Mengenal Budaya Borneo Lewat Mode
Borneo atau yang lebih dikenal dengan nama Kalimantan adalah salah satu pulau terbesar di dunia. Wajar saja jika tempat yang kaya akan budaya ini masih belum banyak diketahui masyarakat.
Banyaknya budaya Kalimantan yang belum dikenal menyebabkan munculnya kekhawatiran jika suatu saat kerajinan khas Kalimantan semakin pudar dan dilupakan. Karenanya, berbagai usaha dilakukan untuk melestarikannya.
Ini juga yang menjadi salah satu misi Borneo Chic dalam mengembangkan usahanya.
Ditemui Beritagar.ID di Ke’kun Cafe Kemang, Borneo Chic mengungkapkan bahwa mereka ingin menampilkan warisan kekayaan dan kreasi anyaman khas Kalimantan yang terancam hilang akibat berkurangnya kawasan hutan dan minimnya apresiasi masyarakat terhadap seni budayanya sendiri. Selain itu, mereka juga ingin membantu perkembangan ekonomi masyarakat Dayak.
Dalam peringatan lima tahun eksistensinya di dunia mode, Borneo Chic juga mengumumkan beberapa produk barunya yang dipamerkan di Inacraft 2016.
Banyak seni budaya yang bisa diangkat dari kerajinan Kalimantan. Anyaman hingga motif tenun khas yang dibuat oleh lebih dari 400 pengrajin tradisional Dayak sangat memungkinkan untuk meramaikan pasar mode Indonesia.
Seperti yang dilakukannya saat ini, Borneo Chic kembali memamerkan mahakarya para pengrajin. Ragam kerajinan khas Dayak ada di sini. Mulai dari anyaman bermotif Inung menangis, Anjat, bemban, hingga Korit.
Untuk tenun, Borneo Chic memiliki beragam pula motif yang dapat Anda pilih. Kain tenun bertema alam dengan motif tanaman dan hewan dapat menghiasi pakaian dan akesori Anda. Anyaman dan kain tenun yang digunakan Borneo Chic masih sangat tradisional. Mereka hanya menggunakan pewarna alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan untuk menghias produknya.
Borneo Chic membuat banyak ragam pakaian, tas, dompet dan aksesori lain dari hasil tenun dan anyaman tersebut. Model yang dapat Anda koleksi pun beragam jenisnya.
Jusupta Tarigan mengatakan kepada Beritagar.ID bahwa tak ada pakem tertentu dalam menentukan model tas dan pakaian yang diproduksi. Borneo Chic hanya memantau perkembangan tren dan menyesuaikannya dengan selera pasar. Namun tentu saja yang masih sejalan dengan tradisi adat Dayak.
Salah satu kendala membuat produk di bidang mode ini adalah terbatasnya motif yang bisa dipergunakan. Beberapa motif masih dianggap sakral oleh suku Dayak sehingga tak diizinkan untuk dipergunakan sebagai tas atau pakaian.
Source : Beritagar.id