Peneliti telah menemukan sisa-sisa benua kuno yang tersembunyi jauh di bawah es Antartika. Benua itu ditemukan melalui satelit pemetaan gravitasi Badan Antariksa Eropa (ESA).
Melalui satelit tersebut, peneliti bisa mengintip apa saja yang ada di bawah es dan memetakan medan di bawahnya.
Hasilnya yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports itu mengungkap bahwa ada bentang alam yang telah lama hilang dan berisi dengan kraton atau bagian stabil lempeng benua yang merupakan sia-sisa benua kuno. Kraton merupakan bagian dari litosfer yang terdiri dari kerak dan mantel bagian atas.
Satelit pemetaan ESA dan satelit Ocean Circulation Explorer (GOCE) diluncurkan tahun 2009 untuk mengukur tarikan gravitasi Bumi.
Namun, selama tahun terakhir operasinya, satelit tersebut diterbangkan pada ketinggian 254 kilometer saja. Pada ketinggian tersebut, satelit itu bisa melakukan pengukuran yang sangat akurat terhadap gradien gravitasi lokal.
Dengan menggunakan data ini, tim mampu membuat gambar 3D dari potongan-potongan litosfer di bawah Antartika, termasuk kraton.
“Kraton merupakan bagian kuno litosfer dan membentuk inti tertua dari benua-benua. Memahami struktur dan keberadaan mereka menjadi jawaban kunci untuk mengungkap sejarah awal Bumi. Selain itu, juga untuk mempelajari evolusi Bumi yang menghubungkan dengan iklim dan masa depan planet ini,” kata Jörg Ebbing dari Kiel University, Jerman seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (7/11/2018).
Ebbing juga menyebut bahwa temuan ini sekaligus membuka pandangan mengenai perbedaan antara Antartika Timur dan Barat.
“Data kami tampaknya menunjukkan bahwa Antartika Timur bukan hanya terdiri dari satu kraton saja, tetapi merupakan gabungan bagian-bagian dari kraton. Pengamatan ini mengarah kembali pada pecahnya benua super Gondwana dan hubungan Antartika dengan benua sekitarnya,” ujar Ebbing lagi.
Temuan baru juga menunjukkan bahwa Antartika Barat memiliki kerak dan litosfer yang lebih tipis daripada Antartika Timur.
Selanjutnya, peneliti berharap agar temuan ini bisa membantu mereka memahami lempeng tektonik yang membentuk planet kita.
“Dengan mengumpulkan data tentang litosfer Antartika, para peneliti akan dapat lebih memahami struktur benua yang membeku, memungkinkan peneliti memahami bagaimana hal itu dapat merespons perubahan iklim di abad-abad mendatang,” tambah Fausto Ferraccioli, dari British Antarctic Survey.
Source : Sains Kompas