Rahasia Alam Semesta: Air di Darat Terasa Segar, Kok Air Laut Asin?
Bukan rahasia lagi jika air laut mempunyai rasa asin. Rasa air laut ini berbeda dengan air sungai maupun sumber air di darat yang cenderung tawar dan terasa segar.
Namun, mengapa air laut bisa memiliki rasa berbeda seperti itu ya?
Menurut Lembaga Kelautuan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA), jawabannya tidak jauh-jauh dari siklus air di Bumi arau kita juga kenal dengan siklus air hujan.
Bermula dengan air laut yang menguap lalu membentuk awan yang bergerak ke arah daratan. Awan nantinya akan menurunkan hujan pada daratan tersebut.
Dalam siklus ini, yang sering tak menjadi perhatian adalah air hujan yang jatuh di darat bertemu dengan karbon dioksida di udara sekitar. Hal itu membuat air hujan mengandung asam karbonat yang terbentuk dari karbon dioksida dan air.
Asam dalam air hujan ini memecah batuan di darat. Proses ini menghasilkan ion dan mineral yang terpecah dari batu.
Ion dan mineral inilah yang kemudian terbawa dalam aliran sungai menuju kembali ke laut. Seiring berjalannya waktu, konsentrasi ion dan mineral di lautan meningkat dan menyebabkan rasa asin.
Itulah mengapa pada awalnya laut purba diperkirakan tidak begitu asin seperti sekarang.
Pendapat sedikit berbeda diungkapkan oleh Badan Geologi AS (USGS). Menurut USGS, rasa asin air laut memang masih berhubungan dengan siklus hujan.
Namun, USGS menekankan bahwa saat pembentukan awan, hanya air yang menguap. Sedangkan ion-ion lain seperti sodium dan klorida (yang membentuk garam) tetap tertinggal.
Ion-ion itu kemudian menumpuk seiring waktu dan memberikan rasa asin pada air laut.
Tak hanya itu, ventilasi hidrotermal di dasar laut juga berperan dalam melepaskan mineral terlarut tambahan. Ini juga berkontribusi pada rasa asin tersebut.
Uniknya, garam terlarut di laut diperkirakan 3,5 persen dari berat air laut. NOAA menyebut, jika dikumpulkan di darat, garam ini bisa membentuk lapisan setebal 153 meter dengan bidang seluruh daratan Bumi.
Source : https://sains.kompas.com