
GODISCOVER.CO.ID – Fenomena penampakan bola api yang melintas di langit Cirebon, Jawa Barat, pada Rabu (22/5/2024) malam, sempat membuat geger masyarakat. Video dan laporan mengenai cahaya terang yang disertai suara dentuman pun ramai beredar di media sosial. Menanggapi hal ini, Peneliti dari Pusat Riset Antariksa Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang, memberikan penjelasan.
Berdasarkan analisis awal, Andi menyatakan bahwa benda langit yang terlihat tersebut bukanlah meteor berukuran besar. Ia mengidentifikasinya sebagai meteoroid, yaitu batuan atau puing antariksa yang berukuran lebih kecil dari asteroid.
“Objek yang melintas di langit Cirebon adalah meteoroid, bukan meteor dalam pengertian awam yang berukuran besar,” jelas Andi seperti dikutip dari laman resmi BRIN, Jumat (24/5/2024).
Andi memaparkan, meteoroid yang memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi akan mengalami gesekan yang sangat kuat dengan partikel udara. Gesekan inilah yang menimbulkan panas hebat dan menyebabkan benda tersebut terbakar. Peristiwa pembakaran inilah yang terlihat dari Bumi sebagai jalur cahaya terang, yang secara ilmiah disebut sebagai meteor.
“Jika meteoroid tidak habis terbakar sepenuhnya di atmosfer dan sisanya mencapai permukaan Bumi, maka sisa benda itulah yang disebut meteorit,” tambahnya. Dalam konteks kejadian di Cirebon, meteoroid tersebut diduga telah habis terbakar di atmosfer, sehingga tidak ada bagian yang jatuh ke tanah sebagai meteorit.
Mengenai laporan suara dentuman yang menyertai penampakan cahaya tersebut, Andi menjelaskan bahwa hal itu merupakan fenomena yang wajar. Suara tersebut bisa berasal dari sonik boom yang dihasilkan ketika meteoroid melintas dengan kecepatan melebihi kecepatan suara di atmosfer. Getaran dari gelombang kejut inilah yang sampai ke permukaan Bumi dan terdengar sebagai dentuman.
Selain itu, suara gemuruh juga dapat dihasilkan dari proses pecahnya meteoroid di atmosfer karena tekanan yang tidak stabil. Kombinasi dari kedua mekanisme inilah yang kemungkinan besar menyebabkan masyarakat sekitar mendengar suara ledakan atau gemuruh.
Dengan penjelasan ini, BRIN berharap dapat menenangkan masyarakat dan memberikan pemahaman yang lebih ilmiah mengenai fenomena langit yang terjadi. Kejadian semacam ini merupakan peristiwa alam yang umum dan menjadi bagian dari dinamika antariksa di sekitar Bumi.