UNTUK DINIKMATI & DIJAGA: Sarana sederhana yang penuh manfaat. Taman kota untuk hiburan warga.
Salah satu taman yang sedang naik daun dan jadi perhatian banyak pihak adalah Taman Tiga Generasi. Dibangun perlahan sejak 2012 lalu, taman ini bak gula yang mengundang semut-semut, semakin manis dan kian menunjukkan kemolekannya. Perlahan namun pasti, warga berduyun-duyun menikmatinya.
There’s a growing famous place, its name is Three-Generation Park. Built in 2012, it has been gathering people’s attention. People love being there.
Minggu malam, 14 Desember 2014, makin lengkap kecantikan taman ini dengan puluhan lampu lampion disebar oleh Dinas Pariwisata. Pemkot melaunching lampu-lampu lampion berwarna warni untuk membuat taman ini semakin gemerlap di malam hari.
On Monday night december 22th, 2014, this park was installed with dozens of lantern by Tourism Board. They put many colorful lanterns to sparkle the night in here.
MAJALAH DISCOVER pernah mengulas tentang potensi hutan lindung dan hutan kota pada Januari 2012 dan Januari 2013. Juga, satu edisi khusus tentang Taman Kota pada Agustus 2013 lalu. Di edisi berjudul “Menikmati Taman Kota” itu, DISCOVER mengajak masyarakat menelusuri taman-taman yang penuh pepohonan dan fasilitas rekreasi keluarga, juga menjadi tempat bersantai sambil menikmati kuliner khas. Di antaranya ada Taman Bekapai, Taman Lalu Lintas dan Taman Wiluyo Puspoyudo. Taman Tiga Generasi, kala itu, memang “belum lahir”.
The article about city parks was published by Discover Balikpapan in January 2012, January 2013 and August 2013. We were picturing the beauty of parks in Balikpapan, but at that time, Three-Generation Park was not ready.
Taman Tiga Generasi terletak di Jl Ruhui Rahayu, seberang Dome Balikpapan, atau tepatnya di depan SMA 5 Balikpapan. Namanya merepresentasikan fungsinya. Di lahan seluas 1,5 hektare itu, ada fasilitas untuk anak, dewasa dan orang tua yang terbagi dalam tiga zona.
Three-Generation Park is located in Jl Ruhui Rahayu, across Dome Balikpapan, near SMA 5 Balikpapan. Its name reflects its characteristic. In a 1,5ha space, the park is divided into three zone, each for children, adult, and senior citizens.
LAUNCHING OLEH WALIKOTA: Taman Tiga Generasi Resmi Dibuka
Kaum lanjut usia, akan dipuaskan dengan fasilitas di Zona A. Di sini ada sarana terapi batu refleksi. Batu kecil berbentuk bulat lonjong yang ditata berderet rapi. Lazim ditemukan pemandangan di mana kaum uzur berjalan memutari kawasan ini bertelanjang kaki, dan sebagian tampak berjalan dituntun anaknya pada sore hari. Terapi refleksi ketika bebatuan menekan-nekan telapak kaki memicu relaksasi. Pakar pengobatan tradisional Prof Hembing Wijayakusuma menyebut, tekanan batu pada telapak kaki memberikan rangsangan bioelektrik pada organ tubuh yang berhubungan dengan titik syaraf telapak kaki, dan memperlancar aliran darah sehingga tubuh menjadi segar.
Senior citizen is provided with facilities in Zone A. There is a pebblereflection facility. Senior citizens usually walk bare-footed on this facility, some even being supported by their children. This reflection therapy works as giving relaxation as the pebbles press the sole. The late Professor Hembing Wijayakusuma, expert in traditional medicine, said that the pressure ignite bioelectric stimulation that makes the body feel fresh.
Efeknya, sirkulasi penyaluran nutrisi dan oksigen ke sel-sel tubuh menjadi lancar, dan tubuh mampu mengalami kondisi keseimbangan ideal. Setiap organ tubuh memiliki keterhubungan dengan titik-titik syaraf yang terdapat pada telapak kaki. Organ jantung, paru-paru, lambung, dan hati — total ada 36 titik syaraf telapak kaki yang masing-masing menghubungkan anggota-anggota tubuh tertentu.
Its effect soothen the nutrition and oxygen distribution throughout the body. It makes our body reaches its balance. Every organ has connection to nerve points on sole. In total of 36 nerve points to make our body healthy.
Ini seperti “tempat berobat gratis”. Anjuran pakar kesehatan agar melakukan terapi semacam ini di ruang yang bersih, nyaman, tenang, dan memiliki sirkulasi udara yang baik, terpenuhi di Taman Tiga Generasi. Namun, perlu juga dicatat saran dari Prof Hembing tentang terapi ini, yakni, sebaiknya jangan melakukan terapi di saat telapak kaki sedang terluka. Anjuran lainnya, berjalan bertahap cukup sekitar 30 menit. Ada perbedaan antara terapi untuk pencegahan penyakit, dan terapi mengatasi gangguan penyakit, di mana terapi pengobatan dianjurkan untuk lebih sering ketimbang pencegahan.
People say this is free health treatment. Health expert suggests that conducting this treatment in a clean, comfortable, calm and good air circulation space. It is available in Three-Generation park. Though, we have to remember not to do this treatment when we have open wound on our sole.
TENANG: Saat malam sudah semakin larut dan warga sudah beranjak, pendar cahaya lampu di taman ini masih “bekerja” memamerkan keindahannya.
Zona A sekaligus menjadi zona utama. Letak kolam air mancur yang menjadi magnet keindahan taman ada di sini. Sore hari, sejumlah warga berolahraga dan jogging memutari taman. Sebagian duduk bercengkrama di sekitar kolam.
Zone A is the main zone of the park. It has a fountain that attracts people. In the late afternoon, many people do sport and jog around the park, while some only sits around.
Pada malam hari, kawasan ini menjadi magnet bagi semua usia, didominasi keluarga yang mengajak serta anak-anak dan balitanya. Permainan khas seperti becak, sepeda mini dan skuter yang dilengkapi kerlip lampu, pesawat gabus dan baling-baling putar, serta memancing ikan plastik menjadi daya tarik tersendiri. Sepanjang ketertibannya terjaga, orang tua dan anak tampak terhibur dengan keberadaan penjaja mainan itu.
In the night, this is a magnet in attracting people, dominated by families with their children. There are several rides here such as becak, mini bike, sparkling scooters, Styrofoam planes, and fishing dummy fish. Those are the amusing part of the park.
Zona yang menjadi tempat anak-anak kelak akan dipusatkan di di zona B. Kini, pembangunan sedang dituntaskan dan akan dilengkapi taman bermain. Mushala dan toilet akan ditempatkan di zona ini, mengingat letaknya berada di tengah: zona B akan menjadi penghubung zona A dan C di taman ini. Sementara Zona C, diperuntukkan bagi zona dewasa / umum dan akan dilengkapi dengan taman bacaan. Zona ini merepresentasikan zona pendidikan. Aktifitas belajar bisa dilakukan di zona ini, dan untuk itu dilengkapi koneksi wifi.
Zone B is intended for children. They have mushalla, toilet and playing ground. The zone connects Zone A and Zone C. Zone C is intended for adults, in which there are reading zone with wifi connections.
PENJAGA TAMAN: Burung-burung merpati dan sarangnya, menjadi pelengkap di tengah taman.
Keberadaan zona anak adalah upaya untuk menjaga kota ini sebagai daerah dengan predikat Kota Layak Anak. Keberadaan fasilitas bermain di taman terbuka bagian dari pemenuhan hak-hak anak, yakni, berhak memperoleh sarana bermain yang memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan.
Zone B exist as a means to support the city motto; Kota Layak Anak (Child-Friendly City). The park helps to fulfill the children’s right of open space to play safely and healthily.
Melalui taman ini, pemerintah memberi sinyal, ketika banyak kota di Indonesia masih minim ketersediaan ruang publik yang memiliki taman bermain, di Balikpapan kebutuhan anak-anak terus ditingkatkan sesuai amanat undang-undang Perlindungan Anak Indonesia.
This is a signal from government that Balikpapan has open public space for children, compared to other city. These kinds of facilities are enhanced as instructed by Indonesia’s Child Protection Act.
Ketua Komisi Nasional Anak, Seto Mulyadi (Kak Seto), pernah menyebut bahwa kawasan bermain di mall atau taman- taman bermain, bukanlah konsep ideal bagi kawasan ruang bermain anak. Selain komersial, Kak Seto menyebut, juga terkesan diskriminatif karena hanya kalangan berekonomi cukup yang bisa mengaksesnya. “Yang dibutuhkan anak adalah udara udara segar dan tempat lapang agar anak bisa berlari-lari dan berkejar-kejaran,” ujar Kak Seto. “Itu berguna bagi pertumbuhan fisik anak dan baik pula untuk perkembangan jiwanya. Bebas, lepas dan lebih kreatif!” tegas pemerhati dan pencinta anak ini.
Kak Seto (Chief of National Commission for Children) once said that children need fresh air and open space just to run around and playing chase-and-run. This will benefit their physical and mental growth.
HIBURAN ANAK: Bermain bebas di taman terbuka, sangat baik bagi pertumbuhan fisik anak dan perkembangan jiwanya.
Secara umum, penambahan fasilitas taman -taman kota menunjukkan kota ini begitu peduli akan keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Jika menurut UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebutkan bahwa RTH minimal harus memiliki luasan 30% dari luas total wilayah (dengan porsi 20% sebagai RTH publik) maka Balikpapan sudah mencapai itu. Keindahan kota ini tak lepas dari jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang melebihi standar Badan Lingkungan Hidup (BLH) — yakni 42% dari luas kota.
Generally, the addition of city parks shows the care toward Green Open Space (Ruang Terbuka Hijau). According to Act no 26 year 2007 about Landscape Design, every city needs to have at least 30% of their land as Green Open Space. While in Balikpapan, It reached 42% already.
MAKIN LAMA MAKIN RINDANG: Jika terus dijaga dan dilestarikan, pepohonan di taman ini akan sangat nyaman dan asri.
RTH Kota Balikpapan terdiri dari kawasan Hutan Lindung Sungai Wain, Kebun Raya Balikpapan, Hutan Kota Pertamina dan taman-taman kota seperti Taman Tiga Generasi, serta taman-taman di median jalan. Jika ditinjau dari rasio luas lahan yang dibangun dengan RTH, maka Balikpapan memiliki persentase di atas nilai standar BLH yang menentukan luas lahan untuk RTH.
Balikpapan Green Open Space includes Sungai Wain Forest, Kebun Raya Balikpapan, Hutan Kota Pertamina and city parks such as Three Generation park, as well as the other parks. Balikpapan has the percentage above the Environment Board to determine the space for Green Open Space.
Mewujudkan hal itu butuh perjalanan panjang dan komitmen para pemimpin daerah. Begitu banyak peraturan dibuat, seperti pola ruang 52% Kawasan Lindung dan 48% Kawasan Budidaya dan tidak menyediakan ruang untuk wilayah pertambangan, masih berlaku hingga sekarang.
To fulfill it, it takes a long time and the leader’s commitment. There are many regulations enacted such as 52% Restricted Area and 48% Productive Area, as well as not giving permission to mining business.
Topografi Balikpapan yang berbukit-bukit dan jenis tanah pada beberapa kawasan yang didominasi kontur mudah bergeser terkena erosi, membutuhkan penanganan serius untuk mencapai visi kota yang berwawasan lingkungan. Konsistensi tentang perawatan lingkungan itu bukan hanya dirasakan warga, namun juga diapresiasi banyak pihak dan diganjar penghargaan berskala nasional dan internasional. Penerapan Inovasi Manajemen Perkotaan (IMP) di bidang penataan ruang terbuka hijau, kota ini meraih prestasi gemilang. Balikpapan menduduki peringkat pertama sebagai kabupaten/kota terbaik se Indonesia.
Balikpapan’s topography containing many hills, potential of erosion, needs serious care to reach environmentally safety city. The consistency for environmental care is awarded in Green Open Space Landscaping. Balikpapan has the first rank as the best city in Indonesia.
Selain itu, penghargaan ASEAN Environment Sustainable City (ESC), di mana kota ini dinilai mampu menjaga penataan lingkungan kota secara berkelanjutan, khususnya terkait clean land, clean water dan clean air, juga inovasinya dalam pengelolaan dan pemanfaatan sampah. (aden)
Balikpapan has also been awarded in ASEAN Environment Sustainable City( ESC) as a city capable of maintaining sustainable city management, especially in clean land, clean water and clean air as well as its innovation in waste management and utilization. [*/end]
Source : Majalah DISCOVER BALIKPAPAN Edisi ke-38 Januari 2015