Mengapa Anda sulit mengingat
Stres, kurang tidur dan multitasking (multiaksi) mungkin jadi penyebab terbesar Anda sulit mengingat banyak hal. Begitu kesimpulan para ahli.
Secara biologis, kemampuan mengingat seseorang memang akan menurun seiring bertambahnya usia, atau munculnya penyakit. Contohnya pada perempuan menopause yang cenderung mengalami gejala pikun. Alasannya, terjadi perubahan di bagian otak frontal dan fungsi kognitif yang akhirnya melemahkan daya ingat mereka.
Namun ternyata, gaya hidup dan kebiasaan tak sehat juga berpengaruh besar bagi melemahnya daya ingat.
Dalam menghadapi tuntutan kehidupan modern misalnya. Saking sibuknya melakukan suatu hal, Anda bahkan bisa lupa pada janji yang sudah dibuat. Sekali dua kali bisa dimaklumi. Namun jika terjadi sedemikian sering, ini bukan lagi masalah sepele, dan perlu solusi segera.
Didukung keterangan ilmiah, berikut kami rangkum beberapa alasan kekinian yang membuat Anda sulit mengingat.
Stres
Periset Jason Radley, asisten profesor ilmu otak di University of Iowa mengatakan, stres kronis dapat menyebabkan gangguan memori. Hasil risetnya menunjukkan, paparan tinggi atau berkepanjangan pada hormon stres kortisol, akan “memangkas” sinapsis dalam korteks prefrontal dan hippocampus di otak. Bagian ini penting untuk mengatur fungsi ingatan.
Radley menjelaskan, proses penuaan akan meningkatkan stres secara alami. Namun, stres kronis yang terjadi pada orang muda juga bisa mempercepat pelapukan otak dan erosi fungsi kognitif.
Mengenai berapa lama paparan stres bisa membuat orang jadi lebih pelupa, ia sendiri belum menemukan bukti jelas. Yang pasti, stres perlu dikelola agar ingatan jadi lebih baik.
Kurang tidur
Kurang tidur sejak lama dikaitkan dengan menurunnya daya ingat serta masalah kesehatan lainnya. Sebuah studi menemukan bahwa tidur bisa membantu otak mengulang dan memperkuat ingatan, sekaligus menyingkirkan hal yang tak penting diingat.
Sebaliknya, kurang tidur justru menghambat kemampuan otak tersebut. Itulah sebabnya, tidur sebaiknya mendapat jumlah yang cukup. Tak kurang atau lebih, yaitu tujuh jam semalam.
Multiaksi
Multiaksi bukan kemampuan hebat, tapi kebiasaan buruk yang menurut para ahli perlu disetop. Studi di University Of London menunjukkan bahwa multiaksi menurunkan IQ. Juga meningkatkan hormon stres kortisol yang menyebabkan orang merasa lelah mental.
Bahkan, spesialis saraf menekankan bahwa otak seseorang tidak diciptakan untuk bermultiaksi. Dengan kata lain jika dilakukan, sebenarnya orang hanya mengalihkan tugas dengan sangat cepat, dan pasti ada yang dikorbankan ketika melakukannya, yaitu daya ingat dan fungsi kognitif.
Sebuah eksperimen pernah membuktikan, multiaksi mengganggu kemampuan otak untuk menyimpan ingatan baru. Hal ini diuji dengan membandingkan kerja orang yang fokus dan multiaksi. Ketika orang yang fokus bisa menyerap informasi baru, yang multiaksi justru lebih pelupa dan lebih sering melakukan kesalahan.
Penyebab lain
Selain penyebab di atas, beberapa kebiasaan negatif juga bisa membuat Anda sulit mengingat, bahkan merusak daya ingat dalam jangka panjang. Contohnya sering mengeluh, rutin melakukan pekerjaan yang membosankan sehingga otak tidak difungsikan optimal, dan makan tengah malam.
Seluruh alasannya sama, akibat menyusutnya hippocampus –wilayah otak yang bertanggung jawab untuk fungsi kognitif.
Pada akhirnya, kesimpulannya satu. Masalah sulit mengingat yang sering terjadi pada orang muda di era modern ini tak terlepas dari temuan besar (dan pertama) yang dilakukan oleh Steven Parton. Seorang neurolog yang menemukan bahwa otak ternyata bisa menyesuaikan diri dengan sendirinya–tanpa ada kendali tubuh atau pikiran–terhadap paparan berulang, seperti beberapa penyebab menurunnya daya ingat di atas.
Untuk itu, demi mencegah kerusakan jangka panjang pada daya ingat Anda, segera lakukan perbaikan diri dengan mengubah gaya hidup negatif. Tak perlu langkah besar, lakukan saja sedikit demi sedikit.
Source : beritagar.id