Presiden Jokowi Ingin Reformasi Sepak Bola Secara Total

Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa reformasi persepakbolaan nasional tidak boleh tanggung-tanggung dan tidak boleh berhenti. Ia menyampaikan itu saat menerima Pengurus Provinsi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan pengurus klub-klub sepak bola di Istana Kepresidenan, Jakarta, hari ini, 15 April 2016.
“Saya ingin betul-betul ada sebuah reformasi total dan kita harapkan nanti muncul klub-klub bola, tim nasional yang betul-betul disegani, paling tidak di Asia, syukur nanti bisa masuk lagi ke tingkat dunia. Saya kita itu keinginan rakyat, keinginan kita semua,” ujar Presiden Jokowi, dikutip dari keterangan media.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden menyampaikan bahwa dirinya menerima banyak permintaan dari masyarakat dan berbagai pihak lainnya yang menginginkan persepakbolaan nasional maju. Saat ini, peringkat tim sepak bola Indonesia berada di bawah negara-negara Asia lainnya, juga negara-negara Asia Tenggara.
“Ini sesuatu yang salah yang harus kita betulkan, sesuatu yang keliru yang harus kita perbaiki. Kalau tidak, ya kita akan begini terus, saya punya keyakinan itu,” ucap Presiden.
Jokowi meminta kepada pengurus provinsi PSSI dan pengurus klub untuk memikirkan untuk mewujudkan tim nasional yang berprestasi. “Kita hanya beri ruang agar prestasi-prestasi itu betul-betul bisa muncul. Itu tugas pemerintah,” ia menegaskan.
Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi juga mengungkapkan data dari FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional) tentang negara yang sepak bolanya memiliki prospek yang sangat besar, yaitu Cina, India, dan Indonesia. Menurut dia, sepak bola Indonesia memiliki fanatisme yang sudah terbentuk, terutama bila dilihat dari sosial media. “Peluang ini sebetulnya memberikan optimisme, prospek ke depan persepakbolaan Indonesia, asal kita kelolanya dengan betul dan benar,” ucap Presiden.
Presiden meyakini akan banyak investor berbondong-bondong masuk ke Tanah Air seperti yang terjadi di Cina, apabila sepak bola nasional nanti sudah menjadi sebuah industri besar dan menguntungkan. “Para pemain yang bayarannya tinggi masuk semua ke sana. Investor, industri sepak bola juga berbondong-bondong ke sana. Kenapa kita tidak dengan data dari FIFA tadi,” ujarnya.
Jokowi berharap klub-klub sepak bola memiliki semangat yang sama. Kepentingan-kepentingan yang membuat sepak bola Indonesia tidak berkembang, kata dia, harus ditinggalkan. Di akhir pertemuan, dia menegaskan agar penataan persepakbolaan nasional diteruskan.
“Tidak akan lahir pemain besar dan Tim Nasional yang berprestasi di dalam pengelolaan sepak bola yang amburadul,” kata dia. “Semua harus berani berkorban dan mendukung langkah ini.”
Source : Tempo.co