Info Kota

Seminar ASI Eksklusif DKK Balikpapan

KESIBUKAN pekerjaan seharusnya tidak menjadi hambatan utama bagi seorang ibu untuk tetap memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif pada bayinya. Mengingat, ASI adalah makanan utama bayi hingga usia enam bulan.
Statemen tersebut bukan sekadar slogan dan ucapan. Melainkan sudah diatur pemerintah, melalui PP No 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif. Selain melalui Permenkes penerapan PP tentang Pemberian ASI Eksklusif khususnya di daerah juga didukung Perda (Peraturan Daerah).
Sejalan dengan sosialisasi itu, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan juga tak berhenti menyosialisasikannya. Termasuk dengan terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan ASI ekslusif maupun seminar ASI yang digelar baru-baru ini di Aula Balaikota.
“Inti dari sosialisasi itu adalah mengingatkan para ibu untuk tidak mengabaikan hak-hak bayinya. Tidak masalah pergi bekerja, ASI dapat diperah terlebih dulu untuk memenuhi keperluan bayi. Jadi, ibu bekerja, ASI jalan terus. Bayi tetap bisa mendapatkan ASI eksklusif,” sebut dr Andi Sri Juliarti dari DKK Balikpapan.
Dalam seminar itu juga ditekankan, pemberian ASI eksklusif memerlukan dorongan positif dari orang-orang sekitar, khususnya suami dan orangtua, bahwa ASI mampu meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi. Itulah mengapa diperlukan persiapan sebelum melahirkan dan sesudah agar ibu dapat memberikan ASI eksklusif sejak dini.
Sosialisasi dan implementasi PP No. 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif ini memang terus dikawal DKK Balikpapan agar penerapannya di Balikpapan berjalan lancar. Referensinya adalah International Code Of Marketing Of Breast Milk Substitutes (dikeluarkan oleh WHO 1981), yang sudah sesuai dengan norma agama dan norma yang berkembang di masyarakat. [*/pr]
Sekilas Tentang Pentingnya ASI

Ibu bekerja bukan jadi alasan menghentikan pemberian ASI eksklusif. Berikut langkah sederhana:
1. Siapkan pengasuh bayi (anggota keluarga, baby sitter/pembantu) sebelum ibu mulai bekerja kembali.
2. Berlatihlah memerah ASI sebelum ibu bekerja kembali. ASI yang diperah dapat dibekukan untuk persediaan/tambahan. ASI beku dapat disimpan antara 1-6 bulan, bergantung jenis lemari esnya.
3. Latihlah orang rumah untuk terampil memberikan ASI perah dengan cangkir.
4. Hindari pemakaian dot/empeng karena kemungkinan bayi akan menjadi “bingung puting”.
5. Susuilah bayi sebelum ibu bekerja dan pada sore hari segera susui bayi, dan lanjutkan hingga malam hari. Di antara sela waktu ini, sempatkan memerah ASI sebagai cadangan untuk disimpan.
6. Selama di kantor, perah ASI setiap 3-4 jam dan disimpan di lemari es, diberi label tanggal dan jam ASI diperah. ASI dalam lemari es dapat bertahan 2—24 jam. ASI perah akan diberikan esok harinya selama ibu tidak di rumah. ASI yang diperah terdahulu diberikan lebih dahulu.
7. ASI yang disimpan di lemari es perlu dihangatkan sebelum diberikan ke bayi dengan merendamnya dalam air hangat. ASI yang sudah dihangatkan tidak boleh kembali dimasukkan ke dalam lemari es.
8. Bila ASI yang diperah tidak mencukupi, gunakan ASI beku yang sudah disimpan sebelumnya. ASI beku sebelumnya harus ditempatkan di lemari es supaya mencair dan harus digunakan dalam waktu 24 jam.

Source : Majalah DISCOVER BALIKPAPAN Edisi ke 47 Oktober 2015

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button