Technology and Tips

Kiat Sukses Meski Bukan Yang Paling Pintar

Sejak kecil, orangtua mendidik dan memberikan pendidikan setinggi-tingginya pada anaknya agar menjadi orang pintar–dalam arti sebenarnya, agar dapat sukses saat bekerja.

Nyatanya, tak semua orang memiliki kepintaran di atas rata-rata atau setara dengan orang-orang dengan tingkat pendidikan yang sama. Tapi tentu saja ketidakpintaran ini bukan jadi halangan menuju kesuksesan seseorang.

Forbes menulis bahwa orang berotak encer belum tentu menjadi yang paling sukses. Memang ada banyak contoh orang pintar yang kemudian menjadi sukses. Salah satu faktornya adalah orang pintar menghabiskan waktu terlalu banyak untuk berpikir.

Mereka terlalu menghargai hal-hal seperti gelar akademis dan penghargaan yang pernah diraih. Ini mungkin tampak bagus di dalam riwayat pekerjaan, tetapi sebenarnya tak cukup sebagai pembuktian diri. Selain bermodalkan pendidikan, sukses juga butuh usaha yang nyata.

Orang pintar juga cenderung menghindari risiko. Bila ada berbagai pilihan di depan mata, orang pintar, sebagaimana sifat manusiawi, akan memilih yang aman.

Mereka juga kerap kali membuat segala sesuatunya lebih kompleks, di saat orang yang tak sepintar itu cenderung membuat hal-hal lebih sederhana dan efisien.

Bagi yang merasa kurang pintar atau tak sepintar rekan-rekan kerjanya, tak perlu merasa kecil hati dan takut tak bisa mencapai kesuksesan. Sebab, ada cara yang bisa dilakukan untuk menuju puncak kesuksesan.

Mulailah dengan mengasah keterampilan komunikasi, kerja tim, negosiasi, persuasi, dan mengatasi konflik.

Salah satu kemampuan berkomunikasi yang bisa diasah antara lain mendengarkan, dengan baik, aktif, penuh minat, serta menunjukkan kepedulian. Lalu, asah keterampilan dalam memilih kata saat bicara agar orang lain memahami Anda lebih baik.

Komunikasi nonverbal juga bisa dipelajari, ini tak selalu tentang kata yang terucap, tetapi juga bahasa tubuh. Tanpa disadari, bahasa tubuh memiliki pengaruh besar pada citra diri di mata orang lain. Senyum, kontak mata, postur tubuh, nada suara, ekspresi wajah, termasuk di dalamnya.

Meski bukan yang paling pintar, Anda bisa belajar untuk bekerja sama dalam sebuah tim. Memahami perbedaan pendapat, memperluas pikiran, tanggung jawab, memahami peran, mengendalikan stres, bereaksi positif bila diberi masukan sekalipun itu negatif, dan selalu bersikap positif.

Anda juga butuh kemampuan untuk bernegosiasi dan persuasi, seperti belajar kompromi dan melihat perspektif orang lain, membela diri dengan cara yang positif dan tenang, serta mengutarakan pendapat dengan tidak membuat orang lain marah.

Keterampilan menyelesaikan konflik juga sangat dibutuhkan. Anda akan perlu sikap empati pada orang lain, tingkat sensitivitas untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang terjadi sebelum terlambat.

Kualitas lain yang diperlukan untuk menjadi sukses, terlepas dari keintelekan serta status sosialnya adalah sosialiasi. Ini bisa jadi mengakrabkan diri dengan rekan kerja, atasan, dan bawahan. Melakukan aktivitas bersama teman sekantor di luar membicarakan pekerjaan, mengikuti kegiatan bersama seperti olahraga atau makan siang di luar bersama.

Sebab, orang yang sangat sukses tidak selalu yang paling pintar dan berprestasi sepanjang hidupnya.

Kesuksesan bisa dimulai dengan tindakan. Tak perlu menghabiskan waktu untuk berpikir dan menghitung sesuatu sebelum dilakukan.

Bertindaklah. Ambil keputusan dengan cepat. Kesalahan bisa diatasi sambil bertindak. Ini akan lebih baik daripada tak maju sama sekali.

Source : Beritagar.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button
.