Puasa Memperkuat Otak Manusia

Puasa hukumnya wajib bagi umat muslim pada bulan Ramadan. Di luar bulan itu, ada beberapa jenis puasa tidak wajib yang disarankan juga. Dunia ilmu pengetahuan mutakhir kini menunjukkan manfaat puasa tidak hanya bagi tubuh tapi juga bagi otak, khususnya dalam mencegah penyakit degeneratif seperti Azheimer.
Manusia mempunyai otak untuk mengendalikan pikiran, memori, gerakan tangan dan kaki, serta fungsi semua organ dalam tubuh. Otak adalah struktur yang sangat terorganisasi, terdiri atas ratusan miliar sel saraf (neuron) yang berhubungan. Jumlah jejaringnya ribuan triliun sel saraf (sinaps).
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh American Alzheimer’s Association menyebutkan bahwa sampai 2050, jumlah orang yang berumur 65 tahun atau lebih yang menderita Alzheimer akan berlipat tiga, dari hanya 5,2 juta menjadi sekitar 13,8 juta.
Nah, berdasarkan penlitian terbaru teruangkap bahwa terjadi perbaikan peluang hidup dan perbaikan kemampuan mental pada binatang di dalam laboratorium ketika mereka melakukan puasa berselang-seling (intermittent).
Dr. Mark Mattson, ketua dari laboratorium ilmu saraf di National Institute on Aging dan profesor ilmu saraf di Johns Hopkins University memimpin sebuah riset yang mengamati dampak pembatasan energi terhadap otak.
Riset itu mengungkapkan bahwa puasa berselang-seling bisa menghambat akumulasiamyloids abnormal di dalam otak pada tikus percobaan dengan cara membatasi asupan energi secara ketat. Akumulasi amyloids di dalam otak inilah yang selama ini disebut sebagai penanda munculnya penyakit Alzheimer.
Ternyata apa yang terjadi pada tikus percobaan juga terjadi pada manusia. Cara terbaik untuk membatasi jumlah asupan energi adalah dengan berpuasa.
Selama ratusan tahun banyak ilmuwan yang telah memaparkan dampak positif dari berpuasa. Plato bahkan pernah mengatakan bahwa,”Saya berpuasa agar fisik dan mental lebih berdaya guna.”
Sementara itu Philippus Paracelsus, salah seorang dari tiga bapak ilmu kedokteran Barat mengatakan,”Berpuasa adalah pengobatan terbaik, yang dokter miliki.”
Dr. Mark Mattson menyebutkan bahwa berpuasa merupakan tantangan bagi otak. Otak akan merespons tantangan berupa ketiadaan makanan dengan cara mengaktifkan respons untuk beradaptasi dengan stres. Dengan adanya pembatasan asupan energi, sirkuit saraf sebenarnya menjadi lebih aktif. Hal ini kemudian meningkatkan aktivitas sel saraf yang membuat otak lebih sehat meski umur bertambah.
Berpuasa akan menstimulasi produksi faktor-faktor neurotropik di dalam otak. Zat kimiawi inilah yang mendukung perkembangan neuron yang sehat dan mendukung jalinan formasi saraf di dalam otak. Berpuasa bahkan bisa meningkatkan produksi sel-sel saraf baru dari sel-sel induk.
Lewat mekanisme inilah berpuasa bisa meningkatkan memori dan kemampuan belajar.
Source : Beritagar.id
Ilustrasi Gambar : Rukunislam.com