Entertainment

Sosok Dibalik Lambang Negara Indonesia

Garuda pancasila

Akulah pendukungmu

Patriot proklamasi

Sedia berkorban untukmu

Pancasila dasar negara

Rakyat adil makmur sentosa

Pribadi bangsaku

Ayo maju maju

Ayo maju maju

Ayo maju maju

Begitulah lirik lagu yang sering kita dengar, yaitu lirik lagu Garuda Pancasila karya Sudharnoto. Lalu apakah Anda mengetahui siapa sosok dibalik perancang lambang negara kita tersebut?

Namanya sedikit samar dalam catatan sejarah, karena dalam Undang-Undang nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan, hanya tertera nama W. R. Supratman sebagai pencipta lagu Indonesia Raya.

Namanya adalah Sultan Hamid II sang pencipta lambang negara kita, Garuda Pancasila. Sultan Hamid II adalah seorang bangsawan dari Kesultanan Qadriyah Pontianak. Beliau memiliki gelar Sri Paduka Yang Mulia Sultan Syarif Hamid Al Qadrie. Dia adalah sultan ke 7 dari kerajaan Islam Melayu di Pontianak. Masyarakat Pontianak sangat mengagungkan ia sebagai raja cerdas nan rupawan.

Saat awal mula kedaulatan Indonesia diakui oleh Belanda, Presiden Soekarno berpikir Indonesia harus memiliki lambang negara.
Untuk itu dibentuklah tim lencana negara yang beranggotakan Moh. Yamin, Ki Hajar Dewantara, Moh. Natsir, M.A. Pellaupessy, dan R.M. Ng Poer Batjaraka.

Panitia tersebut merancang dan membuat sayembara bagi siapa saja yang dapat menyumbangkan idenya untuk lambang negara Indonesia.

Dipilihlah desain asli dari Sultan Hamid II yang saat itu menjabat sebagai salah satu menteri dalam jajaran pemerintahan Republik Indonesia Serikat. Logo tersebut mengambil karakter burung rajawali yang mengepakkan sayapnya sambil bertameng lambang Pancasila.

Burung Garuda terinspirasi dari hewan kendaraan Dewa Wisnu dan makhluk mitologi Kutaikartanegara bernama Lembuswana. Atas perundingan bersama akhirnya desain tersebut sedikit diubah dengan memberikan jambul di kepala sang garuda dan menambahkan semboyan Bhineka Tunggal Ika pada pita cengkraman sang burung.

Hasil akhir desain lambang negara tersebut dilukis oleh seorang pelukis kepercayaan Soekano bernama Dullah. Hingga akhirnya diresmikan dan diperkenalkan secara umum pada tanggal 10 Februari 1950, di Hotel Des Indes yang saat ini berubah menjadi Mal Duta Merlin.

Source : Good News From Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button
.