Lifestyle

Membedakan Pilek dan Alergi

Pilek dan alergi adalah dua kondisi umum yang memengaruhi anak-anak dan orang dewasa. Meskipun keduanya berbeda, tapi gejalanya yang sering mirip, membuatnya sulit dibedakan.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), orang dewasa bisa mengalami dua sampai tiga kali pilek setahun. Sementara anak-anak cenderung lebih sering.

Alergi pun demikian. Penyakit akibat alergi diderita oleh 30-40 persen total penduduk dunia. Di Indonesia, peningkatan kasus alergi mencapai 30 persen per tahun. Bahkan, Universitas Indonesia menunjukkan, anak berusia di bawah 12 tahun pengidap alergi polusi dan debu, meningkat hingga empat kali lipat dalam 20 tahun terakhir.

Perbedaan pilek dan alergi

Penyebab pilek dan alergi berbeda, gejalanya pun bervariasi. Itulah sebabnya sangat penting mengidentifikasi kondisi seseorang agar pengobatan yang tepat bisa dilakukan. Untuk membedakan pilek dan alergi, beberapa tanda umum berikut bisa membantu:

  • Gejala mata gatal dan berair sering menandakan terjadinya alergi
  • Demam apalagi diiringi meriang, terutama pada anak, bukanlah gejala alergi
  • Sakit tenggorokan bisa terjadi karena alergi, tetapi lebih umum karena pilek
  • Pun dengan nyeri badan. Ini menandakan pilek, bukan alergi.
  • Beberapa orang yang terkena alergi juga mengalami eksim, dan ini bukan gejala pilek.

Selain tanda umum, perbedaan pilek dan alergi juga bisa dilihat dari karakteristik penyakit. Yakni berapa lama durasi penyakit, apa pemicu gejalanya, dan kapan terjadinya.

Menurut webMD, gejala pilek biasanya berlangsung sekitar 3 sampai 14 hari. Sementara gejala alergi bisa berlangsung beberapa minggu atau lebih lama, selama alergen tetap di udara.

Mengetahui apa yang jadi pemicu gejalanya, juga akan memudahkan membedakan mana yang pilek, dan alergi. Biasanya pada alergi, gejala bisa muncul selama musim tertentu atau karena faktor lingkungan sekitar.

Misal, Anda berada di dekat hewan atau tumbuhan tertentu. Ini pertanda kuat bahwa Anda bukan mengalami pilek. Selain itu, gejala alergi juga bisa dimulai langsung begitu Anda terpapar allergen.

Kemiripan antara pilek dan alergi

Pilek dan alergi sering menunjukkan gejala yang sama. Misalnya, kedua kondisi tersebut bisa memengaruhi sistem pernapasan. Gejala umum yang bisa ditemukan pada pilek dan alergi di antaranya: ingusan, hidung tersumbat, batuk, bersin-bersin, dan sakit tenggorokan.

Memahami penyebab

Untuk mengidentifikasi bedanya pilek dan alergi, memahami apa penyebabnya bisa sangat membantu. Menurut Mayo Clinic, pilek disebabkan oleh virus, sedangkan gejala alergi merupakan respons sistem kekebalan tubuh terhadap alergen seperti serbuk sari, debu, atau bahkan bulu hewan peliharaan.

Jika pilek bisa menular lewat udara melalui batuk dan bersin, tidak demikian dengan alergi. Walau pilek biasanya menjadi-jadi di musim dingin, tapi kekebalan tubuh yang menurun juga bisa membuat pilek bisa terjadi kapan saja. Sementara ketika terpapar allergen, tubuh biasanya akan melepaskan senyawa bernama histamin. Walau dimaksudkan untuk melindungi tubuh, seringnya histamin menjadi penyebab alergi yang paling umum.

Cara mengatasi pilek dan alergi

Jika Anda masih ragu mengidentifikasi kedua penyakit tersebut, Medical Dailymenyarankan menggunakan semprotan hidung dengan kandungan dekongestan. Ini bisa mengurangi gejala hidung mampet atau hidung bengkak, juga mata gatal, mata berair, bersin-bersin, dan hidung meler tanpa menyebabkan efek samping seperti insomnia.

Selain menggunakan obat, cara alami untuk mengatasi pilek dan alergi juga disarankan. Untuk pilek, sebaiknya Anda banyak istirahat, da minum banyak air. Sementara untuk alergi, menghindari sebisa mungkin jenis alergen tentu lebih baik.

Waktu tepat untuk ke dokter

Hal ini tidak selalu mudah untuk membedakan antara dingin dan alergi, jadi penting untuk mengetahui kapan untuk melihat penyedia layanan kesehatan. Jika gejala berlangsung selama lebih dari dua minggu, atau jika bertambah parah, sebaiknya Anda segera pergi ke dokter.

Dokter dapat mengidentifikasi pemicu alergi melalui tes kulit dan serum. Apabila alergen tertentu berhasil diidentifikasi, rencana perawatan yang tepat bisa dikembangkan.

Source : Beritagar.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button
.