Keracunan Massal di Martapura, Diduga Akibat Makanan dan Minuman Terkontaminasi Bakteri
Investigasi Dinas Kesehatan mengungkapkan titik kritis pencemaran terjadi di area dapur penyedia makanan, yang menjadi biang keladi puluhan korban.

GODISCOVER.CO.ID – Kasus keracunan massal yang menggemparkan masyarakat Martapura, Kalimantan Selatan, akhirnya mulai menemui titik terang. Berdasarkan investigasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar, insiden yang menimpa puluhan orang diduga kuat disebabkan oleh konsumsi air dan makanan yang telah terkontaminasi bakteri patogen.
Titik kritis pencemaran tersebut, menurut laporan investigasi, berasal dari dapur salah satu penyedia makanan. Temuan ini menjawab teka-teki penyebab puluhan korban mengalami gejala keracunan usai menghadiri acara yang diselenggarakan oleh Majelis Baitul Gambur (MBG) di Martapura.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, dr. Muhammad Rizki Amalia, mengonfirmasi bahwa tim investigasi telah mengambil sampel dari berbagai titik. Sampel yang diambil mencakup air minum, air yang digunakan untuk produksi makanan, serta sejumlah bahan pangan seperti santan dan ikan.
“Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya bakteri dalam sampel air dan makanan yang kami ambil dari dapur tempat produksi. Inilah yang kami duga sebagai sumber utama kontaminasi,” jelas Rizki, seperti dikutip dari prokal.co.
Temuan ini mengarah pada kesimpulan bahwa praktik pengolahan makanan yang kurang higienis di dapur tersebut menjadi “biang kerok” dari kejadian luar biasa (KLB) keracunan massal ini. Bakteri yang mencemari bahan-bahan tersebut kemudian dikonsumsi oleh peserta acara, memicu reaksi keracunan.
Insiden keracunan ini telah memakan puluhan korban. Sebanyak 27 orang dilaporkan sempat menjalani perawatan intensif di sejumlah pusat layanan kesehatan, termasuk RSUD Ratu Zalecha Martapura. Gejala yang dialami korban konsisten dengan keracunan makanan, seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut.
Meskipun sempat membuat khawatir, kondisi sebagian besar korban dilaporkan telah stabil dan membaik setelah mendapatkan penanganan medis yang cepat dan tepat. Hingga laporan ini dibuat, proses pemulihan para korban masih terus dipantau oleh pihak berwenang.
Menyikapi temuan ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar tidak hanya berhenti pada investigasi. Pihak berwenang akan memberikan pembinaan dan pengawasan yang lebih ketat terhadap hygiene dan sanitasi di seluruh jasa boga atau dapur katering yang beroperasi di wilayahnya.
Kejadian ini diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, terutama para pelaku usaha di bidang pengolahan makanan. Penerapan standar kebersihan yang tinggi, mulai dari pemilihan bahan baku, proses memasak, penyimpanan, hingga pendistribusian, merupakan kunci untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan.
Masyarakat juga diimbau untuk selalu menjaga kebersihan dan keamanan pangan di rumah masing-masing, serta waspada terhadap makanan yang tampak atau berbau tidak normal.