Lari Telanjang Kaki Belum Tentu Lebih Sehat
Ada sebuah riset yang menepis anggapan bahwa lari tanpa alas kaki lebih sehat.
Lari bertelanjang kaki menjadi tren karena dianggap lebih sehat dan mendukung gerakan alamiah kaki. Namun, sebenarnya tidak ada perbedaan signifikan antara lari dengan sepatu atau bertelanjang kaki.
Sebuah riset yang dilakukan oleh Benno Nigg dan Henrik Enders dari Human Performance Laboratory, menepis anggapan bahwa lari tanpa alas kaki lebih sehat.
Dalam laporan studi yang dimuat dalam jurnal Footwear Science itu mereka menulis tidak ada bukti yang menyebutkan berlari tanpa alas kaki lebih baik atau lebih buruk dibandingkan berlari dengan alas kaki.
Para pendukung lari tanpa alas kaki sering mengklaim bahwa lari tanpa sepatu akan menurunkan risiko cedera karena kita mendaratkan kaki dengan bagian depan kaki, dekat jari-jari kaki terlebih dulu, bukannya mendaratkan bagian tumit seperti halnya saat memakai sepatu.
Namun, dalam penelitian gerakan kaki yang dilakukan Nigg dan Enders diketahui bahwa klaim tersebut tidak berdasar.
“Tidak tepat untuk mengasosiasikan lari tanpa alas akan mendarat bagian jari dan lari dengan sepatu mendarat di bagian tumit karena ada berbagai faktor yang menyebabkan banyaknya variasi pendaratan kaki,” tulis mereka.
Faktor-faktor yang dimaksud antara lain permukaan kaki, jenis sepatu, kecepatan lari, serta perbedaan individual.
Klaim yang menyebutkan lari tanpa alas akan menguatkan otot-otot kaki ternyata tak berbeda banyak dengan berlari menggunakan sepatu.
“Tambahan berat tubuh pada kaki saat berlari dengan sepatu tidak berdampak buruk,” kata mereka.
Secara umum Nigg dan Enders menyimpulkan bahwa kenyamanan individu saat berlari—baik pakai sepatu ataupun bertelanjang kaki—adalah hal yang paling penting. Makin nyaman seseorang, makin baik mereka berlari.
Source : National Geographic Indonesia