mata kita. Sebagian banyak orang dapat memindai tiga sampai lima kata sekaligus.
Daripada membaca setiap kata satu per satu, gerakkan mata saja layaknya sedang memindai. Dari tiga sampai lima kata, dan selanjutnya.
Manfaatkan penglihatan periferal untuk mempercepat proses pada awal dan akhir setiap baris, fokus pada kesatuan kata-kata, daripada kata pertama dan terakhir. Menunjuk dengan jari dan pena pada setiap kesatuan kata-kata juga dapat membantu kita belajar menggerakkan mata melewati teks dengan cepat.
Aksi ini akan mendorong kita untuk tidak bergumam selagi membaca atau subvokalisasi. Diam-diam mengucap ulang setiap kata di kepala selagi membaca akan memperlambat proses baca dan mengalihkan kita dari poin utama penulis.
Tak perlu membaca seluruh bagian
Menurut Academic Skills Center Dartmouth College, pernyataan bahwa seluruh siswa harus membaca semua bagian artikel atau buku pelajaran adalah mitos kuno. Kecuali sedang membaca sesuatu yang sangat penting, lewatkan bagian yang tak relevan dengan tujuan kita.
Membaca dengan selektif dapat memungkinkan kita mencerna poin utama dari sekian banyak teks, daripada hanya punya waktu untuk membaca beberapa secara keseluruhan.
Buat rangkuman
Tugas tak berhenti pada halaman terakhir. Setelah selesai membaca, tulis beberapa kalimat untuk merangkum apa yang sudah dibaca. Jawab juga pertanyaan yang kita miliki sebelum mulai membaca.
Dari situ kita bisa tahu, apakah ekspektasi tercapai? Dengan menghabiskan beberapa menit setelah membaca untuk berpikir, menyatukan informasi, dan menulis apa yang kita pelajari, kita akan memperkuat materi dalam pikiran dan memiliki daya ingat yang lebih baik nanti.
Jika kita termasuk pembelajar visual atau verbal, coba gambar rangkuman peta pikiran, atau ceritakan pada seseorang apa yang sudah dipelajari.
Tentukan batas waktu
Melakukan pendekatan teks dengan strategis, membaca secara aktif, dan merangkum dengan efektif membutuhkan banyak latihan. Jika kita ingin memperbaiki kecepatan baca, gunakan penghitung waktu untuk menguji berapa banyak kata atau halaman yang bisa dilahap — dan pahami — dalam semenit. Sambil terus berlatih, jujurlah pada diri sendiri. Pastikan kita juga puas dengan level komprehensi.
Source : Beritagar.id
Link Gambar : batam.tribunnews.com