Tips Kerja dari Rumah yang Aman dari Ancaman Siber Saat PSBB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menarik rem darurat dan kembali memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Ini artinya bakal banyak pegawai kantoran di Jakarta yang akan kembali kerja dari rumah.
Hal ini tentunya menjadi ancaman tersendiri bagi keamanan perusahaan, utamanya soal kerahasiaan data yang selama ini hanya diakses secara internal, atau lewat intranet, dan bakal berubah bakal diakses lewat internet.
Karyawan yang bekerja dari rumah juga bakal menjadi titik lemah dari keamanan siber sebuah perusahaan, karena terhubung ke jaringan perusahaan lewat ‘jalur umum’, yang tingkat keamanannya tak bisa diprediksi.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, baik oleh karyawan maupun perusahaan, yang memberlakukan kerja dari rumah alias WFH itu. Dihimpun detikINET, Sabtu (12/9/2020) berikut adalah tips dari pengamat keamanan siber dari Vaksincom Alfons Tanujaya:
- Hindari koneksi WiFi publik dan usahakan menggunakan WiFi sendiri yang lebih terpercaya, termasuk tethering dari ponsel pribadi. Jika memang terpaksa menggunakan WiFi publik, maka amankan koneksi Anda menggunakan VPN yang terpercaya.
- Gunakan VPN terpercaya yang berbayar setiap kali terhubung ke WiFi untuk mengenkripsi transmisi data, agar data tersebut tak bisa dibaca meski sudah disadap.
- Pisahkan komputer untuk kerja dari rumah dan komputer pribadi. Dengan cara ini anda bisa menekan risiko bocornya data perusahaan dengan tak mengunduh dan menyimpan data kantor di komputer pribadi.
- Pakai two factor authentication (otentikasi dua tahap) untuk menjaga kredensial, dan juga pakailah aplikasi password manager untuk mengelola password dari berbagai akun yang dimiliki.
- Maksimalkan enkripsi untuk melindungi data. Pastikan email yang dikirim terenkripsi, dan juga data yang tersimpan di komputer kerja pun terenkripsi. Jadi, jika sampai komputer tersebut dicuri, data yang ada di dalamnya tak bisa diakses.
- Jangan sembarangan mencolok flash disk atau USB drive ke komputer kerja. Karena bisa saja flash disk tersebut mengandung malware yang bisa menyerang jaringan perusahaan.
Source : https://inet.detik.com/