FeaturedNews

Stabilkan Ekonomi Kalimantan, BI Gelar Rakorpusda

PERTEMUKAN PEMDA DENGAN EMPAT MENTERI

Oleh: Harry F. Darmawan/Go Discover

DALAM beberapa tahun terakhir, diketahui ekonomi di Kalimantan tidak stabil, khususnya di Kaltim. Hal ini menjadi topik pembicaraan dalam Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat, Daerah dan Bank Indonesia (Rakorpusda BI) di Gran Senyiur Hotel Balikpapan, Jumat (14/7). Untuk Kaltim, diversifikasi ekonomi jadi isu utama yang dibahas.

Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengungkapkan, diversifikasi dipilih sebagai isu utama karena Kaltim adalah salah satu daerah yang masih mengandalkan satu sektor dominan sebagai penggerak perekonomian. Ini disampaikannya saat konferensi pers pre-event Rakorpusda BI di Gran Senyiur Hotel Balikpapan, Kamis (13/7) kemarin.

“Secara umum, jika berkaca pada pertumbuhan ekonomi, Indonesia termasuk negara yang mampu mengelola kekayaan dengan baik. Namun, jika di-zooming ke daerah-daerah penghasil komoditas besar, seperti Kaltim dengan migas dan batu bara, kita bisa bilang, daerah ini belum mampu memanfaatkan kekayaan dengan baik. Terbukti, dua tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi daerah ini minus,” ungkap Dody, didampingi Plt Kepala Departemen Komunikasi BI Andiwiana, Ekonom Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat, dan Asisten Deputi Bidang Pertambangan dan Energi, Kemenko Kemaritiman RI Yudi Prabangkara.

Dominasi sektor pertambangan yang masih sangat besar, Kaltim harus menyiapkan diversifikasi secepatnya. Terlebih, sektor dominan yang menjadi penggerak utama perekonomian, bukanlah sektor yang sustainable.

Dody menjelaskan, ada dua pilihan diversifikasi. Pertama, secara vertikal, yakni menciptakan hilirisasi dari sektor-sektor utama di daerah penghasil. “Selama ini kan, hampir semua komoditas pertambangan dijual mentah,” imbuhnya.

Sedangkan diversifikasi secara horizontal, kata Dody, adalah dengan menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru. Seperti sektor pertanian, pengolahan hasil perkebunan, hingga pariwisata. Dari sejumlah pilihan itu, dia menyebut bahwa pariwisata adalah pilihan yang paling rasional bagi Kaltim. Meskipun sektor lain layak mendapat dukungan maksimal.

“Daerah ini punya potensi besar di sektor tersebut (pariwisata) yang belum digarap maksimal. Kaltim punya hutan yang bisa jadi ekowisata, pantai dan lautnya juga indah. Tentu untuk mendukung ini semua, kita perlu dukungan infrastruktur untuk menunjang konektivitas. Apalagi, kita tahu, objek-objek wisata unggulan Kaltim sebagian besar berada daerah pelosok,” sebutnya.

Selain itu, Rakorpusda BI ini akan membicarakan tentang konsistensi dukungan dari pemerintah daerah dalam proses pengadaan tanah untuk proyek kelistrikan dan mendiskusikan soal komitmen pemerintah daerah dan dinas terkait dalam penyederhanaan proses perizinan, antara lain melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) untuk perbaikan iklim investasi. Serta mendorong partisipasi aktif daerah dalam merespons berbagai insentif yang telah dilakukan oleh pemerintah pusat agar pengembangan infrastruktur energi di daerah dapat dilakukan dengan lebih cepat.

Pada kesempatan yang sama, Asisten Depertemen Bidang Pertambangan dan Energi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Yudi Prabangkara mengungkapkan, akan membahas strategi koordinasi pusat dan daerah untuk mendorong percepatan pembangunan infrastruktur.

PERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR: Asisten Depertemen Bidang Pertambangan dan Energi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Yudi Prabangkara saat Konferensi Pers pre-event Rakorpusda BI.

“Kesepakatan yang akan dicapai dalam Rakor ini, akan dijadikan poin utama pemerintah pusat, dan akan dikawal terus untuk quick win yang mempermanenkan pertumbuhan Kaltim maupun Kalimantan secara keseluruhan,” tambah Yudi.

Sedangkan menurut Chief Economist dan Directur for Investor Relation PT Bahana TCW Budi Hikmat mengatakan, sebagai salah satu pembicara dalam Rakor BI di Balikpapan ini, dirinya akan memberikan materi bagaimana mengantisipasi menurunnya ekonomi dan cara mengatasinya dengan berinvestasi.

“Menabung bukanlah cara untuk meningkatkan atau menumbuhkembangkan ekonomi masyarakat, tetapi investasi lah yang bisa mengatasi masalah ekonomi di daerah,” ujarnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button
.