Lifestyle

Menyendiri, cara efektif untuk beristirahat

Secara teori, kebanyakan orang bekerja Senin sampai Jumat, pagi hingga matahari terbenam. Praktiknya, Anda masih membalas surel di luar jam kerja, bahkan menyelesaikan pekerjaan di akhir pekan.

Kerja seolah tak ada habisnya. Jika Anda merasa selalu sibuk dari hari ke hari, Anda tak sendirian. Tak perlu merasa bersalah akan pemikiran yang demikian.

Belasan ribu orang lain pun merasakan hal yang sama. Malah 68 persen orang mengeluh kurang istirahat. Kesimpulan itu didapat dari survei terhadap 18 ribu orang dari 134 negara. Survei daring yang digelar BBC bersama Hubbub–bagian dari Durham University, Inggris–itu bertajuk Rest Test, demikian dilansir BBC.

Lewat survei itu, partisipan ditanya soal kebiasaan istirahat, berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk beristirahat, dan aktivitas apa yang mereka anggap paling menenangkan. Tak hanya itu, pertanyaan survei juga mencakup gambaran kondisi kesejahteraan mereka.

Para periset menemukan bahwa lebih dari dua pertiga responden merasa mereka tidak meluangkan cukup waktu untuk beristirahat. Padahal 32 persen partisipan tersebut yakin mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk beristirahat daripada kebanyakan orang. Di sisi lain, hanya 10 persen yang mengklaim tak butuh istirahat sebanyak kebanyakan orang.

Responden yang merasa mereka butuh lebih banyak istirahat cenderung memiliki skor kesejahteraan yang lebih rendah. Sementara mereka yang mengklaim tak butuh banyak istirahat skor kesejahteraannya lebih tinggi.

Menurut Felicity Callard, profesor di Universirty of Durham yang memimpin grup riset, orang-orang yang tidak menganggap kerja dan istirahat sebagai dua hal berlawanan menarik untuk diamati. Dari mereka, periset bisa mendapatkan temuan yang berguna bagi pelaku bisnis dalam membatasi stres akibat pekerjaan.

Temuan survei menyebutkan rata-rata responden beristirahat selama 3 jam dan 6 menit. Sementara waktu istirahat yang optimal bagi kesejahteraan seseorang adalah 5 sampai 6 jam.

Beristirahat dengan menyendiri

Sebagian responden berpendapat aktivitas yang dianggap paling mewakili definisi istirahat adalah membaca. Selain itu, menghabiskan waktu di alam, mendengarkan musik, tak melakukan apa-apa, berjalan, mandi juga masuk dalam daftar.

Uniknya, banyak yang beranggapan bahwa salah satu cara manjur untuk benar-benar beristirahat adalah dengan menyendiri. Hal ini terlihat dari rendahnya posisi sosialisasi dalam daftar hal-hal yang dilakukan saat beristirahat.

“Orang-orang bilang, saat sendirian, mereka lebih fokus pada perasaan mereka, demikian halnya dengan badan dan emosi mereka,” ujar penulis riset Ben Alderson-Day yang juga psikolog di University of Durham. Lebih menarik lagi, hal ini berlaku baik bagi para introver maupun ekstrover.

Sebelumnya, kesimpulan senada pernah diungkap lewat riset dari University of Helsinki. Bergaul itu bisa jadi melelahkan, bagi ekstrover sekalipun. Namun ada baiknya diingat, menyendiri dan kesepian adalah dua hal yang berbeda.

Menyendiri memang merupakan seni beristirahat yang layak dicoba. Banyak sudah yang menulis keuntungan dari menyendiri, termasuk Entrepreneur.

Dengan menyendiri Anda bisa mengecas dan memperkuat diri kembali, melakukan apapun sesuai kehendak, dan belajar memercayai diri sendiri. Selain itu, kecerdasan emosional bisa meningkat, demikian halnya rasa percaya diri. Dengan demikian Anda bisa lebih menghargai orang, dan menyelesaikan lebih banyak pekerjaan.

Source : beritagar.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button
.