Travel

Menelusuri Lokasi Syuting AADC 2

Film Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC 2) telah resmi tayang di bioskop mulai Kamis (28/04/1989) kemarin. Film romantis yang dibintangi Nicholas Saputra dan Dian Sastrowardoyo pertama kali dibuat tahun 2002 mampu meraih sukses dan menjadi film yang hit di kalangan anak muda.

Momen kembali bertemunya Rangga dan Cinta tentu mengundang rasa penasaran, terutama untuk kita yang menyukai film ini sejak 14 tahun yang lalu. Selain cerita dan tokoh-tokohnya yang, lokasi pengambilan gambar film ini juga menjadi daya tarik tersendiri untuk pencinta AADC.

Bila AADC pertama banyak mengambil latar kota Jakarta, seperti Gambir, Menteng, Jakarta Pusat, dan Kebon Jeruk, lokasi syuting film kedua ini banyak dilakukan di Yogyakarta. Berikut ini daftar tempatnya:

Gumuk Pasir Parangkusumo

pantai

Gumuk Pasir Parangkusumo yang terletak di selatan Yogyakarta merupakan salah satu lokasi syuting AADC 2. Di sana, kita bisa melihat hamparan pasir yang luas dan bisa dimanfaatkan untuk berseluncur atau dikenal dengan nama sandboarding.

Untuk mencoba sensasi berseluncur di pasir pengunjung akan dikenakan biaya Rp125 ribu untuk menyewa pemandu, helm, pelindung tangan, dan pelindung lutut. Selain itu, menikmati momen matahari terbenam dengan pemandangan pantai juga bisa kita dapatkan di gumuk pasir ini.

Klinik Kopi

Salah satu kedai kopi di Yogyakarta jadi saksi bertemunya Cinta dan Rangga. Klinik Kopi ada di Jl. Kaliurang KM. 7,8, Sleman, Yogyakarta. Kompas melansir, Cinta memilih tempat ini untuk memanjakan kesukaan Rangga akan kopi.

Keunggulan dari kedai kopi ini salah satunya adalah penggunaan kopi arabika berkualitas dari tanah air seperti Takengon, Bajawa, Baliem, Kintamani, Ciwidey, Sunda Jahe, Nagari Lasi, Lencoh Merapi, Java Tobacco, dan Papua.

Istana Ratu Boko

istana

Istana Ratu Boko rupanya juga termasuk lokasi syuting AADC 2. Situs yang berjarak sekitar 3 kilometer dari Candi Prambanan ini konon merupakan tempat tinggal Raja Boko, yaitu ayah dari Roro Jonggrang.

Di Istana Ratu Boko, kita bisa duduk-duduk santai di restoran yang menghadap ke lembah, dengan pemandangan Gunung Merapi dari kejauhan.

Papermoon Puppet Theatre

Ada adegan Cinta dan Rangga menonton pertunjukan Papermoon “Secangkir Kopi dari Playa” di Papermoon Puppet Theatre. Teater boneka ini terletak di Jalan Langensuryo KT II Nomor 176 Yogyakarta. Awalnya, cerita dari teater ini hanyalah untuk anak-anak, namun kini sudah ada cerita-cerita untuk orang dewasa, misalnya Noda Lelaki di Dada Mona.

Sate Klathak Pak Bari

sate

Sate Klathak Pak Bari merupakan tempat makan sate klathak yang cukup tersohor di Yogyakarta. Lokasi warung yang didatangi Rangga Cinta ini ada di Jalan Kedaton, Pleret, Bantul, Yogyakarta.

Sate klathak sendiri merupakan sate daging kambing muda dengan potongan besar yang ditusuk menggunakan jeruji sepeda, bukan dengan tusuk sate yang terbuat dari bambu.

Berbeda dengan sate biasa, sate klathak hanya dibumbui garam saat proses pembakaran. Sate klathak bisa juga dinikmati dengan tambahan kuah gulai kambing yang kental.

Gereja Ayam

gereja

Gereja ayam adalah sebuah bangunan yang terletak di bukit Menoreh, Dusun Gombong, Desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Bentuk bangunan ini memang mirip seekor ayam lengkap dengan ekor dan kepalanya. Padahal, konon sang pembuatnya menginginkan bangunan ini meniru bentuk seekor burung dara.

Bangunan ini sebenarnya bukanlah sebuah gereja. Di sini orang yang beragama apa pun bisa berdoa. Bagian utama gereja ayam adalah sebuah aula kosong yang sangat besar.

Punthuk Setumbu

puntuk

Inilah sebuah tempat di perbukitan Menoreh, Magelang, yang menjadi titik terbaik untuk menyaksikan matahari terbit dengan latar Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.

Dari lokasi setinggi sekitar 400 meter di atas permukaan laut ini kita juga bisa melihat anggunnya Candi Borobudur yang berselimut kabut di pagi hari.

Bukit Punthuk Setumbu terletak tidak jauh dari Candi Borobudur, tepatnya di Dusun Kerahan, Desa Karangrejo, Borobudur, Magelang. Dari Yogyakarta dapat ditempuh sekitar satu jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi.

Wisatawan yang ingin menikmati keindahan matahari terbit dari bukit Punthuk Setumbu wajib membayar retribusi sebesar Rp15 ribu orang.

Source : Beritagar.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Check Also
Close
Back to top button
.