
KEMBANGKAN INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS DAN ENERGI
Oleh: Harry F. Darmawan/GoDiscover
GUNA menjaga stabilitas ekonomi dan memperkuat kesinambungan pertumbuhan ekonomi di Kalimantan, perluasan diversifikasi dianggap sebagai sumber perekonomian baru perlu dilakukan. Dinamika perekonomian nasional beberapa tahun terakhir memberikan pelajaran penting bahwa struktur perekonomian yang terkonsentrasi hanya kepada beberapa sektor, terutama kepada sektor komoditas primer, dapat menyebabkan perekonomian Indonesia rentan terhadap gejolak global.
Untuk itu, berbagai langkah terintegrasi untuk memperluas diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi, terutama di daerah yang masih banyak ditopang komoditas primer, perlu terus didorong.
Itulah kesimpulan yang mengemuka dalam Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia (Rakorpusda BI) yang diinisiasi bersama oleh Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Jumat (14/7) di Gran Senyiur Hotel Balikpapan.
Gubernur BI, Agus Martowardojo, mengatakan, Kaltim merupakan salah satu daerah yang hanya bersandar pada Sumber Daya Alam, sehingga pertumbuhan ekonominya tidak stabil dan cenderung lambat ketika terjadi penuruhan harga pertambangan dunia.
Rakorpusda ini, sebut Agus, mengidentifikasi bahwa strategi memperluas diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi di daerah perlu diarahkan kepada tiga kebijakan utama.
“Rakor ini menghasilkan beberapa pokok rekomendasi dan kesepakatan penting yang akan diwujudkan dalam bentuk kebijakan yang konsisten dan bersinergi,” ucapnya dalam konfrensi pers usai Rakorpusda.
Tiga kebijakan utama tersebut yakni, pertama, memperkuat pembangunan infrastruktur dasar daerah, terus mengembangkan investasi sumber daya manusia yang terampil, dan memperkuat tata kelola birokrasi. Kedua, mengoptimalkan berbagai potensi sektor ekonomi daerah, baik melalui diversifikasi vertikal (hilirisasi) maupun horisontal. Terakhir, mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri secara terpadu.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, pokok rekomendasi dan kesepakatan penting dalam waktu sebulan, sudah ada wujud atau hasil dalam menjalankan rekomendasi tersebut. Pokok-pokok rekomendasi dan kesepakatan tersebut diantaranya, mempercepat berbagai upaya terkait infrastruktur dasar terkait infrastruktur konektivitas, listrik, dan energi.
“Pengembangan pelabuhan ini untuk mendukung implementasi tol laut yang terintegrasi dengan rencana Program Rumah Kita sebagai pusat logistik,” tuturnya.
Di kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, khusus di Kalimantan, akan melakukan penguatan infrastruktur konektivitas difokuskan pada pengembangan Pelabuhan Terminal Kijing di Kalimantan Barat dan Pelabuhan Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta di Kalimantan Timur; pengembangan tiga Proyek Strategis Nasional Bandara di Sebatik Kaltara, Tjilik Riwut Kalimantan Tengah, dan Syamsuddin Noor Kalimantan Selatan, serta pengembangan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional Tanah Kuning di Kalimantan Utara.
Sementara itu,Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar mengatakan, pembangunan kemandirian dan ketahanan energi perlu dilakukan melalui percepatan pengembangan infrastruktur energi, peningkatan efisiensi, konservasi energi dan lingkungan, pengembangan energi baru dan terbarukan, penyelarasan target fiskal yang mendukung kebijakan energi, serta penguasaan teknologi dan peningkatan nilai tambah.
“Arah kebijakan tersebut dilakukan baik secara nasional maupun daerah dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi di masing-masing daerah (local wisdom),” sebutnya.
Selain itu, peningkatan peran serta daerah dan nasional dalam pengembangan energi dilakukan melalui penerapan skema kerjasama BUMD/BUMN dengan kebijakan Participating Interest (PI) sebesar 10%.
Di samping itu, pengembangan pembangkit listrik tenaga uap dan gas batu bara (mulut tambang) perlu didorong dan ditingkatkan karena dapat menunjang ketersediaan listrik bagi industri tambang secara lebih efisien dan ramah lingkungan.
“Untuk di Kalimantan, pengembangan infrastruktur tenaga listrik juga dilakukan melalui pemanfaatan cadangan batubara dan sumber tenaga air,” ujarnya. (*)